Bola.com, London - Pihak penyelenggara Formula 1 (F1) mengambil langkah tegas terkait invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina. F1 memutuskan untuk mencoret GP Sochi Rusia dari kalender balap 2022.
Keputusan itu diambil atas dasar kebaikan semua pihak. Apalagi, invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina telah menyakiti hati masyarakat dunia dan tidak sesuai dengan visi F1, yakni membawa sisi positif ke setiap negara melalui balapan yang digelar.
"Kejuaraan Dunia F1 mengunjungi negara-negara di seluruh dunia dengan visi positif untuk menyatukan orang dan bangsa. Kami menyaksikan perkembangan di Ukraina dengan kesedihan dan keterkejutan serta berharap untuk penyelesaian yang cepat dan damai untuk situasi saat ini," bunyi keterangan resmi F1.
"Pada Kamis malam, F1, FIA, dan tim mendiskusikan posisi olahraga kami. Kesimpulannya adalah, pandangan semua pemangku kepentingan terkait, tidak memungkinkan untuk menggelar Grand Prix Rusia dalam situasi saat ini," tegas pernyataan tersebut.
Pencoretan GP Sochi Rusia ini menjadi yang pertama dilakukan sejak menjadi agenda rutin F1 pada 2014. Dengan demikian, balapan F1 2022 kini berjumlah 22 seri.
Balapan pembuka F1 2022 akan digelar pada 20 Maret mendatang. Balapan akan digelar di Bahrain International Sirkuit pada GP Bahrain.
Didukung Pemerintah Inggris
Keputusan mencoret GP Sochi Rusia diyakini merupakan hasil desakan dari Pemerintah Inggris. Anggota parlemen Inggris dari Partai Demokrat Liberal, Jamie Stone, mengaku sengaja mengirim surat kepada CEO F1, Stefano Domenicali.
"Sangat penting ketika seluruh dunia bersatu untuk mengutuk aksi Putin, termasuk organisasi olahraga internasional seperti Formula 1. Rusia harus tidak diizinkan untuk menggelar ajang olahraga bergengsi, jadi seharusnya tidak ada Grand Prix Rusian tahun ini," ucap Jamie Stone seperti dikutip Motorsport.
"Kami tahu Putin sangat membutuhkan status dan pengakuan pada panggung global. Ini akan menimbulkan kemarahan jika dunia melihat Putin berdiri di podium F1 GP Sochi selepas balapan, seperti yang dilakukannya beberapa tahun ini," tegas Jamie Stone.