Bola.com, Denpasar - Badai COVID-19 varian Omicron menghantam para pesepak bola yang sedang bertarung pada seri keempat atau putaran kedua BRI Liga 1 2021/2022 yang digelar di Bali, termasuk dari Persiraja Banda Aceh.
Info terbaru, lima pemain Persiraja Banda Aceh, dinyatakan positif terpapar Omicron. Perinciannya, ada tiga pemain yakni Aji Bayu Putra dan Rolas Divaio (kiper), serta Rizky Yusuf posisi gelandang. Dua orang lainnya adalah asisten pelatih.
Lantaran dua kiper sekaligus terkena COVID-19, maka Persiraja tak mencantumkan kiper cadangan dalam daftar susunan pemain, ketika mereka mempermalukan Persija 1-0 pada laga pekan ke-22 di Stadion I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Bali, Minggu (30/1/2022).
"Total lima anggota tim dari hasil PCR dinyatakan positif COVID-19. Ada tiga pemain dan dua asisten pelatih. Mereka terpapar virus tanpa gejala. Jadi mereka dalam keadaan sehat," kata sumber internal Persiraja Banda Aceh kepada Bola.com.
Apakah manajemen tak melakukan prokes ketat terhadap anggota tim? "Kami sudah lakukan prokes ketat. Baik di dalam maupun luar lapangan. Karena virus ini tak nampak di mata, tentu kita tak tahu kapan virus itu masuk ke tubuh," tutur sumber itu.
Sumber itu juga menjelaskan prokes telah dijalankan seperti pada tiga seri sebelumnya di DKI, Kabar, Banten, juga Yogyakarta dan Jateng lalu. Prokes itu termasuk menyiapkan kamar khusus untuk isolasi dan karantina bila ada anggota tim terserang COVID-19.
"Panduannya sudah diatur PSSI dan PT LIB. Tiap tim harus menyediakan kamar khusus untuk isolasi bagi anggota tim yang kena COVID-19. Jadi lima teman kami yang sekarang terpapar diisolasi di kamar hotel," jelasnya.
Pahlawan Kemenangan Persiraja
Sementara itu, Vivi Asrizal menjadi pahlawan kemenangan saat Persiraja mempermalukan Persija Jakarta 1-0 pada laga pekan ke-22 BRI Liga 1 di Stadion I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Bali, Minggu (30/1/2022).
Jika Vivi tak mencetak gol, label bintang lapangan juga pantas diberikan kepada kiper Fakhrurrazi Quba yang tampil gemilang. Aksi Quba menggagalkan sepakan penalti Toni Sucipto juga sangat brilian.
Namun Vivi layak dinobatkan jadi bintang, karena mantan penggawa Sriwijaya FC di Liga 2 2021 ini hanya butuh waktu semenit untuk mengubah keadaan. Vivi masuk menggantikan kapten tim Defri Rizki menit 66.
"Kami bersyukur dapat tiga poin hari ini. Ini kemenangan tim dan persembahan untuk masyarakat Aceh," ujarnya.
Karier pemain berusia 26 tahun ini di sepakbola terbilang telat. Dia baru masuk SSB saat duduk di bangku SMP. Sebenarnya sejak kecil Vivi Asrizal suka main bola. Tapi sekadar untuk kumpul dan cari keringat dengan teman sebayanya.
Kisah Vivi menekuni si kulit bundar karena dia dianggap sering bikin ulah di kampungnya.
"Ya, biasa kenakalan anak kecil. Daripada sering mengganggu orang lain, kakak memasukkan saya di SSB. Ternyata saya malah makin kecanduan main sepakbola," tuturnya.
Ketika menginjak SMA, Vivi Asrizal mulai mengembangkan kemampuan tampil di ajang tarkam. Sejak itu, namanya mulai dikenal klub-klub kampung. Undangan main tarkam pun mulai berdatangan.
"Saya sangat senang ketika pertama main tarkam dibayar 50 ribu. Saya mulai berpikir, ternyata saya bisa dapat uang dari sepak bola. Setelah itu, saya makin rajin latihan," ucapnya.
Bertualang ke Luar Pulau
Peruntungannya mulai menanjak ketika Vivi Asrizal lolos seleksi di Persiraja pada 2016.
"Waktu ikut seleksi tak ada yang mengenal saya. Maklum, saya hanya pemain tarkam. Karena niat kuat, akhirnya saya lolos seleksi," ungkapnya.
Sarjana Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syah Kuala Banda Aceh ini pun berani bertualang ke luar pulau. Vivi pernah bergabung dengan PSIM.
"Saya harus berani keluar Aceh bila ingin maju. Saya senang bisa kembali main di Persiraja. Saya dan teman-teman bertekad meloloskan Persiraja dari degradasi," pungkasnya.
Baca Juga