Rocamethodology, Filosofi Bermain Persik Bisa Melesat dari Zona Degradasi ke Papan Tengah BRI Liga 1

oleh Gatot Susetyo diperbarui 05 Mar 2022, 05:15 WIB
Javier Roca menyelipkan bunga Kamboja di telinganya saat laga Persik melawan Bhayangkara FC. (Bola.com/Gatot Susetyo)

Bola.com, Denpasar - Dari hasil dua laga terakhir, Persik Kediri berhasil menerobos papan tengah klasemen sementara BRI Liga 1 2021-2022. Kemenangan dari Persiraja 2-0 dan Arema FC 1-0 mengatrol Macan Putih dari papan bawah ke posisi sepuluh besar.

Raihan prestasi pasukan Javier Roca ini mampu melewati tim-tim macam PSM, Madura United, Persikabo 1973, PSS, dan Persita yang sempat tampil bagus di putaran pertama.

Advertisement

Persik Kediri di tangan Javier Roca berubah menjadi kekuatan yang luar biasa. Bahkan sekarang Arthur Irawan dkk. mulai mengincar posisi rival diatasnya, seperti Persija, PSIS, dan Borneo FC. Apalagi dari hasil pekan ke-28 lalu, selisih poin Persik dengan tiga tim tersebut hanya beda tipis.

Putaran kedua menyisakan enam laga lagi. So, peluang Persik merangsek ke urutan atas masih terbuka lebar. Apa kunci kebangkitan Persik yang di awal kompetisi oleh para pengamat sepakbola Nasional diprediksi bakal terdegradasi? Berikut ulasan bola.com soal titik balik Persik tersebut.

Banyak orang menjustifikasi kedatangan Javier Roca ke Persik Kediri akan menambah runyam tim asal Kota Tahu ini. Analisa publik ini wajar, karena Roca tak memiliki jejak rekam melatih klub profesional di Indonesia.

 

 

2 dari 4 halaman

Filosofi Sederhana

Pemain Persik Kediri, Youssef Ezzejjari melakukan selebrasi usai mencetak gol penyeimbang 2-2 ke gawang PSM Makassar dalam laga pekan ke-4 BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kamis (23/9/2021). Persik kalah 2-3. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Nama pria asal Cile ini hanya kondang sebagai mantan pemain berposisi gelandang yang flamboyan selama berkarir di Indonesia. Namun penilaian banyak orang tersebut meleset jauh.

Pelan tapi pasti, Javier Roca dengan gaya dan filosofi sepakbola yang dia sebut sebagai rocamethodology berhasil mengatrol Persik yang terbenam di zona degradasi ke posisi lebih terhormat.

"Sepak bola itu bagaimana memainkan bola dan mengumpan ke pemain yang memakai warna jersey sama," tulisnya di akun Instagram pribadi @javierroca9.

Ini mungkin filosofi paling sederhana yang disampaikan Roca. Padahal, sebenarnya apa yang dilakukan Javier Roca kepada anak buahnya lebih rumit dan detail.

Namun garis besarnya terlihat dari sistem permainan yang dipertontonkan pemain Persik di pertandingan. Mereka selalu berusaha maksimal menguasai bola, kemudian menekan, sebanyak mungkin bikin peluang, dan terakhir menusuk pertahanan lawan.

3 dari 4 halaman

Pentingnya Penguasaan Bola

Pertandingan berlangsung dengan seru. Arema dan Persik sama-sama bermain menyerang. Belum genap 10 menit laga berjalan, Persik sudah membukukan peluang lewat Dionatan Machado. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Javier Roca sempat mengunggah proses sebutir gol kemenangan Persik atas Persela pekan ke-25 yang dicetak Youssef Ezzejjari menit ke-71. Dari cuplikan rekaman video itu, Persik butuh empatpuluh penguasaan bola dari kaki ke kaki yang akhirnya sukses dieksekusi Youssef Ezzejjari.

Yang menarik, selama menguasai bola itu pemain Persik sama sekali tak melakukan kesalahan passing. Alhasil, pemain Persela pun tak mampu merebut bola dan seolah jadi kucing-kucingan penggawa Persik.

Gaya bermain menguasai, menekan, membuka peluang, dan menusuk jantung pertahanan musuh ini secara konsisten dipraktekkan pemain Persik.

"Sepak bola itu harus banyak menguasai bola. Kalau bola sudah dikuasai, kita bebas mau apa saja. Karena tujuan main bola cetak gol, maka bola yang ada di kaki kita gunakan untuk menekan dan membuka banyak peluang untuk cetak gol."

4 dari 4 halaman

Yuk Tengok Posisi Persik Saat Ini

Berita Terkait