Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia gagal meraih juara di Piala AFF 2020. Tim besutan Shin Tae-yong ini kalah dengan agregat 2-6 di partai final dari Thailand. Ini merupakan kegagalan Indonesia untuk kali keenam dalam laga final turnamen dua tahunan tersebut.
Meski demikian, kali ini kegagalan Indonesia masih disertai harapan lantaran mayoritas pemain yang ditampilkan Shin Tae-yong adalah pemain muda.
Pratama Arhan, Asnawi Mangkualam, Alfeandra Dewangga, Witan Sulaeman, Elkan Baggott, Rizky Ridho, Ramai Rumakiek Egy Maulana dan lainnya masih masuk kategori U-23.
Tak hanya itu, banyak yang memandang Indonesia dengan sebelah mata sebelum Piala AFF bergulir. Sebab, mayoritas tim kuat Asia Tenggara sepert Thailand, Vietnam, Malaysia dan Singapura membawa skuat yang lebih berpengalaman. Empat negara itu lebih difavoritkan ketimbang Indonesia.
Namun dengan permainan tanpa lelah ditambah variasi strategi Shin Tae-yong bisa membalikkan prediksi itu. Meski gagal jadi juara, Indonesia hanya menelan sekali kekalahan, tiga imbang dan empat kemenangan.
Hanya juara Piala AFF, Thailand yang memberikan sekali kekalahan tapi dengan skor telak 0-4 kepada Indonesia. Sedangkan dua tim favorit, Singapura dan Malaysia bisa dipermalukan. Sementara Vietnam ditahan 0-0.
Dari perjalanan Piala AFF, Bola.com merangkum lima komentar menarik tentang Timnas Indonesia. Mulai dari dipandang sebelah mata, hingga saran final kedua tak perlu dimainkan.
Timnas Indonesia Dianggap Kurang Berpengalaman
Jelang Piala AFF digelar, fans Timnas Indonesia dibuat panas dengan komentar mantan bomber Timnas Malaysia, Safee Sali. Penyerang yang sempat bermain di Indonesia bersama Pelita Jaya itu menyebut pasukan Shin Tae-yong kurang berpengalaman.
“Ini adalah grup yang sulit ketika Vietnam dan Malaysia berbago grup dengan Indonesia, Laos dan Kamboja,” katanya di media Vietnam, Zing.
“Untuk memperebutkan posisi dua besar, tidak hanya butuh keahlian, namun juga semangat juang. Timnas Indonesia membawa tim muda dan potensial ke Piala AFF. Namun, ketimbang dengan para pesaingnya, pemain muda itu masih kurang pengalaman,” tegas striker yang kini membela Kuala Lumpur City tersebut.
Pelatih Vietnam Tantang Main Offensive
Laga lawan Vietnam di matchday ketiga Grup B Piala AFF, 15 Desember lalu terasa sangat krusial bagi Indonesia. Vietnam lebih diunggulkan karena status juara bertahan. Pelatih Vietnam, Park Hang Seo juga menantang agar Indonesai tampil menyerang di laga tersebut.
“Ketika melawan Kamboja dan Laos (dua laga awal di fase Grup A), Indonesia adalah tim yang kuat. Jadi mereka bermain dengan tekanan tinggi. Bermain menyerang dan banyak risiko. Jangan meremehkan Kamboja dan Laos. Tetapi faktanya, Indonesia kebobolan lawan dua tim itu. Saya pikir itu adalah kelemahan mereka. Saya ingin Indonesia main menyerang. Itu akan lebih bagus untuk kami,” tegas Park.
Faktanya, Indonesia menerapkan sistem parkir bus dengan memasang 5 pemain belakang. Hasilnya,laga ini berakhir imbang 0-0 dan jadi salah satu poin kunci untuk lolos sebagai juara Grup B.
Pelatih Malaysia Sebut Indonesia Main Aman
Duel pamungkas Grup B Piala AFF melawan Malaysia, 19 Desember 2021 disebut sebagai performa terbaik Indonesia. Mereka menang telak 4-1 di laga ini. Skor meyakinkan yang membuat Indonesia lolos sebagai juara Grup B.
Namun sebelum laga ini dimulai, pelatih Malaysia Tan Cheng Hoe memprediksi Indonesia bakal main aman. Mengingat mereka hanya butuh hasil imbang untuk lolos. Tapi kenyataan di lapangan, 4 gol berhasil dicetak Indonesia ke gawang Malaysia.
“Malaysia memiliki kekurangan poin dan harus menang. Saya prediksi Indonesia akan main bertahan untuk membuat hasil imbang. Yang diinginkan Indonesia hanya poin,” tegas pelatih berkacamata ini.
Eks Winger Singapura Sebut Indonesia Punya Rekor Buruk
Di fase semifinal, Indonesia bertemu Singapura. Laga yang tak mudah karena tuan rumah selalu punya semangat lebih untuk menang. Mereka tak ingin malu di kandang sendiri.
Tapi kenyataannya, Indonesia melewati hadangan Singapura. Eks winger timnas Singapura, M. Ridhuan juga memprediksi langkah Indonesia terhenti di sini.
Namun hasil di lapangan berbeda. .Pertemuan pertama, berakhir imbang 1-1 terjadi. Tapi leg kedua, Indonesia tampil rapi dan menekuk Singapura 4-2 lewat lewat extra time.
“Tentu saya jagokan Singapura. Tapi partai itu akan sangat seru. Cuma, rekor baik antara pertemuan dengan Indonesia, Singapura lebih unggu,” kata M. Ridhuan yang sempat membela klub Indonesia Arema FC ini.
Kalah Telak, Final Leg Kedua Tak Perlu Digelar
Indonesia menelan kekalahan telak 0-4 dari Thailand di final leg pertama Piala AFF 2020. Hal ini membuat mantan bek timnas Vietnam, Nguyen Manh Dung menganggap final kedua tak menarik lagi karena Indonesia sudah kalah jauh.
Baik dari kekalahan yang diderita dan kualitas permainannya tidak sebanding dengan Thailand. Tapi, Indonesia masih berjuang keras di leg kedua dan laga berakhir imbang 2-2. Pertandingan tetap menarik karena Indonesia sempat unggu cepat.
“Sebelum laga ini (final kedua) saya dan rekan profesional lain juga berharap final hanya akan digelar satu laga saja. Kemudian kualitas pertandingan aka ditingkatkan. Laga leg kedua hanya untuk kepentingan tuan rumah dan panitia,” kata Nguyen Manh Dung.
“Tetapi sekarang ketika kualitas dua tim terlampau jauh, saya tidak akan menonton leg kedua,” sambungnya.
Baca Juga