Bola.com, Denpasar - Berbagai rumor bermunculan seiring pencapaian Persik Kediri di pentas BRI Liga 1 2021/2022. Hingga pekan ke-29 lalu, Persik telah menempati urutan kesembilan di daftar klasemen sementara.
Dari 29 laga, Persik mengantongi 37 poin. Liga 1 musim ini tinggal menyisakan lima pertandingan lagi untuk memastikan sang juara dan tiga tim yang terdegradasi ke Liga 1 2022.
Dengan melihat keberhasilan Persik di tangan Javier Roca, kemungkinan Macan Putih finish di posisi 10 besar sesuai amanat manajemen tampaknya bisa terwujud.
Apalagi tren permainan Faris Aditama dkk. terus meningkat pesat. Meski Bola.com tak mengetahui rahasia klausul bentuk bonus pencapaian target yang diberikan manajemen Persik kepada para pemain.
Namun biasanya sebuah klub selalu memberikan iming-iming insentif bila tim bisa mencapai target yang diinginkan manajemen. Rumor yang beredar, seperti dikutip dari kanal JEBREEETmediaTV dalam perbincangan dengan pelatih Persik, Javier Roca, tampaknya pengurus menyiapkan unlimited budget untuk tim pada musim depan.
Kanal itu menyebut isu itu diembuskan oleh Martin Gading, Vice Manager Marketing Persik. Bagaimana reaksi dan komentar Javier Roca soal isu budget tak terbatas tersebut?
“Saya belum mendengar kabar itu. Dan, saya tak dilibatkan dalam soal itu. Jadi saya kira kalau manajemen Persik Kediri menyiapkan unlimited budget, kayaknya budget itu untuk saya,” kata Javier Roca dengan nada bercanda. Dia pun cepat-cepat berucap: “Nggak…nggak. Saya bercanda.”
Selanjutnya pelatih asal Chile itu memberikan penjelasan logis, jika manajemen Persik Kediri benar-benar merealisasi rencana untuk membentuk skuat Persik dengan dana melimpah.
“Ya, kalau kita bisa masuk sepuluh besar sesuai target dari manajemen, wajar bila ada bonus. Jika pengurus punya rencana menyiapkan dana banyak, itu bagus. Kami bisa membeli pemain bagus juga musim depan,” tuturnya.
Tapi, lanjut Roca, dengan dana besar belum tentu bisa membeli pemain yang diinginkan Persik.
“Pemain bagus pasti mahal. Tiap pelatih pasti punya rencana. Jika kita tak bisa membeli pemain A, karena berbagai kendala. Kita harus siapkan alternatif merekrut pemain B. Tapi kita beli pemain-pemain itu sesuai kebutuhan tim dan sistem permainan apa yang dipakai musim depan,” jelasnya.
Tak Suka Instan
Roca mengungkapkan dirinya lebih suka membentuk dan mengorbitkan pemain, daripada membeli pemain jadi.
“Saya kira materi pemain yang ada sekarang sudah bagus. Saya lebih tertarik membuat pemain biasa jadi bagus. Pemain yang sudah bagus, jadi luar biasa. Kalau pemain yang luar biasa, biasanya sudah mentok,” ucapnya.
Soal pembelian pemain baru, menurut Roca, tergantung sistem kompetisi musim depan. Jika telah tahu sistem, durasi, dan jadwal pertandingan Liga 1, baru bisa memutuskan apakah Persik mengontrak pemain yang sudah jadi atau setengah jadi tapi bisa dipakai di kompetisi.
“Sepak bola itu rumit. Lihat dulu sistem kompetisi seperti apa. Apakah kita main tiga hari atau empat hari sekali. Atau kita main tiap tujuh hari sekali. Kalau main tiga atau empat hari seperti musim ini, Persik harus beli pemain yang siap pakai. Jika main normal tiap pekan, pemain muda Persik sekarang bisa dioptimalkan. Karena kita punya waktu untuk mematangkan mereka di kompetisi,” jelasnya