Bola.com, Denpasar - Musim ini bukan tahun keberuntungan bagi Yudha Febrian. Pemain yang dilabeli 'Bad Boy', karena berbagai sikap indisipliner selama di Timnas Indonesia U-19 dan klub Barito Putera, tiba-tiba raib dari skuad Persik Kediri di BRI Liga 1 2021/2022.
Sejak bergabung dengan Macan Putih, julukan Persik Kediri, pada akhir jendela transfer pertama lalu, Yudha Febrian hanya sekali merumput kala Persik dipermak PSIS Semarang 0-3 pada putaran pertama BRI Liga 1.
Sisanya, bek kiri ini hanya duduk manis di bangku cadangan atau. Bahkan dirinya tak memakai jersey sama sekali. Keberadaan Yudha Febrian pun menjadi misteri. Pasalnya, manajemen juga tak mengumumkan status dia.
Padahal biasanya akun Instagram resmi klub selalu mengunggah foto bila ada pemain yang datang dan pergi. Misteri hilangnya Yudha Febrian terjawab saat Persik menggelar jumpa pers secara virtual.
"Ya. Yudha tak bersama kami lagi sejak tim Persik pulang dari seri ketiga lalu," kata Javier Roca, pelatih Persik Kediri.
Tanpa Alasan
Sosok pelatih asal Cile tersebut menjelaskan ada berbagai kemungkinan Yudha tak bersama Antoni Putro Nugroho dkk.
Sejak menjabat sebagai pelatih kepala Persik, Javier Roca memang menerapkan program latihan dengan intensitas berat.
"Kalau alasannya, saya tak tahu. Manajemen yang bisa menjelaskan. Faktanya Yudha tak ada di tim. Apakah dia tak mau kembali lagi atau dia merasa tak bisa mengikuti program latihan saya," tuturnya.
Harus Disiplin
Soal disiplin, lanjut Javier Roca, juga menjadi hal yang tak bisa ditawar lagi di timnya. Menurutnya, untuk bisa menjalankan program seluruh pemain harus disiplin. Artinya disiplin di sini soal waktu, konsentrasi, dan fisik yang prima.
"Mungkin saja Yudha tak bisa adaptasi dengan pola saya. Filosofi yang saya pakai permainan tim harus agresif dan banyak menguasai bola. Untuk itu dibutuhkan latihan intensitas tinggi," ujarnya.
Selain Yudha Febrian ada dua pemain naturalisasi, Sackie Teah Doe dan OK Jhon, yang juga terpental.
"Soal Sackie dan OK Jhon, karena mereka tak sesuai pola saya. Pemain yang harus adaptasi dengan program, bukan sebaliknya," pungkasnya.