Bola.com, Jakarta - Roberto Lopes mengaku cuaca di Kamerun selama Piala Afrika 2021 sangat panas. Bek Timnas Cape Verde yang berkarier di Liga Irlanndia bersama Shamrock Rovers itu sampai mengatakan bahwa 10 menit di stadion rasanya seperti berada di sauna.
Roberto 'Pico' Lopes merupakan bek kelahiran Dublin, Irlandia. Piala Afrika 2021 jadi turnamen pertamanya bersama Cape Verde.
Satu hal yang menarik, Lopes menghabiskan seluruh kariernya di Republik Irlandia. Terbiasa dengan iklim lembab lagi dingin, ia harus bisa nyetel dengan cuaca di Kamerun yang sedang panas-panasnya.
"Pertama-tama saya kaget dengan cuacanya. Waktu di hotel sama tidak terasa, tapi ketika memasuki stadion, panasnya luar biasa, seperti sauna," kata Lopes dinukil dari BBC.
"Lapangannya jadi terasa sangat luas. Kaki Anda bisa merasakan sengatan matahari bahkan saat baru 10 menit di atas lapangan. Ini jadi pengalaman yang bagus dan saya menikmati betul semua ini."
Anda bisa menyaksikan keseruan Piala Afrika 2021 di Vidio.com, atau unduh aplikasi resminya melalui GooglePlay maupun PlayStore.
Indahnya Sepak Bola
Roberto Lopes memiliki darah Cape Verde dari ayahnya, sehingga ia bisa membela tim nasional leluhurnya. Bahasa diakuinya jadi kendala, namun ia selalu berusaha untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Creole.
"Di lapangan saya selalu mencoba berbicara bahasa Creole. Itu adalah semangat tim dan penting untuk menguasai bahasa tersebut. Saya terus belajar setiap hari," ucapnya lagi.
"Sulit untuk berkomunikasi saat sedang bertanding, tapi entah mengapa saya merasa nyaman. Sepak bola punya bahasanya sendiri, dan saya terus berbicara bahasa Creole sebisa mungkin."
Wasit Kepanasan
CAS membuat pengungkapan mengejutkan pada Kamis (13/1/2022) setelah penyelidikan atas kontroversi pada laga Tunisia vs Mali. Kepala wasit CAF, Essam Abdel-Fatah, menyatakan bahwa ofisial Janny Sikazwe mengalami kepanasan luar biasa dan dehidrasi jelang laga berakhir.
Abdel-Fatah membenarkan bahwa Sikazwe dirawat di rumah sakit setelah pertandingan karena kondisinya. Suhu di Limbe, Kamerun selama pertandingan pada Rabu waktu setempat mencapai 34 derajat celcius.
Janny Sikazwe, wasit yang memimpin laga Tunisia versus Mali, mendapat sorotan karena menyudahi pertandingan lebih awal. Ia meniup peluit panjang pada menit 85'. Sikazwe melakukannya lagi menit 89' detik 40''.
"Wasit mengalami heat stroke dan dehidrasi yang sangat parah, yang membuatnya kehilangan fokus dan dibawa ke rumah sakit," kata Abdel-Fatah kepada MBC Egypt Al-Laib, dan dikutip oleh The Independent.
"Itu menyebabkan dia kehilangan waktu di menit ke-80, dan dia mengakhiri pertandingan di menit ke-85. Ia kembali setelah mendapat arahan dari staf asisten dan kemudian kembali menyelesaikan pertandingan pada menit ke-89."
"Ketika situasi di lapangan memburuk, wasit keempat sedianya yang akan menyelesaikan pertandingan [bukan Sikazwe], tetapi satu di antara dua tim tersebut menolak."
Sumber: Situs resmi Piala Afrika, BBC Sport