Bola.com, Bandung - Lonjakan kasus COVID-19 varian Omicron terhadap klub-klub yang melakoni kompetisi BRI Liga 1 2021/2022 di Bali membuat beberapa klub, satu di antaranya Persib Bandung menyarankan agar kompetisi ditunda.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator BRI Liga 1, Akhmad Hadian Lukita, mengaku bahwa pihaknya masih merumuskan usulan tersebut untuk menghasilkan yang terbaik.
"Kami mendengar semua masukan dan saran itu, tapi kami tidak semata-mata membuat keputusan, artinya harus diperhitungkan. Istilahnya seperti mobil tidak boleh berhenti mendadak karena banyak barang pecah makanya hati-hati," kata Lukita saat dihubungi Bola.com Jumat (4/2/2022)
"Kalau secara algoritma kami lagi merumuskan, mudah-mudahan ada keputusan yang terbaik. Sekarang kami lagi fokus memutus mata rantai COVID ini dan melihat lagi perkembangannya," lanjut Lukita.
Diakui Lulu, sapaan akrab, Akhmad Hadian Lukita, pihaknya akan melakukan tracking dan tracing karena pergerakan COVID-19 varian Omicron ini cukup dinamis.
"Aneh juga, karena yang ini kena yang itu tidak kena, yang deket tidak kena, malah yang jauh kena. Padahal kami terapkan sistem bubble di setiap akomodasi," tegas Lukita.
"Dinamis sebenarnya, naik turun (kasusnya) seperti Madura United dan Persib Bandung kan banyak, tapi kemudian menurun. Jadi kami lihat trennya, kalau terus menurun ya kami lanjut," kata Lukita.
Ditunda pun Butuh Persiapan Matang
Apabila kasusnya mengalami kenaikan terus maka, lanjut Lukita, satu di antara opsinya adalah BRI Liga 1 akan ditunda lebih dulu. Hanya saja, segala sesuatunya juga harus dimatangkan.
"Tapi ditundanya juga harus dihitung berapa lama, persiapannya berapa lama. Untuk itu kami tracking dan tracing terus pergerakan pemain kemana saja. Bahkan ke pertandingan juga harus kami pantau karena ini bubble to bubble, bukan semi bubble," jelas Lukita.
"Yang namanya diberhentikan dampaknya pasti besar, jangan sampai kalau diberhentikan malah tidak siap, yang ada malah menyebarkan COVID lagi, makanya diukur dulu, semua pakai alat ukur," lanjut Lukita.
Disinggung kemungkinan venue putaran kedua Liga 1 2021/2022 dipindahkan ke daerah lain, salah satunya Yogyakarta, Lukita mengaku tidak semudah itu dalam memindahkan tempat penyelenggaraan Liga 1 musim ini.
Untuk memindahkan venue itu kata Lukita harus dilihat dulu bagaimana kesiapan venue tersebut termasuk masalah perizinan karena setiap pertandingan harus di verifikasi dulu.
"Lokasi yang kami tuju pun harus dilihat juga, kalau Omicron-nya banyak ya sama saja. Yang penting sekarang adalah disiplin Prokes karena kami lihat olahraga lain juga yang di Bandung kena (terpapar) juga. Jadi saya tidak bisa berandai-andai," kata Lukita sambil mengakhiri.