Bola.com, Jakarta - Federasi Sepak Bola Afrika (CAS), menjelaskan alasan mengapa Janny Sikazwe, wasit yang memimpin duel Tunisia vs Mali pada Piala Afrika 2021, meniup peluit panjang tanda laga berakhir sebanyak dua kali.
Wasit asal Zambia itu pertama kali meniup peluit akhir pada menit ke-85. Sadar keputusannya salah, ia kembali ke lapangan untuk meneruskan pertandingan.
Drama tak sampai di situ. Sikazwe kemudian mengeluarkan kartu merah kepada pemain Tunisia, dan langsung meniup peluit panjang lagi saat pertandingan belum benar-benar berusia 90 menit.
Memasuki sesi konferensi pers, Sikazwe memutuskan untuk melanjutkan pertandingan dengan alokasi waktu tiga menit. Mali sudah ada di lapangan, tapi Tunisia menolak.
"Dia membuat kami kehilangan konsentrasi," kata pelatih kepala Tunisia Mondher Kebaier usai Tunisia kalah 0-1, seperti dikutip situs resmi Piala Afrika 2021.
"Kami tidak ingin melanjutkan karena para pemain sudah mandi, dekonsentrasi dan demoralisasi dalam menghadapi situasi yang mengerikan ini."
Penjelasan CAS
CAS membuat pengungkapan mengejutkan pada Kamis (13/1/2022) setelah penyelidikan atas insiden tersebut. Kepala wasit CAF, Essam Abdel-Fatah, menyatakan bahwa ofisial Janny Sikazwe mengalami kepanasan luar biasa dan dehidrasi jelang laga berakhir.
Abdel-Fatah membenarkan bahwa Sikazwe dirawat di rumah sakit setelah pertandingan karena kondisinya. Suhu di Limbe, Kamerun selama pertandingan pada Rabu waktu setempat mencapai 34 derajat celcius.
"Wasit mengalami heat stroke dan dehidrasi yang sangat parah, yang membuatnya kehilangan fokus dan dibawa ke rumah sakit," kata Abdel-Fatah kepada MBC Egypt Al-Laib, dan dikutip oleh The Independent.
"Itu menyebabkan dia kehilangan waktu di menit ke-80, dan dia mengakhiri pertandingan di menit ke-85. Ia kembali setelah mendapat arahan dari staf asisten dan kemudian kembali menyelesaikan pertandingan pada menit ke-89."
"Ketika situasi di lapangan memburuk, wasit keempat sedianya yang akan menyelesaikan pertandingan [bukan Sikazwe], tetapi satu di antara dua tim tersebut menolak."
Sumber: Situs resmi Piala Afrika, Independent