Bola.com, Jakarta - Bima Sakti kini menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia U-16. Ia mengemban amanat itu sejak tahun 2019 lalu.
Selama menukangi Timnas Indonesia kelompok umur, Bima Sakti kerap kali menghadapi beberapa kekurangan yang banyak dimiliki oleh para pemain muda Indonesia.
Dua kekurangan pertama menurut Bima adalah soal kurangnya pemahaman taktik. Juga mental yang kerap kali belum siap, apalagi jika mereka dihadapkan pada pertandingan penting.
Hal itu menurut Bima terjadi lantaran kurangnya kompetisi usia muda yang punya kalender panjang dan yang berkelanjutan di Indonesia.
"Pemahaman taktik, mental. Mental ini penting. Pemain yang biasa berkompetisi dengan itu berbeda," ujar Bima di GAN CHANNEL belum lama ini.
Pengambilan keputusan, komunikasi antar pemain juga penting," lanjut Bima.
Soal Postur
Selain itu Bima juga merasa tidak semua pesepak bola muda Indonesia memiliki postur yang ideal. Terutama di posisi-posisi yang memang membutuhkan pemain dengan postur tinggi.
Seperti penjaga gawang, bek tengah, dan penyerang tengah. Menurut Bima di level U-15 seharusnya kiper itu sudah memiliki tinggi paling tidak 175 cm.
"Kondisi fisik juga perlu sangat diperhatikan, misalnya kiper di U-15 itu harus 175 ke atas. Dua bek tengah juga harus tinggi, termasuk penyerang juga," katanya.
"Untuk pemain sayap karena kita butuh yang cepat jadi tidak perlu pemain yang terlalu tinggi," sambung eks gelandang bertahan jempolan itu.
Program Pembinaan
Saat ini kompetisi usia muda yang resmi ada di bawah PSSI hanya Elite Pro Academy (EPA). EPA juga berafiliasi dengan klub-klub yang berlaga di Liga 1.
Namun, menurut Bima EPA saja masih kurang. PSSI dan pihak swasta perlu lebih memperbanyak kompetisi semacam itu
Kompetisi yang harus dijalankan menurut Bima tidak hanya bersifat festival yang hanya berlangsung beberapa minggu saja. Tapi harus bersifat seperti liga.
"Saya berharap selain EPA di PSSI yang swasta juga bisa adakan kompetisi panjang yang berkesinambungan," harap Bima Sakti.
Sumber: Youtube GAN Channel