Bola.com, Semarang - PSIS Semarang sempat memiliki bomber yang menakutkan pada gelaran Liga 1 2018. Sosok yang dimaksud adalah Bruno Silva, pemain asal Brasil yang beberapa kali membela Laskar Mahesa Jenar.
Ketika itu Bruno Silva baru menjalani musim debutnya di Indonesia, bahkan di Asia. PSIS Semarang merupakan klub pertama bagi Bruno Silva di luar negaranya, Brasil.
Saat itu penampilan Bruno Silva begitu luar biasa. Dalam sepanjang musim, ia mampu mencetak 16 gol dan 10 assist. Bruno Silva ketika itu bisa mencetak gol dari berbagai posisi.
Tendangan jarak jauh, tendangan bebas, tandukan atau gol tap in bisa dilakukan olehnya. Kontribusi gol dan assist Bruno membawa PSIS mengakhiri musim di papan tengah.
Penampilan apik itu membuat Bruno Silva digaet klub kasta tertinggi Arab Saudi, Al-Ain pada awal 2019. Karier Bruno di klub tersebut tidak berjalan bagus.
Kembali ke PSIS
Hal tersebut membuat Bruno Silva kembali ke PSIS Semarang pada sisa musim Liga 1 2019. Bruno kemudian mendapatkan kontrak lagi di PSIS untuk musim 2020.
Pemain kelahiran 1991 itu sebenarnya tampil apik pada awal musim Liga 1 2020. Ia sempat mencetak dua gol. Namun, penampilan apiknya tidak bisa berlanjut lantaran Liga 1 2020 akhirnya dibatalkan karena wabah COVID-19.
Ada keyakinan baru bagi Bruno dan PSIS Semarang menghadapi BRI Liga 1 2021/2022. Bruno dan PSIS tentu sama-sama merindukan masa-masa ketajaman seperti edisi 2018 lalu.
Namun, harapan itu tidak terwujud. Pada paruh pertama musim BRI Liga 1, Bruno hanya bisa mencetak empat gol dari 12 pertandingan bersama Mahesa Jenar.
Perjudian Tak Berhasil
Kondisi itu membuat manajemen PSIS Semarang membuat langkah yang bisa dikatakan sebagai perjudian. Mereka mencoret Bruno Silva dari skuad PSIS yang berlaga di putaran kedua BRI Liga 1 2021/2022.
Menariknya, penyerang yang menggantikan Bruno Silva adalah sosok Chevaughn Walsh. Penyerang asal Jamaika yang sempat merumput di Vietnam.
Namun, Walsh tampil lebih buruk dari Bruno sejauh ini. Penyerang berusia 26 tahun ini hanya bisa mencetak satu gol dari delapan kali dimainkan.
Namun, Walsh tak bisa sepenuhnya disalahkan. Sebelum memperkuat PSIS, ia sempat nyaris setahun tidak merasakan atmosfer kompetisi resmi.
Selain itu, banyak pemain PSIS yang lain, terutama di lini depan juga mengalami penurunan performa pada putaran kedua. Sebut saja Hari Nur Yulianto dan Septian David Maulana.
Pemain depan lain yang didatangkan di putaran kedua seperti Rachmad Hidayat juga masih tampil di bawah standar. Bahkan belakangan eks pemain PSMS Medan itu hanya jadi penghangat bangku cadangan.