Bola.com, Jakarta - Seorang kapten dalam sebuah tim sepak bola adalah sesuatu yang sangat penting. Sebuah tim bisa memiliki pemain berbakat yang luar biasa, tapi seorang kapten tim yang tepat selalu menjadi sesuatu yang lebih penting. Namun, belakangan ada sejumlah kapten tim yang justru kerap menjadi biang kesulitan timnya, seperti halnya Harry Maguire di Manchester United.
Seorang kapten tim tidak selalu harus menjadi pemain terbaik di dalam tim. Seorang kapten haruslah seseorang yang bisa menyampaikan pemikirannya kepada rekan-rekan setimnya yang lain, berjuang bersama, dan menjadi panutan di dalam maupun di luar lapangan.
Namun, banyak hal bisa menjadi sedikit canggung ketika seorang kapten yang jadi pemimpin di lapangan tampil buruk untuk timnya. Seperti halnya yang kerap jadi masalah Harry Maguire di Manchester United.
Sebagian besar penggemar Manchester United menginginkan Harry Maguire dicopot dari jabatannya sebagai kapten tim. Maguire tampil luar biasa pada musim 2020/2021 bersama klub dan tim nasional Inggris. Namun, ia kini menjadi satu di antara pemain terburuk yang ada di skuad The Red Devils pada musim ini.
Maguire sama sekali tidak mengancam seperti seharusnya dari situasi set-piece. Pertahanan satu lawan satunya menyedihkan dan pengambilan keputusan ketika berada di bawah tekanan juga biasa-biasa saja.
Jika performa pemain berusia 29 tahun itu tidak membaik selama sisa musim ini, akan sulit membenarkan kehadiran Harry Maguire di Manchester United, apalagi menjadi starter.
Sergio Busquets dan Gerard Pique
Barcelona akhirnya mulai menemukan konsistensi dalam permainannya di bawah asuhan Xavi Hernandez pada musim ini. Barcelona tidak terkalahkan dalam delapan pertandingan terakhir di semua kompetisi.
Setelah sempat kesulitan menjalani musim ini, terutama karena kesulitan untuk menjaga konsistensi, tim Catalan itu kini sudah lebih baik. Bahkan Blaugrana kini sudah naik ke peringkat ketiga dalam klasemen La Liga Spanyol.
Perkembangan itu adalah hasil dari peningkatan performa dua kapten Barcelona, Sergio Busquets dan Gerard Pique, yang bergantian memimpin Blaugrana sejak momen pergantian tahun.
Namun, Barcelona masih perlu merombak besar-besaran skaud mereka pada musim panas ini. Bahkan kapten Barcelona, Sergio Busquets dan Gerard Pique, sudah berada di senja karier. Namun, meski sudah berusia 33 tahun, Busquets telah memperlihatkan performa yang layak pada musim ini.
Sementara Pique merupakan kapten yang juga merupakan pemimpin di ruang ganti. Ia memperlihatkan performa yang mengecewakan pada paruh pertama musim ini. Tapi, penampilannya sudah meningkat pesat ketika Barcelona ditangani oleh Xavi Hernandez.
Koke dan Jan Oblak
Juara bertahan La Liga Spanyol, Atletico Madrid, diperkirakan bakal kembali mendominasi liga pada musim ini. Namun, Rojiblancos telah memperlihatkan inkonsistensi dan kehilangan karakter.
Sejumlah pemain yang paling diandalkan telah tampil mengecewakan pada musim ini. Termasuk dua kapten mereka, Koke dan Jan Oblak.
Koke secara konsisten memperlihatkan penampilan rata-rata pada musim ini. Ada argumen bahwa Atletico Madrid telah bermain lebih baik saat dia absen.
Sementara itu, Jan Oblak dianggap sebagai kiper terbaik hingga musim lalu. Namun, ia menjalani musim yang sangat mengecewakan kali ini. Oblak telah kebobolan 47 gol dalam 36 pertandingan dan hanya mampu mendapatkan 10 clean sheet.
Pemain berusia 29 tahun itu memiliki persentase penyelamatan terbaik kedua di La Liga musim lalu. Pada musim ini, ia menjadi penjaga gawang dengan persentase penyelamatan terendah di La Liga Spanyol (55,2 persen)
Seamus Coleman
Everton menyelesaikan musim di peringat ke-10 dalam klasemen Permier League 2020/2021. Perlu dicatat bahwa mereka hanya terpaut tujuh poin di belakang Chelsea yang mengakhiri musim lalu di peringat keempat dan menempati posisi terakhir untuk Liga Champions.
Performa The Toffees telah menghilang pada musim ini dan saat ini mereka menavigasikan satu di antara kampanye terburuk mereka belakangan ini.
Lebih buruk lagi, kapten mereka, Seamus Coleman, telaha melambangkan perjuangan mereka. Dia telah memperlihatkan beberapa performa yang layak pada musim ini dan sebaliknya juga sangat tidak bersemangat.
Pemain berusia 33 tahun itu sebagian besar tidak menginspirasi di lini perahanan Everton pada musim ini. Coleman tidak menawarkan apa pun dari sayap kanan untuk mereka. Pemain asal Irlandia itu hanya memiliki satu gol dan assist yuntuk memperlihatkan upayanya dalam 22 pertandingan di semua kompetisi dalam musim ini.
Pemain berusia 33 tahun itu adalah seorang pemimpin yang baik, tapi usia mulai mengejarnya. Everton saat ini berada di peringkat ke-17 dalam klasemen Liga Inggris dan sangat dekat dengan zona degradasi.
Kasper Schmeichel
Leicester City adalah tim lain yang menjalani musim ini dengan performa yang sangat mengecewakan. The Foxes tidak beruntung finis di luar posisi empat besar pada dua musim terakhir. Namun, mereka saat ini mendekam di posisi ke-12 dalam klasemen Liga Inggris.
Mereka memiliki rekor pertahanan terburuk nomor enam di liga dan kapten sekaligus kiper mereka, Kasper Schmeichel, tidak berada di level yang terbaik.
Pemain berusia 35 tahun itu telah menjalani bagian yang adil dari pertandingan yang benar-benar terlupakan pada musim ini ketika menghadapi Chelsea, Napoli, Liverpool, Manchester City, dan West Ham United.
Jika melihat tim-tim itu, mereka adalah tim yang diinginkan oleh kapten mereka untuk bisa menjadi yang terbaik. Schmeichel belum mampu memberikan penampilan seperti itu untuk timnya pada musim ini.
Sumber: Sportskeeda