Bola.com, Jakarta - BRI Liga 1 2021/2022 menjadi musim terburuk dalam sepanjang sejarah Persipura Jayapura di kompetisi nasional. Sebagai pengoleksi gelar juara terbanyak di era Liga Indonesia, pantas bila banyak pengamat menepuk jidat melihat keterpurukan Mutiara Hitam.
Bayangkan saja, sejak pentas kasta tertinggi musim ini diputar pada 27 Agustus 2021 lalu, Persipura Jayapura tak pernah menempati ranking yang bagus di klasemen. Bahkan Mutiara Hitam akrab dengan posisi papan tengah ke bawah.
Meski manajemen telah melakukan pergantian pelatih kepala dari Jacksen Tiago ke pangkuan Angel Alfredo Vera, termasuk belanja pemain untuk memperbaiki performa tim, tapi langkah Persipura tetap terseok-seok.
Bahkan mendekati akhir kompetisi, Ferinando Pahabol dkk. masih betah di zona degradasi. Banyak penyebab penampilan Persipura sangat minor pada musim ini.
Bola.com mencoba merangkum beberapa kendala yang jadi biang keladi jatuhnya pamor Persipura Jayapura pada musim ini.
Regenerasi Pemain, tapi Tidak Berjalan Lancar
Musim ini manajemen Persipura Jayapura mengambil kebijakan berani dengan melakukan regenerasi pemain.
Langkah ini sebenarnya patut diapresiasi seiring menuanya sejumlah pemain senior, seperti Boaz Solossa, Ian Louis Kabes, Tinus Pae, dan Ricardo Salampessy.
Sayang kebijakan regenerasi ini bisa dibilang terlambat. Sebenarnya langkah ini telah dilakukan Persipura tiga atau empat tahun lalu. Tapi, pemain seangkatan Osvaldo Haay memilih berkarier dengan klub Liga 1 di luar Papua sehingga manajemen pun merekrut pemain lokal muda musim ini.
Sinyal kehancuran Persipura sudah tampak saat persiapan pramusim di tangan Jacksen Tiago. Kasus indisipliner yang dilakukan dua sosok penting, Boaz Solossa dan Tinus Pae, membuat tim ini goyah.
Akhirnya, Boaz memilih bergabung dengan Borneo FC setelah dipecat, sedangkan Tinus Pae berkiprah bersama Dewa United di Liga 2 2021. Praktis, Persipura kehilangan panutan dan motivator.
Ironisnya, di tengah ketatnya persaingan pada musim ini, para senior yang tersisa di tim nyaris sulit diandalkan lagi. Ian Louis Kabes dan Ricardo Salampessy akrab dengan cedera. Sedangkan kiper Dede Sulaiman, yang beberapa musim kukuh di bawah mistar, masih dalam proses pemulihan pasca-operasi lutut.
Bek-bek muda Persipura pun tak mampu memberi kenyamanan bagi kiper Fitrul Dwi Rustapa. Akibatnya, gawang Persipura jadi bulan-bulanan lawan.
Pemain Asing yang Mubazir
Tidak bisa dimungkiri lagi, perekrutan pemain asing bisa jadi kunci sukses sebuah tim di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Namun, Persipura Jayapura kurang beruntung dalam belanja pemain impor.
Saat dibesut Jacksen Tiago, Persipura hanya memiliki tiga legiuner asing, yakni Henrique Motta, Yevhen Bokhashvili, dan Takuya Matsunaga. Sialnya, ketiganya tak bisa tampil maksimal.
Motta yang diharapkan jadi komandan lini belakang kerap absen akibat cedera. Begitu pula Takuya Matsunaga. Sedangkan Bokhashvili tampak mandul, karena jarang mendapat suplai bola matang dari gelandang maupun sayap.
Persipura baru mendatangkan Hedipo Gustavo pada akhir putaran pertama. Tapi, gelandang serang asal Brasil ini tidak bisa langsung diturunkan.
Ketika nakhoda diambil alih Angel Alfredo Vera, Hedipo Gustavo hanya beberapa kali bermain. Cedera hamstring dan paparan COVID-19 jadi biang keladinya.
Persipura juga merekrut Ramiro Fergonzi sebagai tandem Bokhashvili. Sayang saat keduanya mulai menemukan chemistry, justru psikis Bokhashvili terganggu menyusul kabar invasi Rusia ke Ukraina, negara asal striker jangkung ini.
Badai COVID-19 dan Balada Todd Ferre
Musibah tampaknya begitu lekat dengan Persipura Jayapura. Empat kali juara Liga Indonesia ini jarang bisa menurunkan komposisi tim terbaik dalam setiap laga yang dilakoninya.
Mulai kendala cedera, akumulasi kartu kuning, hingga badai COVID-19 varian Omicron yang menghantam pemain pada seri keempat BRI Liga 1 yang digelar di Bali.
Beberapa pertandingan terpaksa ditunda, karena kuota minimal jumlah pemain tidak memenuhi regulasi kompetisi. Persipura juga sempat berhalangan mengirim skuadnya saat menghadapi partai tunda kontra Madura United.
Ada satu berita yang patut kita tunggu apakah Komdis PSSI benar-benar menjatuhkan sanksi terhadap mangkirnya Persipura saat partai tunda tersebut.
Sebelum bertarung di Bali, sebenarnya Persipura dilanda nestapa. Striker muda berbakat, Todd Rivaldo Ferre, harus menepi lebih awal. Dia mendapat sanksi larangan bermain selama setahun. Ini buntut sikap tidak sportif yang dilakukannya karena memukul wasit dan berkata kotor setelah Persipura kalah dari Bali United di seri ketiga BRI Liga 1.