Bola.com, Singapura - PSSI masih tidak terima empat pemain Timnas Indonesia dilarang bermain pada final Piala AFF 2020. Keempatnya adalah Elkan Baggott, Victor Igbonefo, Rizky Dwi Febrianto, dan Rizky Ridho.
Pemerintah Singapura mencekal keempatnya untuk bermain bersama Timnas Indonesia melawan Thailand karena pelanggaran aturan gelembung.
Minus Baggott, Igbonefo, Rizky Dwi, dan Rizky Ridho, Timnas Indonesia hanya mampu bermain imbang 2-2 kontra Thailand pada leg kedua partai puncak Piala AFF di National Stadium, Kallang, Sabtu (1/1/2022) malam WIB.
Tim berjulukan Skuad Garuda itu gagal menjuarai Piala AFF setelah kalah agregat 2-6 dari Singapura.
Sekjen PSSI, Yunus Nusi mengungkapkan kasus pelanggaran bubble oleh empat pemain Timnas Indonesia bermula dari laporan pihak Hotel Orchard kepada Pemerintah Singapura.
Timnas Indonesia menginap di hotel bintang empat itu sepanjang Piala AFF di Singapura pada 5 Desember 2021-1 Januari 2022.
Aturan Bubble Setengah-setengah
Yunus Nusi komplain kepada Pemerintah Singapura karena aturan bubble tidak mencakup terhadap keseluruhan elemen, melainkan hanya kepada para pemain Timnas Indonesia.
Pria asal Gorontalo itu bercerita bahwa Hotel Orchard menerima tamu umum dan pengunjung bebas berkeliaran. Padahal Timnas Indonesia tengah menjalani bubble di sana.
Giliran Baggott, Igbonefo, Rizky Dwi, dan Rizky Ridho keluar hotel untuk membeli kebutuhan sehari-hari, Pemerintah Singapura dengan gerak cepat menghukum keempatnya.
"Dari pihak hotel melaporkan kepada Pemerintah Singapura bahwa empat pemain Timnas Indonesia keluar dari hotel dan belanja ke luar," kata Yunus Nusi kepada Bola.com, Sabtu (1/1/2022) malam WIB.
"Kebetulan di hotel itu juga ada akses ke mall. Kami protes keras karena di hotel itu hanya ada satu peserta Piala AFF, yaitu Timnas Indonesia, namun tamu umum lainnya bebas keluar masuk hotel."
"Kami melakukan protes karena menganggap ini diskriminatif. Mengapa? Karena kenapa hanya Timnas Indonesia yang diberikan sanksi untuk belanja keluar, sementara para tamu-tamu lainnya, bahkan satu lantai dengan Timnas Indonesia, dibiarkan begitu saja. Itu yang kami tidak terima," jelasnya.
Timnas Indonesia Sudah Didenda Rp105 Juta
Kejadian itu berlangsung pada 15 Desember 2021 dan Timnas Indonesia telah dijatuhkan denda oleh Komisi Disiplin (Komdis) AFF sebesar 10 ribu dolar Singapura atau setara dengan Rp105 juta.
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong juga geram dengan Pemerintah Singapura dan memilih untuk membongkar longgarnya protokol kesehatan dalam format bubble Piala AFF.
"Masalahnya, banyak tamu umum di hotel tempat kami menginap, tepatnya di lantai tujuh dan delapan," kata Shin Tae-yong dalam konferensi pers setelah melawan Thailand, Sabtu (1/1/2022) malam WIB.
"Bahkan pada akhir pekan, ada orang-orang yang mabuk karena berpesta, seperti pesta pernikahan. Itu yang membuat istirahat kami terganggu," jelas Shin Tae-yong.
Sehari sebelum bertanding melawan Thailand, Pemerintah Singapura melalui Kepala Singapore Sport Institute, Su Chun Wei mengirimkan surat kepada PSSI pada Jumat (31/12/2021) untuk melarang empat pemain Timnas Indonesia itu bermain.
"Sangat-sangat mengecewakan. Sebelum itu, saya memang berterima kasih banyak kepada Pemerintah Singapura dan Asosiasi Sepak Bola Singapura karena bersedia menjadi tuan rumah Piala AFF di tengah pandemi COVID-19," papar Shin Tae-yong.
"Namun, secara administrasi, sangat mengecewakan. Banyak masalah di tengah-tengah bubble. Pagi ini saya dikabarkan bahwa empat pemain saya tidak bisa bermain. Masalah ini terjadi pada 15 Desember 2021."
"Memang terlalu sumpek di kamar terus. Namun, keluar sebentar saja dan diberikan peringatan dan denda seharusnya sudah oke. Untuk ke depannya, harus ada perbaikan di masalah-masalah seperti ini supaya kami bisa fokus dalam pertandingan," ucapnya.
Beli Alat Mandi
Niat hati membeli peralatan mandi, tapi malah berujung sanksi. Keempat pemain Timnas Indonesia itu disebut keluar hotel hanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
"Sebenarnya sederhana saja. Di Hotel Orchard itu, anak-anak kan tinggal lama di situ, sebagian keperluan harian anak-anak habis," ucap manajer Timnas Indonesia, Sumardji ketika dihubungi Bola.com, Sabtu (1/1/2022) malam WIB.
"Seperti sabun, pasta gigi, dan sikat gigi. Mereka tidak menyiapkan itu dan tidak disiapkan juga untuk itu. Anak-anak ini keluar untuk beli itu saja, lalu kembali lagi ke hotel. Mereka keluar tidak lama, kan dekat juga dari hotel. Cuma 5-10 menit kok. Namun, begitu keluar dari lobi dan hotel sudah dikatakan melanggar bubble. Memang benar sih."
"Menurut saya, keputusan ini berlebihan. Kenapa harus keputusan itu? Kan kami sudah disanksi 10 ribu dolar Singapura oleh Komdis AFF. Mereka sudah memutuskan."
"Namun, kenapa pemerintah Singapura juga menghukum keempat pemain itu tidak boleh bermain? Bagaimana ini? Dari tadi pagi kami sudah mencoba berkoordinasi dengan FAS dan AFF. Kami juga sudah rapatkan bersama-sama dengan pengurus PSSI."
"Kalau ditanya pelanggarannya apa, itu saja. Saya yakin dan percaya bukan hanya 1, 2, 3 atau empat orang, tim lain saya yakin juga pasti ada. Tidak mungkin tidak ada. Kan tidak mungkin kebutuhan pribadi seperti itu dibelikan oleh orang lain. Itu kan persediaan buat sendiri," ujar Sumardji.
Pembelaan Elkan Baggott
Elkan Baggott membela diri. Bek berusia 19 tahun itu merasa tidak menyalahi aturan gelembung dalam Piala AFF 2020 di Singapura.
Baggott mengunggah, lalu menghapus dan kembali memosting klarifikasi buntut dari kegaduhan ini melalui akun Instagramnya, @elkanbaggott pada Sabtu (1/1/2022) malam WIB.
"Saya ingin menjelaskan sesuatu kepada para penggemar. Kami sama sekali tidak tahu bahwa kami melanggar aturan," kata Baggott.
"Ofisial kami bilang kepada kami dan saya mengutip 'Anda diperbolehkan keluar dari hotel untuk berjalan-jalan mencari udara segar dan membeli kebutuhan pokok dari Seven Eleven'."
"Oleh karena itu, kami meninggalkan hotel dengan asumsi kami tidak melanggar aturan gelembung. Jadi, apa yang digambarkan di media seolah-olah kami bersalah padahal tidak demikian," imbuh Baggott.
Baca Juga