Tahun Baru Membawa Luka: Inilah 5 Pelatih di Liga Inggris, Italia, dan Spanyol yang Dipecat pada Awal 2022

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 27 Jan 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi - Claudio Ranieri, Andriy Shevchenko, Rafael Benitez (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Tahun baru sedianya disambut dengan harapan baru. Namun bagi lima pelatih ini, mulai dari Andriy Shevchenko hingga Claudio Ranieri, tahun 2022 malah membawa luka.

Menjadi seorang pelatih sepak bola memang bukan pekerjaan yang mudah. Pelatih akan selalu dituntut untuk membawa timnya meraih kesuksesan.

Advertisement

Jika gagal mengangkat performa timnya, seorang pelatih pastinya harus bertanggung jawab. Mereka biasanya harus angkat kaki dari klub lebih cepat.

Pada bulan Januari ini, ada sejumlah pelatih klub Eropa yang sudah didepak oleh klubnya. Siapa sajakah mereka? Simak daftarnya berikut ini.

 

2 dari 6 halaman

Andriy Shevchenko

Genoa yang dibesut legenda AC Milan, Andriy Shevchenko hanya mengandalkan serangan balik di sisa waktu babak kedua. Tak ada lagi gol tercipta, laga pun dilanjutkan menuju perpanjangan waktu. (AP/Antonio Calanni)

Andriy Shevchenko jadi pelatih Serie A pertama yang dipecat pada tahun ini. Dia harus angkat kaki dari Genoa menyusul rentetan hasil buruk yang terus terjadi.

Shevchenko dipercaya menggantikan Davide Ballardini sebagai pelatih Genoa pada 7 November lalu. Dia hanya mendapat kesempatn menangani Il Grifone dalam 11 pertandingan.

Hanya satu kemenangan yang berhasi diraih Shevchenko dalam 11 laga itu. Genoa memecat pria Ukraina itu pada 15 Januari 2022 setelah kalah 1-3 melawan Milan di babak 16 besar Coppa Italia.

 

3 dari 6 halaman

Roberto D'Aversa

Manajer tim Parma, Roberto D'Aversa berteriak memberi insruksi kepada pemainnya saat menghadapi Genoa dalam laga lanjutan Liga Italia 2020/2021 pekan ke-28 di Ennio Tardini Stadium, Parma, Jumat (19/3/2021). Parma kalah 1-2 dari Genoa. (LaPresse via AP/Massimo Paolone)

Roberto D'Aversa ditunjuk sebagai pelatih Sampdoria pada awal musim 2021/2022. Di bawah asuhanya, Sampdoria gagal menampilkan performa yang impresif di kompetisi sepak bola tertinggi di Italia itu.

Dari 22 pertandingan Serie A, Sampdoria hanya bisa mengumpulkan 20 angka saja. Mereka meraih lima kemenangan, lima hasil imbang dan menderita 12 kekalahan.

Imbasnya, Roberto D'Aversa dipecat oleh klub pada 17 Januari lalu karena hasil negatif yang didapatkan oleh Sampdoria. I Blucerchiati kini sudah menunjuk Marco Giampaolo sebagai penggantinya.

 

4 dari 6 halaman

Alvaro Cervera

Pelatih Cadiz, Alvaro Cervera, saat melawan Real Madrid pada laga Liga Spanyol di Stadion Alfredo Di Stefano, Minggu (18/10/2020). Real Madrid takluk dengan skor 1-0. (AP/Bernat Armangue))

Alvaro Cervera adalah sosok yang membawa Cadiz promosi ke La Liga dari Segunda B. Pria berusia 56 tahun tersebut menangani Los Piratas sejak tahun 2016 silam.

Sayangnya, performa Cadiz pada musim ini sangat buruk. Cadiz harus puas berada di posisi ke-19 klasemen La Liga setelah menjalani 20 pertandingan.

Tak puas dengan kinerja Cervera, manajemen Cadiz memecat sang pelatih pada 11 Januari lalu. Mereka kemudian menunjuk Sergio sebagai suksesor Cervera.

 

5 dari 6 halaman

Rafael Benitez

Rafael Benitez. Dengan segudang pengalaman di Liga Inggris, ia dipercaya menangani Everton mulai musim ini. Nyatanya, semua berjalan tak sesuai harapan. The Toffees masih tampil angin-anginan. Terbaru, Everton takluk 2-5 dari Watford meski bermain di kandang sendiri. (AFP/Paul Ellis)

Rafael Benitez merupakan pelatih yang sudah cukup berpengalaman bekerja di Premier League. Dia didapuk sebagai manajer Everton pada awal musim ini.

Juru taktik asal Spanyol tersebut gagal membawa efek positif di Goodison Park. Benitez akhirnya harus mengakhiri kontraknya bersama Everton pada 16 Januari lalu.

Alasan Benitez dipecat oleh Everton adalah performa tim yang tak konsisten. Dalam 16 pertandingan Premier League, Benitez hanya mempersembahkan 5 kemenangan, 4 imbang dan 10 kekalahan dengan hanya mengumpulkan 19 poin saja.

 

6 dari 6 halaman

Claudio Ranieri

Di awal babak kedua, pelatih anyar Watford, Claudio Ranieri membuat perubahan dengan memasukkan Tom Cleverley menggantikan Adam Masina untuk mengejar defisit dua gol. (PA via AP/Tess Derry)

Claudio Ranieri ditunjuk menjadi manajer Watford sejak awal Oktober 2021 lalu. Pria Italia tersebut menggantikan Xisco Munoz yang sebelumnya dipecat.

Namun, kurang dari empat bulan bekerja di Vicarage Road, Ranieri dibebastugaskan dari jabatannya. Pria asal Italia itu dipecat pada 24 Januari karena tidak mampu memberikan hasil bagus untuk timnya.

Ranieri tercatat hanya mendampingi anak asuhnya dalam 13 pertandingan. Sayangnya, dari jumlah tersebut 10 laga di antaranya berakhir dengan kekalahan dan Watford kini terpuruk di peringkat 19 klasemen sementara Premier League dengan perolehan 14 poin.

Sumber: berbagai sumber

Disadur dari: Bola.net (Aga Deta, published 25/1/2022)

Berita Terkait