Bola.com, Jakarta - Nama Septian David Maulana pantas masuk dalam daftar gelandang serang papan atas yang beredar di BRI Liga 1. Dalam 17 penampilan bersama PSIS Semarang musim ini, ia mengoleksi 2 gol.
Berkat aksinya itu, Laskar Mahesa Jenar pun jadi tim yang diperhitungkan para pesaing mereka pada setiap laga. Dalam channel Youtube Tiento Indonesia, Septian David Maulana mengungkap kunci di balik penampilan spartan dan konsisten yang diperlihatkan skuad PSIS.
"Skuad PSIS musim ini didominasi pemain muda yang sudah lama tampil bareng. Mereka juga pekerja keras serta didukung suasana kekeluargaan dalam tim," terang Septian yang pernah menimba ilmu di Uruguay bersama Sociedad Anonima Deportiva (SAD) Indonesia.
Itulah mengapa PSIS sempat lama bertahan di papan atas BRI Liga 1 sebelum bertengger di peringkat enam klasemen pada akhir putaran pertama.
Tim kebanggaan warga Semarang mengoleksi 27 atau hanya tertinggal dua angka dari Bali United, peringkat terbawah di zona elit BRI Liga 1. "Secara pribadi, saya berharap PSIS meraih hasil maksimal. Kalau bisa meraih trofi juara," tutur Septian.
Di level klub, pencapaian terbaik Septian adalah membawa Mitra Kukar, klub profesional pertamanya meraih trofi juara Piala Sudirman 2015.
Bersama tim nasional, ia menjadi bagian skuad Garuda saat menyabet medali perunggu Sea Games 2017 dan runner-up di ajang Aceh World Solidarity pada tahun yang sama.
Cerita Awal Karier
Pencapaian sementara Septian David Maulana itu merupakan buah dari keputusannya untuk mengikuti permintaan orang tua agar fokus pada satu cabang yakni sepak bola. Sebelumnya, Septian juga menggeluti cabang bulutangkis, tenis meja, bola dan biliar.
"Waktu itu saya masih kelas empat SD. Orang tua meminta fokus ke sepak bola dan memasukkan saya ke SSB Jati Diri," kata Septian.
Peruntungannya di sepak bola mulai terbuka ketika bersama SSB-nya mengikuti turnamen usia muda MUFC. Diajang itu, timnya berhasil menembus semifinal dan Septian terpilih menjadi pemain terbaik.
Ia pun mendapat panggilan mengikuti seleksi timnas U-16 yang akan berkiprah di Piala AFF U-16 Laos. Dari situ, namanya masuk dalam skuad SAD Indonesia yang berguru di Uruguay.
Sepulang dari Uruguay, Septian bergabung di timnas U-19. Pengalaman membela timnas U-19 jadi modal Septian berkarier di level klub profesional.
Ia pun menerima tawaran manajemen Mitra Kukar pada 2015. Tiga tahun di klub Tenggarong itu, Septian akhirnya kembali ke Semarang untuk bergabung dengan tim impiannya sejak kecil, PSIS Semarang.
Pemain Anutan
Layaknya seorang pesepak bola, Septian juga memiliki pemain anutan dalam berkarier yakni Boaz Solossa dan Bambang Pamungkas, dua striker terbaik Indonesia yang pernah menjadi top skorer di Liga Indonesia.
"Sebagai penyerang, kualitas keduanya di atas rata-rata. Mereka pun memiliki wibawa yang kuat di lapangan," terang Septian.
Septian mengaku beruntung bisa adu kemampuan dengan keduanya saat membela Mitra Kukar. "Saya juga beruntung pernah bermain bersama Boaz di timnas Indonesia," pungkas Septian.