Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia era Shin Tae-yong memang sedang membangun era baru. Pelatih asal Korea Selatan itu ingin membangun tim nasional baru dengan didominasi para pemain muda.
Di ajang Piala AFF 2020 lalu, skuad Indonesia bahkan jadi skuad termuda dibandingkan dengan kontestan yang lain. Dengan rataan umur yang bahkan tidak mencapai 24 tahun saat itu.
Tak heran kita melihat pemain yang masih berusia di bawah 24 tahun yang jadi andalan di skuad Garuda. Sebut saja Pratama Arhan (20), Alfeandra Dewangga (20), Ramai Rumakiek (19), dan banyak lagi nama yang lain.
Pada tahun 2016, Indonesia menjadi runner-up di ajang Piala AFF. Saat itu Tim Garuda masih ditukangi pelatih asal Austria, Alfred Riedl. Menariknya, dari skuad Riedl saat itu, hanya dua pemain yang masih dipakai secara rutin di era Shin Tae-yong.
Dua pemain Timnas Indonesia era Riedl adalah Evan Dimas Darmono dan Fachrudin Aryanto. Sementara sisanya beberapa kali dipanggil tapi tidak rutin. Bola.com, merinci beberapa di antaranya.
Manahati Lestusen
Manahati pertama kali menarik perhatian saat ia tampil bersama Indonesia U-23 di ajang SEA Games Myanmar 2013. Saat itu ia adalah salah satu pemain kunci skuad asuhan Rahmad Darmawan.
Manahati saat itu ditempatkan Rahmad di posisi bek tengah. Namun, semakin kesini, Manahati semakin fasih memerankan beberapa posisi seperti gelandang bertahan maupun bek sayap kanan.
Usia Manahati saat ini masih 28 tahun. Ia pun jadi kapten dan salah satu pemain andalan di Persikabo 1973.
Manahati memang beberapa kali mengalami penurunan performa. Namun, jika melihat penampilannya di musim ini dimana ia tampil 18 kali untuk Persikabo, ia layak kembali dapat kesempatan masuk Timnas Indonesia.
Stefano Lilipaly
Lilipaly adalah sosok yang tergantikan di lini tengah Indonesia pada Piala AFF 2016. Pemain berusia 32 tahun itu juga jadi motor utama Indonesia di Asian Games 2018.
Namun, di Piala AFF 2018, penampilan eks pemain FC Utrecht ini sedikit menurun. Itu pula yang membuat Indonesia gagal lolos dari fase grup kala itu.
Penampilan terakhir Lilipaly bersama tim nasional Indonesia terjadi di tahun 2019 lalu. Tepatnya dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2022.
Saat itu dalam laga yang berlangsung di Gianyar, Indonesia kalah 1-3 dari Vietnam. Di laga itu Lilipaly tampil selama 82 menit.
Lerby Eliandry
Sosok yang kini berusia 30 tahun ini memang memiliki hubungan yang menarik dengan Alfred Riedl. Sosok asal Austria itu yang memberikan debut Lerby di tim nasional senior Indonesia pada tahun 2016 yang lalu.
Di awal kemunculannya, Lerby sempat memberikan harapan baru akan kerinduan Indonesia pada penyerang tengah tangguh. Lerby punya modal untuk itu.
Posturnya tinggi besar (180 cm). Ia juga punya kengototan dan insting gol yang lumayan baik.
Namun, sejak pindah ke Bali United pada tahun 2020 lalu, Lerby semakin tenggelam. Ia kerap kali jadi penghangat bangku cadangan di klub tersebut.
Di BRI Liga 1 musim ini, Lerby baru mencetak satu gol dari total 295 menit bermain. Jika tidak mendapatkan menit bermain di level klub, sangat sulit melihat Lerby kembali ke skuad Garuda.
Hansamu Yama Pranata
Hansamu adalah pemain yang satu angkatan dengan Evan Dimas Darmono. Di Piala AFF 2016, pemain yang kini berusia 27 tahun itu jadi salah satu buah bibir.
Di usianya yang saat itu masih 21 tahun, ia sempat dimainkan di laga penting. Bahkan di leg pertama babak semifinal, Hansamu sempat mencetak satu gol ke gawang Vietnam.
Pemain yang kini memperkuat Bhayangkara FC ini sempat tetap jadi pilihan di lini belakang Garuda baik di era Luis Milla, Bima Sakti, maupun Simon McMenemy.
Namun, sejak Shin Tae-yong mengambil alih kursi kepelatihan tim nasional, Hansamu belum lagi dipanggil.
Andik Vermansah
Pemain yang satu ini merupakan andalan Timnas Indonesia dari Piala AFF 2012 hingga 2018. Skill yang mumpuni sebagai winger, dengan kecepatan, umpan akurat, serta kemampuan dribel yang mampu menusuk lini pertahanan lawan, membuat Andik Vermansah diandalkan di Timnas Indonesia.
Namun, Andik Vermansah belum membuat Shin Tae-yong melirik kepadanya. Padahal, meski tak lagi muda, Andik Vermansah bisa menjadi pembimbing para pemain muda untuk berkembang matang bersama Tim Garuda.
Rizky Pora
Tak bisa dimungkiri, Rizky Pora pernah menjadi satu di antara pemain lokal terbaik yang ada di Indonesia.
Rizky Pora memulai debutnya di Timnas Indonesia pada 21 Juni 2014. Sejak saat itu, Rizky Pora kerap menjadi langganan Timnas Indonesia.
Kemampuannya yang bisa bermain multifungsi membuat Rizky Pora sering menjadi andalan. Pemain asal Ternate itu bisa dimainkan di posisi bek kiri hingga sayap kiri.
Transformasi itu terjadi ketika Rizky Pora dipanggil pelatih Alfred Riedl untuk Piala AFF 2016. Pelatih asal Austria itu memainkan Rizky Pora di posisi bek kiri.
Penampilan apiknya itu membuat Rizky Pora menjadi pemain inti di skuat Piala AFF 2016. Namun, sikap emosional yang dimiliki Rizky Pora kerap menjadi senjata makan tuan buatnya.
Pada Agustus 2018, Rizky Pora sempat masuk skuat Timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Dunia 2022. Namun, tak berselang 24 jam, pelatih Simon McMenemy mencoretnya karena alasan disipliner. Pencoretan itu dilatarbelakangi pemukulan yang dilakukan Rizky Pora kepada Bayu Gatra pada laga PSM Makassar melawan Barito Putera.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Erick Thohir Ingin Timnas Indonesia Tuntaskan Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan 12 Poin: Ada Bonusnya
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh