Bola.com, Kuala Lumpur - Tan Cheng Hoe akhirnya bersuara setelah memutuskan mundur dari jabatannya sebagai pelatih Timnas Malaysia. Tan Cheng Hoe menegaskan, keputusan itu murni atas keinginan pribadi bukan dijadikan tumbal kegagalan di Piala AFF 2020.
Tan Cheng Hoe memutuskan mundur dari Timnas Malaysia pada Senin (3/1/2022). Banyak pihak yang menuding Tan Cheng Hoe mundur karena dijadikan tumbal dari kegagalan Skuad Harimau Malaya di Piala AFF 2020.
Timnas Malaysia asuhan Tan Cheng Hoe itu gagal menembus semifinal Piala AFF 2020. Safawi Rasid dkk. finis di peringkat ketiga klasemen akhir Grup B Piala AFF 2020, setelah dikalahkan Timnas Indonesia dengan skor 4-1 pada laga terakhir.
"Keputusan mundur itu dari hati saya dan tidak mudah memang untuk membuat keputusan krusial sepanjang karier saya sebagai pelatih. Akan tetapi, setiap pelatih harus melalui situasi ini," kata Tan Cheng Hoe seperti dikutip Berita Harian.
"Dalam sepak bola, pemain datang dan pergi, pelatih juga datang dan pergi. Itu sebabnya saya memuntuskan mundur untuk kebaikan sepak bola terutama tim nasional," tegas Tan Cheng Hoe.
Sepeninggalan Tan Cheng Hoe, posisi pelatih Timnas Malaysia belum terisi. Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) disebut masih mencari kandidat terbaik untuk memimpin Tim Harimau Malaya.
Tanggung Jawab
Tan Cheng Hoe menegaskan, dirinya mundur dari jabatan pelatih sebagai bentuk tanggung jawab dari kegagalan di Piala AFF 2020. Tan Cheng Hoe menjadikan pekerjaan sebagai tantangan dan harus mundur bila gagal menjawabnya.
"Saya tidak berpikir demikian. Tentu saja, saya menganggap itu sebagai tantangan bagi saya," ucap Tan Cheng Hoe.
"Sebagai pelatih, saya benar-benar mengincar sesuatu. Jika saya gagal, maka itu sebabnya saya mundur," tegas Tan Cheng Hoe.
Rapor Tan Cheng Hoe
Tan Cheng Hoe sebenarnya punya rapor yang tak buruk-buruk amat di Timnas Malaysia. Bersama Tan Cheng Hoe, Tim Harimau Malaya mengalami peningkatan yang signifikan.
Sejak diperkenalkan sebagai pelatih pada 2017, Tan Cheng Hoe sudah memimpin Malaysia dalam 40 pertandingan. Rinciannya adalah 20 kemenangan, empat kali imbang, dan 16 kekalahan.
Statistik kemenangannya pun mencapai 50 persen. Jadi, keputusan untuk mundur cukup dirasa mengejutkan untuk semua pihak.