Bola.com, Jakarta - Bursa transfer benar-benar dimanfaatkan oleh para klub kontestan BRI Liga 1 2021/2022 untuk melakukan perombakan pemain. Hampir semua klub mengubah komposisi pemain asing untuk putaran kedua.
Salah satu yang menyita perhatian adalah David da Silva, striker asal Brasil yang didatangkan oleh Persib Bandung. Nama satu ini kembali ke Indonesia setelah sempat berkarier di Malaysia bersama Terengganu FC di musim 2021.
David merupakan nama yang tidak asing di Indonesia. Dia tercatat pernah membela Persebaya Surabaya pada 2018 hingga 2020 dan menjadi striker andalan. Kiprahnya bersama klub baru tentu akan dinantikan.
Lalu, terdapat Makan Konate yang juga sudah berpengalaman di Indonesia. Dia merupakan rekan setim David di Terengganu FC. Kini, pemain berpaspor Mali itu kembali ke Liga 1 dengan berseragam Persija Jakarta.
Konate juga termasuk gelandang yang sarat pengalaman. Menariknya, dia kini menjadi satu-satunya pemain asing yang pernah membela empat tim besar Indonesia. Sebelumnya, dia pernah bergabung Persib Bandung, Arema FC, dan Persebaya Surabaya.
Dua nama itu adalah contohnya nama baru di putaran kedua BRI Liga 1. Namun, mereka tercatat sudah pernah berkarier di Indonesia. Artinya, David dan Konate diprediksi tidak akan membutuhkan banyak waktu untuk adaptasi.
Di bursa transfer BRI Liga 1 2021/2022 kali ini, terdapat pula beberapa pemain asing anyar yang baru mengawali kiprahnya di Indonesia. Siapakah mereka? Bagaimana rekam jejaknya? Simak ulasan Bola.com berikut ini:
Bruno Cantanhede (Persib Bandung/Brasil)
Nama satu ini akan menjadi tandem David da Silva di lini depan Persib Bandung. Kehadirannya sampai membuat Wander Luiz yang sudah nyetel di Maung Bandung hengkang dan kini bergabung PSS Sleman.
Bruno Cantanhede memiliki rekam jejak yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Dia sudah pernah di Asia Tenggara, tepatnya Vietnam. Pertama, bergabung Viettel FC pada 2019-2020, lalu membela Hanoi FC di musim 2021.
Pemain asal Brasil ini bahkan pernah meraih gelar individu sebagai pencetak gol terbanyak di V.League 1 2019. Saat itu Viettel finis di peringkat keempat, tapi Bruno berhasil menyerangnya 15 gol dan menjadi top scorer musim itu.
Privat Mbarga (Bali United/Kamerun)
Pemain asing asal Kamerun kembali muncul di musim ini seiring keberadaan Privat Mbarga. Berposisi sebagai winger, nama satu ini membuat Melvin Platje harus mengakhiri kontrak bersama Bali United.
Mbarga sendiri juga memiliki catatan prestasi yang apik. Pemain berusia 29 tahun ini pernah meraih gelar C-League 2019, kompetisi kasta teratas Kamboja, bersama Svay Rieng. Dia termasuk pemain andalan di musim itu.
Keberadaannya diharapkan mampu menambah daya gedor lini depan Bali United di putaran kedua. Kerja sama bersama duo naturalisasi Stefano Lilipaly dan Ilija Spasojevic akan membuat Serdadu Tridatu kian tajam.
Chevaughn Walsh (PSIS Semarang/Jamaika)
Keberadaan striker satu ini di Indonesia agak unik. Dia berasal dari Jamaika dan selama ini belum ada pemain asal negara Karibia itu berkarier di Liga 1. Tapi, Chevaughn Walsh tercatat pernah berkarier di Asia Tenggara, tepatnya Vietnam.
Walsh pernah membela tiga klub Vietnam sekaligus, yakni Hoang Anh Gia Lai, Thanh Hoa, dan Hong Linh Ha Tinh. Tapi, prestasinya justru tidak terjadi saat berkarier bersama tiga klub tersebut.
Striker berusia 26 tahun ini pernah berkarier di Amerika Serikat bersama Ocean City Nor’easters, sebuah klub semi profesional, pada 2016. Dia meraih dua gelar individu Premier Development League musim itu, yakni pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak.
Catatan individu itu diharapkan akan membantu PSIS Semarang yang sedang dalam performa menurun. Kemampuannya dalam menjebol gawang lawan akan membantu Laskar Mahesa Jenar.
Taylon Correa (Persita Tangerang/Brasil)
Taylon Correa mengganti slot striker asing yang ditinggalkan oleh Alex Goncalves. Tugasnya tidak mudah karena Persita Tangerang sedang mencari pemain yang bisa diandalkan sebagai mesin gol di putaran kedua BRI Liga 1.
Striker asal Brasil ini pernah berkarier di Timur Tengah, tepatnya Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Arab Saudi. Di UEA, dia anggota skuat Al Urooba, lalu di Bahrain dia berseragam Al Khaldiya SC, sedangkan di Arab Saudi menjadi bagian Al Okhdood.
Rekam jejaknya sulit ditemukan bahwa dia telah membukukan prestasi bersama klub-klub yang pernah dibelanya.