Bola.com, Denpasar - Kekalahan Persela Lamongan dari Borneo FC dengan skor 0-2 dalam lanjutan BRI Liga 1 2021/22 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Sabtu (5/3/2022) malam, menghasilkan 'pencapaian' tersendiri.
Klub berjulukan Laskar Joko Tingkir sah memecahkan rekor tanpa kemenangan beruntun terbanyak sepanjang sejarah Liga 1. Demerson Bruno dkk. tak bisa merebut tiga angka selama 20 pertandingan terakhir mereka.
Pencapaian buruk ini menambah sulit beban Persela untuk bisa keluar dari jeratan degradasi. Saat ini, mereka tertinggal tujuh angka dari Barito Putera yang berada di batas aman.
Asisten pelatih Persela Lamongan, Ragil Sudirman menyadari langkah timnya untuk keluar dari zona merah bakal semakin sulit. Dengan lima laga yang tersisa, situasi mereka bakal semakin mengkhawatirkan.
"Kami masih ada waktu. Pertama, kami harus menaikkan mental pemain. Jangan berlarut-larut dengan kekalahan. Terus ini yang jelas, kami harus kasih motivasi di pertandingan selanjutnya. Mau tak mau kita harus curi poin atau kemenangan," tekadnya.
Kecolongan Menit Akhir Terus Jadi Petaka
Persela memiliki masalah yang cukup serius sejak awal musim bergulir. Mereka kerap kali kecolongan di menit-menit akhir pertandingan yang memaksa poin-poin penting terbuang percuma.
Tiga kemenangan dari 29 laga terakhir menjadi bukti betapa kesulitannya mereka sepanjang musim ini. Jangankan meraih satu poin, untuk meraih kemenangan saja mereka harus ditemani keberuntungan.
"Sebetulnya pertandingan tadi anak-anak main bagus, cuma tadi ada kesalahan-kesalahan di menit-menit akhir, babak pertama dan babak kedua. Itu yang menjadi pekerjaan rumah kami, untuk memperbaikinya agar jangan sampai terulang lagi," tegasnya.
Lini Depan Persela Terburuk Ketiga
Persela dikenal sebagai penghasil striker asing jempolan dari tahun ke tahun. Kesuksesan mereka dalam melakukan scouting pemain, selalu mengundang decak kagum dari setiap lawan.
Tetapi hal ini yang tak terlihat di perhelatan BRI Liga 1 2021/22. Ivan Carlos, Jose Wilkson dan Selwan Al-Jaberi gagal memenuhi ekspektasi yang diberikan.
Alih-alih menjadi tumpuan serangan, ketiga pemain ini gagal mengeluarkan kualitas terbaik mereka.
"Tadi di babak kedua, kami menyerang terus. Tetapi di sisi lain, penyelesaian akhir pemain kami, (kualitas) finishing mereka dari beberapa peluang belum mampu menciptakan gol. Ini evaluasi bagi kami juga di pertandingan selanjutnya," jelasnya.