3 Faktor Kedigdayaan yang Bikin Arema FC Layak Jadi Juara BRI Liga 1: Konsisten dan Berkarakter

oleh Iwan Setiawan diperbarui 31 Jan 2022, 12:00 WIB
Liga 1 - Ilustrasi Logo Arema FC BRI Liga 1 (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Arema FC kembali menjadi pemuncak klasemen BRI Liga 1 2021/2022. Setelah melewati pertandingan ke-21, tim berjuluk Singo Edan ini memiliki 44 poin.

Mereka unggul satu poin dari Persib Bandung dan Bhayangkara FC yang berada di bawahnya. Arema FC menjadi tim yang diperhitungkan menjuarai musim ini dengan pencapaian sekarang.

Advertisement

Karena selisih poinnya tipis, pelatih Arema FC, Eduardo Almeida menganggap terlalu dini jika bicara tentang kans juara timnya. Lantaran masih ada 13 laga kedepan. Almeida memilih fokus menatap satu per satu pertandingan tersebut.

Tapi berbeda dengan manajemen. Presiden Arema, Gilang Widya Pramana mematok target juara sejak awal musim. Kini dia lega karena timnya berada di jalur juara.

Ada beberapa faktor yang memperlihatkan kedigdayaan skuad Arema FC di BRI Liga 1 musim ini. Berikut ulasan menariknya dari Bola.com:

 

 

2 dari 5 halaman

Rekor Mentereng

Striker Arema FC, Carlos Fortes merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Persipura. (Bola.com/Maheswara Putra)

Arema punya rekor mentereng musim ini. Mereka melewati 18 pertandingan tanpa kekalahan. Sebanyak 12 laga berhasil dimenangi, sedangkan 6 pertandingan lainnya berakhir imbang. Hal yang baru terjadi di Liga 1.

Karena saat kompetisi normal (bermain di kandang sendiri dan digelar dengan penonton) rekor seperti itu sulit. Biasanya tuan rumah punya kans menang lebih besar. Karena mereka punya semangat lebih saat didukung supporter.

Rekor tanpa kekalahan ini masih diperjuangkan bertahan lebih lama. Almeida menekankan hal itu kepada Ahmad Alfarizi dkk. Tak jarang Arema mengutamakan hasil akhir ketimbang bermain cantik.

Seperti bermain lebih bertahan ketika sudah unggul. Karena rekor ini, Arema saat ini jadi tim paling sedikit menelan kekalahan. Hanya PSS Sleman yang pernah mengalahkan Arema di matchday ketiga.

3 dari 5 halaman

Pertahanan Kukuh

Gol tunggal Carlos Fortes di menit 30 tak sanggup dibalas Persipura. Tambahan tiga poin ini membuat Arema FC kembali meraih puncak klasemen. (Bola.com/Maheswara Putera)

Musim ini Arema punya pertahanan tangguh. Padahal beberapa musim sebelumnya, pertahanan Arema mudah ditembus. Tak hanya itu, mereka kekurangan stok stoper tangguh dalam beberapa tahun belakangan. Tapi musim ini, pelatih Eduardo Almeida berhasil memperbaikinya.

Dia membawa kiper tangguh Adilson Maringa dari kompetisi kasta kedua Portugal. Dia menjelma jadi salah satu kiper terbaik Liga 1. Selain itu, Sergio Silva didatangkan sebagai stoper yang bisa memberikan ketenangan di lini belakang. Bek asal Portugal ini cepat adaptasi dan sering berkomunikasi dengan partnernya, Bagas Adi untuk saling menutup celah di belakang.

Selain itu, Ahmad Alfarizi, Rizky Dwi dan Diego Michiels dan lainnya juga tampil apik. Mereka seperti memperlihatkan fighting spirit luar biasa dalam lapangan. Wajar jika saat ini gawang Arema baru kemasukan 13 gol. Jumlah paling sedikit di Liga 1. Hanya Persib Bandung yang bisa menyamai catatan itu.

4 dari 5 halaman

Kedalaman Skuad

Di sisa waktu, Persipura terus menekan. Sementara Arema dibuat sibuk bertahan. Upaya tersebut membuahkan hasil kemenangan 1-0 bagi Arema yang dipertahankan hingga laga usai. (Bola.com/Maheswara Putera)

Di putaran kedua, Arema membuat kedalaman skuatnya lebih bagus. Pemain baru yang direkrut di transfer window sesuai dengan kebutuhan tim. Fabiano Beltrame, Sandi Sute, Genta Alparedo dan Ryan Kurnia. Mereka sudah dapat kesempatan tampil di putaran kedua.

Bagusnya kedalaman skuat Arema juga terbukti dari catatan bermain skuat Singo Edan. Dari 30 pemain, hanya 3 nama yang belum dapat kesempatan turun. Yakni Andriyas Francisco, Ikhfanul Alam dan Achmad Galih. Selebihnya, pemain senior dan muda sudah diturunkan.

Padahal biasanya Arema tak jarang berani berjudi dengan pemain mudanya. Sehingga mereka biasanya harus menunggu dua musim untuk dapat kepercayaan bermain. Tapi sekarang, Almeida tak membedakan pemainnya. Dia berprinsip, tidak memandang nama besar. Sang pelatih memilih starting eleven berdasarkan siapa yang paling kerja keras di latihan.

5 dari 5 halaman

Yuk Tengok Posisi Arema FC di BRI Liga 1

Berita Terkait