BRI Liga 1: Jejak Aji Santoso dan Sudirman, Dulu Saling Jaga Kini Siapkan Jegalan

oleh Aditya Wany diperbarui 14 Feb 2022, 09:45 WIB
Persija Jakarta - Sudirman (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Persebaya Surabaya siap tempur menghadapi Persija Jakarta. Laga pekan ke-25 BRI Liga 1 2021/2022 bakal terselenggara di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Senin (14/2/2022) malam.

Duel ini bisa dibilang adalah partai klasik yang mempertemukan dua tim besar. Maklum, mereka berasal dari dua kota besar di Indonesia, yakni Jakarta dan Surabaya. Persija Jakarta dan Persebaya juga telah bersaing dalam perebutan juara sejak era Perserikatan.

Advertisement

Dua tim ini juga tercatat sebagai tim kolektor gelar kompetisi kasta tertinggi Indonesia sejak lama. Persija sudah memenangi sebanyak 11 gelar juara, sedangkan Persebaya baru enam kali menjadi kampiun.

Keberadaan sang pelatih kepala masing-masing tim menambah sengit persaingan ini. Aji Santoso menangani Persebaya, sedangkan Sudirman berstatus caretaker di Persija. Dua sosok ini merupakan teman lama.

Keduanya pernah menjadi rekan di Timnas Indonesia dalam SEA Games 1991 di bawah Anatoli Polosin. Aji Santoso dan Sudirman adalah bagian skuat Garuda yang meraih medali emas ajang tersebut. Prestasi itu jadi kali terakhir untuk Indonesia di ajang SEA Games.

 

2 dari 4 halaman

Aji Lebih Mentereng

Persebaya Surabaya - Aji Santoso (Bola.com/Adreanus Titus)

Jika melihat rekam jejak sebagai pemain, Aji Santoso terlihat lebih mentereng. Aji merupakan pelatih berlatar belakang asli Kepanjen, Malang, yang memulai kariernya bersama Arema di Galatama pada 1987.

Sebagai pemain, dia memberi gelar Galatama untuk Singo Edan pada musim 1992. Dia kemudian membuat keputusan yang melahirkan banyak protes keras dari Aremania pada 1995. Sudah bukan rahasia lagi, rivalitas dengan Bonek menjadi alasannya.

Dia bergabung dengan statusnya bek kiri terbaik Indonesia saat itu. Aji ditunjuk sebagai kapten Persebaya saat tim ditangani oleh pelatih Sasho Kostov asal Bulgaria di Liga Indonesia 1995-1996.

Musim berikutnya di Liga Indonesia 1996-1997,  Aji masih menjadi kapten tim di bawah arahan pelatih Rusdy Bahalwan. Bajul Ijo sukses menjuarai kompetisi ini menjadi prestasi pertama mereka sejak Perserikatan dan Galatama digabung pada 1994.

Kariernya di Timnas Indonesia cukup apik di usia muda. Dia sempat didapuk sebagai kapten dalam Piala Asia 2000 di Lebanon. Tak prestasi di ajang itu karena Timnas Indonesia jadi juru kunci babak penyisihan Grup B di bawah Cina, Kuwait, dan Korea Selatan.

Petualangan Aji terhenti di Persebaya pada 1999 karena memutuskan hijrah ke PSM Makassar dan meraih gelar juara lagi. Tapi, dia kemudian datang lagi sebagai pelatih pada 2009 menggantikan Arcan Iurie yang meraih hasil buruk selama Divisi Utama 2008-2009.

Meski berstatus pelatih debutan, Aji memberikan kenangan manis lagi untuk Persebaya. Saat itu, Persebaya menjalani laga play-off melawan PSMS Medan untuk lolos ke ISL 2009-2010. Aji pun sukses menang.

Saat Persebaya diterpa dualisme mulai 2011, Aji kembali ditunjuk sebagai pelatih. Manajemen saat itu menggunakan nama Persebaya 1927 yang tampil di IPL 2011. Lagi-lagi, Aji sukses membawa timnya di puncak klasemen. Sayang, kompetisi itu dihentikan saat sudah memainkan 22 laga.

Catatan itu cukup membuktikan bahwa Aji adalah sosok yang sulit dilupakan dengan jasanya untuk Persebaya. Status legenda Persebaya melekat padanya. Tapi, Aji bukan hanya legenda untuk satu klub Jawa Timur.

Aji lantas kembali ke Arema dengan status pelatih pada awal musim 2017. Lagi-lagi, dia mampu mempersembahkan trofi juara, kali ini adalah Piala Presiden 2017 untuk kebanggaan masyarakat Malang tersebut.

Tak ketinggalan, di Persebaya pun dia mempersembahkan gelar turnamen pramusim. Dia membawa Bajul Ijo memenangi Piala Gubernur Jatim 2020 setelah mengalahkan Persija Jakarta di partai puncak.

 

3 dari 4 halaman

Kepercayaan Persija pada Sudirman

Persija Jakarta - Sudirman (Bola.com/Adreanus Titus)

Sedangkan karier Sudirman mungkin tak seindah Aji. Sudirman yang lahir di Pekanbaru, Riau, 24 April 1969 mengawali karier sepak bola sebagai pemain Arseto Solo pada 1988 sebagai bek tengah.

Seperti sudah disebutkan pernah menjadi bagian Timnas Indonesia. Saat membela Merah Putih, Sudirman turut menyumbang medali emas SEA Games 1991 di Manila dan perunggu SEA Games 1993 Singapura.

Sudirman juga pernah dipercaya menjadi kapten Timnas Indonesia pada tahun 1996 dalam Piala Asia 1996. Itu merupakan kali pertama Tim Merah Putih menembus Piala Asia, tapi harus puas terhenti di fase grup.

Dia tahun yang sama, dia tercatat bergabung dengan Bandung Raya dengan status pemain bebas transfer. Selain kedua tim itu, Sudirman juga tercatat pernah menjadi pemain Persikota Tangerang dan PSPS Pekanbaru.

Sudirman resmi pensiun di klub kota kelahirannya itu pada 2002. Setelah pensiun, Sudirman memulai karir kepelatihannya di klub Argo Pantes FC Tangerang pada tahun 2000 hingga 2002. Setelah itu dirinya pindah ke Persid Jember.

Pada 2006 hingga 2007, Sudirman menjadi asisten pelatih Timnas U-17 Indonesia. Setahun berikutnya, Sudirman kembali dipercaya menjadi asisten pelatih untuk Timnas U-19 dan Timnas U-23 Indonesia (2009).

Kariernya sebagai pelatih sedikit membaik ketika bergabung Persija Jakarta dimulai sebagai asisten pelatih pada 2009-2010. Namanya muncul kembali sebagai asisten pelatih sejak 2019 hingga sekarang.

Beberapa kali Sudirman didaulat sebagai caretaker setiap manajemen Persija memecat pelatih kepala. Dia pun mampu mengemban kepercayaan itu dengan sempat mendapat prestasi gemilang.

Puncaknya terjadi di awal 2021 saat dia ditunjuk sebagai pelatih kepala Macan Kemayoran dalam Piala Menpora 2021. Secara mengejutkan, Sudirman mampu membawa Persija menembus final dan menjuarai turnamen pramusim itu.

Kini, dia kembali menjabat sebagai pelatih interim Persija setelah memberhentikan Angelo Alessio. Di bawah arahannya, Andritany Ardhiyasa dkk. diharapkan bisa berbicara lebih banyak dalam persaingan BRI Liga 1.

4 dari 4 halaman

Posisi Persija dan Persebaya Saat Ini

Berita Terkait