Bola.com, Jakarta - Persaingan di papan klasemen BRI Liga 1 2021/2022 berjalan semakin sengit. Hingga pekan ke-20, setidaknya ada lima tim yang berpotensi merebut gelar juara.
Persaingan tidak hanya berlaku untuk tim peserta yang saat ini diisi oleh Arema FC, Bhayangkara FC, Persebaya Surabaya, Bali United, dan Persib Bandung. Di papan bawah untuk menghindari lubang degradasi juga tak kalah sengitnya.
Tentu kiprah tim tidak hanya ditentukan oleh para pemainnya di atas lapangan. Namun juga oleh peran juru taktik yang meracik strateginya agar berhasil mendulang poin.
Pelatih impor atau dari luar negeri boleh unjuk gigi dengan membawa timnya di papan atas. Namun jangan lupakan potensi sejumlah pelatih lokal asli Indonesia yang ikut moncer hingga pekan ke-20.
Ada sejumlah pelatih berlabel lokal yang ternyata bisa bersaing dengan membawa hasil apik untuk timnya di BRI Liga 1. Siapa saja mereka? Berikut ini ulasan menarik dari Bola.com:
Aji Santoso
Pria asal Malang ini memang menunjukkan kelasnya sebagai pelatih lokal Indonesia terbaik saat ini di gelaran BRI Liga 1. Ia kembali berhasil membawa timnya Persebaya tampil konsisten sebagai penghuni papan atas.
Tim berjulukan Bajul Ijo untuk sementara menembus papan atas dengan nilai 39 hingga pekan ke-19. Bahkan Persebaya berpeluang memuncaki klasemen karena hanya terpaut dua poin dari Arema.
Peran Aji Santoso jelas tidak perlu dibantah lagi sebagai kunci sukses Persebaya. Ia sukses membuat Persebaya sebagai tim kuat, dengan hadirnya pemain muda, senior, hingga deretan pemain asingnya.
Musim ini hampir mirip dengan kiprahnya saat menukangi Persebaya pada pertengahan musim 2019. Ia berhasil mengangkat Bajul Ijo dari papan tengah, hingga finis di posisi kedua klasemen akhir di bawah sang juara Bali United.
Widodo C. Putro
Sosok Widodo C. Putro berhasil membuat Persita Tangerang menjadi tim berkarakter. Sesuai dengan pengalamannya ketika masih menjadi seorang pemain dan sempat melatih Bali United, Widodo C. Putro adalah pelatih potensial Indonesia.
Sejak awal musim BRI Liga 1, Persita yang berstatus tim promosi, sangat sulit ditaklukkan. Tim Pendekar Cisadane sering menjadi kuda hitam dan menebar ancaman bagi tim-tim tradisi.
Persita kini dibawanya bertengger di papan tengah, atau pada posisi ke-10 dengan nilai 25 dari 20 pertandingan. Kolaborasi pemain lokal dengan asing, mampu membuat Persita cukup sulit dikalahkan.
Sebagai tim promosi, Persita sebenarnya tidak mendatangkan pemain yang terhitung nama besar di kompetisi Tanah Air. Apa yang mereka tunjukkan tidak lepas dari pengaruh Widodo yang menjadi juru taktik.
"Inilah kapasitas kami di awal musim ini. Manajemen juga tidak jor-joran karena Persita sedang berbenah untuk membangun infrastruktur. Untuk pemain (merekrut banyak pemain bintang) tidak musim ini, mungkin di tahun berikutnya,” ucap Widodo.
I Putu Gede
PSS Sleman sempat menjalani periode buruk di awal hingga paruh musim BRI Liga 1. Kemudian terjadi pergantian pelatih dari Dejan Antonic ke I Putu Gede. Eks pemain Timnas Indonesia yang sebenarnya belum terlalu berpengalaman di kasta tertinggi.
Ia lebih banyak menjadi pelatih di tim-tim Liga 2. I Putu Gede kemudian ditunjuk sebagai juru taktik tim Elang Jawa pada pertengahan musim, 20 Desember 2021. Hasilnya cukup mengejutkan, PSS mencatat dua kemenangan dan sekali imbang di tiga laga terakhir.
PSS kini berada di posisi 9 dengan 25 poin. Sebuah kiprah yang tidak buruk di tengah adanya transisi tim pelatih. I Putu Gede berhasil membuat skuadnya bermain tanpa tertekan seperti pada saat paruh pertama.
Hadirnya sejumlah pemain baru dengan racikan taktik jitu dari I Putu Gede, PSS bakal menjadi kekuatan mengejutkan hingga kompetisi berakhir.
Liestiadi
Pelatih yang sarat pengalaman melatih klub di Indonesia, ditunjuk sebagai nahkoda baru Persikabo 1973 di pertengahan musim BRI Liga 1. Ia menggantikan peran Igor Kriushenko asal Belarusia mulai 25 November 2021.
Masuknya Liestiadi berhasil membawa pengaruh positif untuk tim Laskar Padjajaran. Ia berhasil mempersembahkan tiga kemenangan dari tujuh laga yang sudah dipimpinnya.
Persikabo kini bertengger di urutan ke-12 dengan niai 23. Setidaknya posisi mereka perlahan menjauhi zona degradasi seperti pada di putaran pertama. Potensi dan jam terbang Liestiadi diyakini akan meneruskan raihan positif untuk Persikabo di sisa musim ini.
Baca Juga