Bola.com, Denpasar - Sejak musim 2017, Teuku Muhammad Ichsan atau yang dikenal dengan TM Ichsan diorbitkan Bhayangkara FC sebagai gelandang bertahan energik.
Dia juga sempat bermain di Timnas Indonesia U-19 di posisi yang sama. Tapi, saat merintis karier sebagai pesepak bola, itu bukan posisi aslinya.
Dalam kanal youtube Tiento Indonesia, dia mengungkapkan saat masih bermain di Aceh, Ichsan memilih posisi striker.
“Awalnya saya striker. Main di Liga Pendidikan Indonesia waktu duduk di SMP. Saat main di tingkat Kabupaten jadi top skorer. Tingkat Provinsi juga jadi top skorer juga,” kenang pemain 24 tahun itu.
Prestasi di Liga Pendidikan Indonesia tersebut membuatnya dipanggil ke Jakarta untuk mengikuti seleksi tahun 2012. Dia masuk dalam 8 nama yang diberangkatkan ke Spanyol mengikuti training camp.
“Waktu itu berangkat ke Spanyol. Lalu Coach Indra Sjafri waktu itu mengubah posisi saya jadi gelandang serang. Tapi waktu masuk ke Bhayangkara, oleh Coach Simon McMenemy jadi gelandang bertahan. Begitu juga waktu di Timnas Indonesia U-19 dilatih Coach Fakhri Husaini,” kata TM Ichsan.
Oke di Lini Tengah
Ichsan tidak menjelaskan kenapa dia dipercaya jadi gelandang bertahan. Yang pasti, dia menerima tugas itu dengan senang hati karena posturnya tidak terlalu tinggi atau kukuh untuk jadi striker.
Namun dia punya daya jelajah, berani duel dan stamina yang bagus sehingga posisi lini tengah dianggap lebih tepat untuknya. Kesempatan main kepadanya juga lebih banyak. Jika jadi striker, dia harus bersaing dengan barisan pemain asing.
Sejak 2017 sampai saat ini, TM Ichsan cukup banyak dapat kesempatan bermain. Musim ini sudah 13 laga dia diturunkan. Dia juga termasuk pemain yang loyal karena baru membela satu tim, Bhayangkara FC sejak debut pada musim 2017.
Lahir dari Keluarga Gila Bola
Ichsan termasuk generasi baru pemain Aceh yang sukses di usia muda. Dia lahir di Bireuen tahun 1997 dari keluarga pencinta bola. Ayah dan kakaknya suka dan sering bermain sepak bola. Ichsan sejak kecil mengenal permainan ini dari ayahnya.
“Di keluarga semua suka sepakbola. Latihan pertama sama Ayah dan Abang,” katanya.
Artinya, Ichsan memang dapat dukungan penuh dari orang tua sehingga bakatnya memang sudah diarahkan. Tak salah jika dia sudah bermain di Bhayangkara FC sejak usia 19 tahun.
Dukungan orang tua membuat karirnya tak terlalu berliku. Setelah mengikuti camp di Spanyol, dia mulai bermain di Timnas Indonesia kelompok usia hingga Bhayangkara FC U-21 dan tim seniornya.