Evan Dimas dan 3 Pemain Timnas Indonesia yang Rawan Terdepak jika Proses Naturalisasi Pemain Keturunan Rampung

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 15 Feb 2022, 08:15 WIB
Timnas Indonesia - Elkan Baggott, Sandy Walsh, Evan Dimas, Jordi Amat (Bola.com/Lamya Dinata/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Pro dan kontra masih menghiasi rencana PSSI menaturalisasi pesepak bola keturunan di Eropa. Nantinya, kedatangan Sandy Walsh dan Jordi Amat disebut dapat mengancam para pemain lokal di Timnas Indonesia.

Selain Sandy Walsh dan Jordi Amat, PSSI juga tengah mempertimbangkan menaturalisasi Tijjani Reijnders sebagai pengganti Mees Hilgers dan Kevin Diks.

Advertisement

"Bersaing saja mereka. Mudah-mudahan muncul yang terbaik. Persaingan itu biasanya terjadi kalau sudah merasa terganggu," kata anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani kepada Bola.com beberapa waktu lalu.

"Siapa tahu nanti pemain-pemain kita mungkin bisa menjadi lebih hebat. Sekarang mungkin karena tidak ada saingan, mereka mungkin tidak mengeluarkan kemampuan yang dimiliki. Masa sih kita masih membicarakan soal seperti itu."

"Saya kalau misalnya mengambil pemain muda asal Brasil yang tidak ada hubungan darahnya, juga tidak setuju. Kalau seperti ini kan, mereka masih berdarah Indonesia. Hanya karena dibawa orang tuanya ke luar negeri, mereka jadi warga negara asing," papar Hasani.

PSSI telah mendapatkan dokumen dari Sandy Walsh dan Jordi Amat dan mengirimkannya kepada Kemenpora. Sebab, kedua pemain itu sudah lolos tes wawancara dengan pelatih Shin Tae-yong. Naturalisasi keduanya juga sudah disetujui oleh Menpora Zainudin Amali.

Sandy Walsh dan Jordi Amat berposisi sebagai bek tengah, sementara Tijjani Reijnders berperan menjadi gelandang sentral.

PSSI menargetkan naturalisasi pemain keturunan dapat rampung sebelum pertengahan tahun ini untuk bisa membela Timnas Indonesia di Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Asia 2023 pada Juni 2022.

Jika naturalisasi keempatnya berjalan lancar, bagaimana dengan nasib para pemain lokal di Timnas Indonesia? Siapa saja yang posisinya bakal terancam?

2 dari 5 halaman

Elkan Baggott

Elkan Baggott menjelma menjadi tembok raksasa di Timnas Indonesia. Pria kelahiran Thailand tersebut saat ini tengah merumput bersama klub Inggris, Ipwich Town. Baggott tercatat telah tampil sebanyak empat kali dan berhasil menyumbangkan satu gol di Piala AFF 2020. (Dok. PSSI)

Nasib palang pintu lokal Timnas Indonesia paling rentan dengan rencana naturalisasi pemain keturunan. Sebab, Jordi Amat berposisi sebagai bek tengah.

Jordi Amat adalah pemain berpengalaman. Palang pintu klub Liga Belgia, KAS Eupen itu pernah bermain untuk sejumlah klub Eropa semodel Swansea City, Espanyol, hingga Real Betis.

Kans Elkan Baggott untuk menjadi pemain utama Timnas Indonesia terancam mengecil jika naturalisasi pemain asal Spanyol terwujud. Bek berusia 19 tahun itu harus bersaing dengan Alfeandra Dewangga hingga Rizky Ridho untuk menjadi tandem Jordi Amat.

 
3 dari 5 halaman

Alfeandra Dewangga

Setelah tertinggal, Singapura gencar menekan pertahanan Indonesia. Namun peran Alfeandra Dewangga sebagai pemutus serangan di lini tengah Timnas Garuda masih mampu meredamnya. Hingga babak pertama usai skor 1-0 masih bertahan. (AFP/Roslan Rahman)

Selain malang melintang di level klub, Jordi Amat juga punya rekam jejak lumayan di skala timnas junior. Pemain berusia 29 tahun itu pernah membela Spanyol U-16 hingga U-21.

Jordi Amat juga masih menjadi andalan di KAS Eupen musim ini. Palang pintu bernomor punggung lima itu mampu membukukan 22 penampilan dari 27 pertandingan di Liga Belgia.

Keberadaan pemain keturunan nantinya bukan hanya mengganggu Baggott, namun juga Alfeandra Dewangga. Bek berusia 20 tahun yang mencuri perhatian di Piala AFF itu bakal sulit bersaing dengan Jordi Amat.

4 dari 5 halaman

Asnawi Mangkualam

Asnawi Mangkualam. Pemain Ansan Greeners berusia 22 tahun ini selalu menjadi starter dalam dua laga sebelumnya menghadapi Kamboja dan Laos. Ia punya kemampuan berimbang dalam bertahan maupun membantu penyerangan. Satu gol lewat eksekusi penalti sukses diraihnya kontra Laos. (affsuzukicup)

Andai Shin Tae-yong tidak mengubah posisinya, Asnawi Mangkualam bisa saja hanya menjadi ban serep bagi Sandy Walsh mengingat keduanya bermain sebagai bek sayap kanan.

Setahun belakangan, Asnawi melejit menjadi pemain tidak tergantikan di tim berjuluk Skuad Garuda itu. Bek Ansan Greeners ini bahkan telah dipercaya sebagai wakil kapten Timnas Indonesia.

Asnawi harus bersaing dengan Sandy Walsh yang notabene bukan pemain sembarangan. Dia adalah tulang punggung KV Mechelen di Liga Belgia. Di musim ini, Sandy Walsh telah bermain 24 kali dan mencetak dua gol plus lima assist.

5 dari 5 halaman

Evan Dimas

Evan Dimas. Pemain Bhayangkara FC berusia 26 tahun ini juga selalu menjadi starter dalam dua laga sebelumnya. Kinerjanya di lini tengah dalam dua laga tersebut layak disanjung. Dua gol dan satu assist disumbangkannya serta torehan umpan suksesnya yang mencapai 86,5 persen. (affsuzukicup)

Posisi Evan Dimas paling rawan dengan keberadaan pemain naturalisasi nantinya. Saat ini, gelandang berusia 26 tahun itu pun telah kehilangan tempatnya di Timnas Indonesia.

Evan Dimas kalah bersaing dari Ricky Kambuaya. Dia juga tidak punya tempat dalam formasi 4-1-4-1 atau 4-1-1 ala Shin Tae-yong. Akibatnya, pemain Bhayangkara FC itu mulai diplot sebagai ban serep di Timnas Indonesia.

Andai Tijjani Reijnders jadi dinaturalisasi, kans Evan Dimas untuk masuk tim inti makin mengecil. Situasinya menjadi ironi mengingat mantan pemain Persija Jakarta itu berstatus kapten Timnas Indonesia.

Tijjani Reijnders berposisi sebagai gelandang sentral, sama dengan Evan Dimas. Pemain berusia 23 tahun itu telah bermain 21 kali untuk AZ Alkmaar di musim ini.

Berita Terkait