Bola.com, Jakarta - Ferdinand Sinaga dikenal sangat sering berpindah-pindah klub. Hingga kini, pemain berusia 33 tahun itu sudah pernah memperkuat 13 klub yang berbeda.
Klub profesional pertama yang diperkuat Ferdinand Sinaga adalah Persibat Batang. Ia memperkuat klub asal Jawa Tengah itu dari tahun 2006 hingga tahun 2007.
Ferdinand kemudian melanjutkan petualangannya ke Persikab Kabupaten Bandung, Pelita Jaya, PPSM Magelang dan Persiwa Wamena. Kemudian pernah memperkuat Persisam Samarinda, Semen Padang, Persib Bandung, Sriwijaya FC, PSM Makassar.
Ferdinand Sinaga tercatat juga pernah bermain di Malaysia dengan memperkuat Kelantan FC. Klub tanah kelahirannya, PSMS Medan juga pernah dibelanya. Di musim 2021, ia membawa Persis Solo menjuarai Liga 2 dan mengantarkan klub tersebut promosi ke BRI Liga 1 musim depan.
Terkini, Ferdinand Sinaga kembali berseragam PSM Makassar untuk menghadapi paruh kedua BRI Liga 1 2021/2022. Tim Juku Eja jelas bukan tim asing baginya, karena ia bermain di PSM pada musim 2019.
Seperti Ayahnya
Rupanya, kebiasaan berpindah-pindah klub yang dilakukan Ferdinand Sinaga ada pengaruh besar dari sang ayah. Diketahui, ayahnya merupakan seorang supir bus dengan jalur Sumatera-Jawa-Bali yang mirip dengan kiprahnya sering berpindah klub.
"Bapak dulu kerjanya sopir bus namanya bus Karona, itu bus lintas Sumatera-Jawa Bali. Tiga minggu satu bulan sekali baru ketemu beliau," kata Ferdinand dalam penuturuannya di akun Youtube Sport 77 belum lama ini.
Ia mengaku karakter sang ayah yang suka mengembara itu mengalir pada dirinya. Ferdinand memang selalu haus akan tantangan yang baru.
"Karakternya itu yang mengalir di saya, saya ingin cari tantangan baru terus mengembara terus," lanjutnya.
Cepat Adaptasi
Kendati sering berpindah klub, Ferdinand mengaku tak pernah merasa kesulitan untuk beradaptasi. Baik dengan budaya di klub atau daerah asal klub barunya tersebut.
Caranya beradaptasi dengan lingkungan baru pun cukup unik. Ia beradaptasi dengan mendekati masyarakat yang justru ada di luar klub. Misalnya satpam, atau pedagang di pasar.
"Pertama aku deketin orang sekitar jadi bukan dari dalam tim. Kadang pergi keluar bicara dengan satpam atau apa bahkan aku belanja sayur waktu itu misalnya di Makassar itu di pasar jadi kita bisa dekat dan enak cerita," jelasnya.