Bola.com, Kediri - Minat anak-anak belia menekuni sepak bola di Indonesia patut diapresiasi tinggi. Demi merajut karir di dunia kulit bundar, mereka harus rela berjauhan dengan orangtuanya yang terpisah jarak sangat jauh dan dalam rentang waktu cukup lama.
Bahkan, mereka juga harus mengorbankan masa kecilnya untuk bermain dengan anak-anak seusianya.
Kisah petualangan ini pula yang sedang dijalani Tristan Ibrahim. Putra kedua mantan kiper Timnas Indonesia, Erick Ibrahim, ini rela meninggalkan Bali untuk bergabung di Asiana Soccer School Jakarta.
"Tristan mulai masuk Asiana umur sebelas tahun. Sekarang dia sudah tiga tahun di Asiana. Awalnya, saya dan mamanya berat melepas dia ke Jakarta," kata Erick Ibrahim.
Namun Erick Ibrahim legawa. Alasannya, karena Tristan memang bercita-cita jadi pesepakbola profesional. Pertimbangan kedua, putra pertama Erick, Erick Ibrahim Junior juga tinggal di Jakarta.
Junior saat ini tercatat sebagai siswa SMA Ragunan dan menekuni olahraga bola basket. "Karena kakaknya juga di Jakarta, akhirnya kami lepas Tristan ke Asiana," ujarnya.
Pendidikan Sepak Bola
Tristan Ibrahim terjaring masuk Asiana Soccer School, ketika dia tampil bagus di Festival Danone Cup. Saat itu Asiana sedang mencari bibit pesepak bola dari seluruh Indonesia.
"Di Asiana sebagian besar siswanya dari luar kota dan pulau. Anak mantan pemain seperti Egi Nirwan dan Dodok Anang juga ada di sini," tuturnya.
Pertimbangan utama bagi Erick Ibrahim juga soal pendidikan bagi anaknya.
"Asiana menyiapkan semua fasilitas. Mulai mes, konsumsi, dan biaya pendidikan. Ada kendaraan antar jemput untuk sekolah dan latihan," jelasnya.
Tolak Jadi Kiper
Selain aktivitas rutin latihan, Tristan Ibrahim juga tercatat sebagai siswa kelas 7 di SMP Sultan Hasanuddin Jakarta.
"Saya suka sepak bola mulai umur tiga tahun. Karena ingin jadi pesepakbola seperti papa, saya harus masuk Asiana," ujar Tristan.
Namun, sayang darah kiper yang dimiliki Erick Ibrahim tak menetes di Tristan. Dia lebih suka menempati posisi gelandang serang, penyerang sayap, dan striker.
"Jadi kiper enggak seru. Karena gak bisa bikin gol. Kiper juga banyak diam di pertandingan. Makanya, saya pilih jadi pemain depan. Cita-cita saya ingin jadi pemain Timnas Indonesia," kata Tristan.