"Tidak ada tempat berlindung yang aman bagi mereka yang telah mendukung serangan kejam Putin di Ukraina," kata Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
Bola.com, Jakarta - Pembekuan aset belakangan jadi dua kata yang sering nongol di pemberitaan media massa. Hal ini bisa dilakukan oleh otoritas terkait, seperti pemerintah dan penegak hukum, lantaran ada kasus kriminal maupun tindakan yang dianggap melanggar hukum.
Pemilik Chelsea, Roman Abramovich, jadi figur elite terbaru yang asetnya dibekukan oleh pemerintah Inggris. Alasannya, sultan blasteran Rusia-Israel ini dicap mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Sebelum sanksi berlaku, Roman Abramovich sebetulnya sudah memberikan mandat kepada Dewan Yayasan Chelsea untuk menjalankan roda aktivitas klub. Selang beberapa hari, pria yang memiliki mayoritas aset The Blues itu dilaporkan berniat menjualnya.
Diyakini, rencana menjual Chelsea karena Roman Abramovich begitu mencintai klub yang ia beli pada 2003 itu. Ia sadar bahwa sanksi berat bisa kapan saja diperoleh klub asal London tersebut.
Pemerintah Inggris sebelumnya juga sudah melarang Roman Abramovich untuk menginjakkan kakinya di Inggris. Caranya adalah dengan tidak memberikan visa. Selain itu, ia juga dimonitor agar tidak bisa pulang ke rumahnya yang ada di Inggris.
Pada Kamis (10/3/2022), Pemerintah Inggris akhirnya mengeluarkan keputusan yang bikin seluruh elemen Chelsea kalang kabut: Roman Abramovich resmi dihukum.
Agar Roman Abramovich Tidak Menerima Sepeserpun Uang dari Chelsea
Roman Abramovich bukan satu-satunya sosok tajir melintir yang asetnya dibekukan. Sebab Pemerintah Inggris juga menghukum tiga 'sultan' lainnya, yakni Igor Sechin, Oleg Deripaska dan Dmitri Lebedev.
Deripaska memiliki saham di En+ Group. Sementara itu, Sechin adalah kepala eksekutif Rosneft dan Lebedev adalah ketua dewan direksi Bank Rossiya.
Terkait Abramovich dan Chelsea-nya, banyak kerugian yang dialami terhitung sejak hari ini sampai waktu yang belum ditentukan. Memang benar bahwa The Blues masih bisa mengoperasikan roda klub, tapi pembekuan aset membuat beberapa hal fundamental praktis tertutup.
Dilansir dari Sportbible, seluruh aset berharga Roman Abramovich, baik di Chelsea maupun Inggris, bakal dibekukan atau ditangguhkan. Sehingga keuntungan dalam bentuk apapun bisa disita Pemerintah setempat.
Adapun roda klub akan berjalan dengan 'special treatment', yakni pemberlakukan lisensi khusus yang akan diberikan kepada Yayasan Chelsea.
"Untuk memastikan klub dapat terus bersaing dan beroperasi, kami mengeluarkan lisensi khusus yang memungkinkan pemenuhan jadwal, staf dibayar, dan pemegang tiket yang ada untuk menghadiri pertandingan, sementara, yang terpenting, menghilangkan keuntungan Abramovich dari kepemilikannya atas klub," kata Sekretaris Kebudayaan Inggris, Nadine Dorries, melalui akun Twitter-nya.
Hanya saja, Chelsea dilarang melakukan aktivitas transfer, termasuk pemberian kontrak kepada pemain. Hal ini membuat beberapa penggawanya seperti Antonio Rudiger dan Andreas Christiansen, terancam hengkang secara cuma-cuma karena kontraknya habis akhir musim ini.
Penjualan merchandise juga dilarang. Toko-toko resmi klub di seluruh Inggris (sejauh ini Bola.com belum mendapatkan informasi mengenai nasib official store di luar Inggris) akan ditutup.
Semua ini artinya, Roman Abramovich tidak akan mendapatkan sepeserpun uang selama sanksi berlaku, jika memang hanya sementara. Hingga berita ini turun, praktis status penjualan Chelsea ditangguhkan, atau kemungkinan terburuknya, disita oleh pemerintah Inggris.
Kabar terbaru menyebutkan, Chelsea hanya bisa mendapatkan uang dari hasil penjualan makanan dan minuman. Sementara ancaman teknis yang membayangi mereka di Liga Inggris adalah pengurangan poin.
"Saya tahu ini membawa ketidakpastian, tetapi Pemerintah Inggris akan bekerja dengan liga dan klub untuk menjaga sepak bola tetap dimainkan sambil memastikan sanksi mengenai yang dimaksudkan. Klub sepak bola adalah aset budaya dan pondasi komunitas kita. Kami berkomitmen untuk melindungi mereka," kata Dorries melanjutkan.
Mirip Kasus Indra Kenz, Sultan Medan yang Dimiskinkan Paksa
Upaya pemiskinan paksa yang mirip dengan kasus Roman Abramovich juga menimpa Indra Kenz, figur publik yang dikenal dengan sebutan Sultan Medan. Dinukil dari Liputan6, Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri telah menetapkan sosok bernama asli Indra Kesuma ini sebagai tersangka dalam kasus dugaan penipuan investasi trading binary option lewat aplikasi Binomo.
Kasusnya sudah berlangsung sejak akhir Februari silam. Ia awalnya diperiksa sebagai aksi selama tujuh jam pada Kamis (24/2/2022). Setelah itu, penyidik menetapkan Indra Kenz sebagai tersangka.
Apa penyebabnya? Indra Kenz dijerat dengan pasal berlapis. Antara lain, Pasal 45 ayat (2) Jo Pasal 27 ayat 2 dan atau Pasal 45 A ayat (1) jo Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Indra Kenz juga dijerat oleh UU tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, serta penipuan. Ia diduga tindak pidana judi online, penyebaran berita bohong alias hoaks melalui media elektronik, penipuan atau perbuatan curang, dan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Selain ancaman hukuman penjara maksimal 20 tahun, penyidik juga akan menyita seluruh aset Indra Kenz yang terkait dengan kasus penipuan investasi trading binary option lewat aplikasi Binomo. Termasuk aset Indra Kenz yang mengalir ke keluarga hingga ke pacarnya.
"Itu kan ada namanya tindak pidana pencucian uang. Kita akan cek. Kalau pacarnya pun terima uang ya kita kejar, keluarganya punya uang kita kejar. Itu namanya tindak pidana pencucian uang," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri, Brigjen Pol Whisnu Hermawan saat dihubungi, Selasa (1/3/2022).
Tak cukup sampai di situ, Whisnu Hermawan mengatakan bahwa pihaknya telah memblokir seluruh rekening milik Indra Kenz guna melacak aliran asetnya. "Rekening kita blokir semua," kata Whisnu saat dihubungi, Selasa (1/3/2022).
Roman Abramovich Jadi Penyalur Dana untuk Rusia
Jika aset Indra Kenz dibekukan dan ditelusuri dengan tujuan ke mana dan dari mana datang dan perginya agar tidak 'tercuci', Roman Abramovich sedikit berbeda. Pemerintah Inggris dilaporkan curiga kalau-kalau aliran dananya dipasok ke Rusia untuk keperluan invasi ke Ukraina.
Sementara di tempat lain, politisi Partai Buruh, Chris Bryant, menyatakan pemerintah Inggris seharusnya menyita aset pemilik Chelsea itu karena dugaan korupsi.
"Sebagai bagian dari strategi Pemerintah Inggris (HMG) tentang Rusia untuk menyasar aliran dana gelap dan praktik jahat, Abramovich tetap masuk radar HMG karena hubungannya dengan negara Rusia dan asosiasi umum terkait dengan aktivitas dan praktik korup," ujarnya dinukil dari Antara.
Mengenai ke mana aliran dana panas Roman Abramovich mengalir, satu hal yang dapat diketahui adalah bahwa ia sering terlibat bisnis sepak bola di Rusia. Ia dikabarkan mengakomodasi kedatangan Guus Hiddink untuk melatih Timnas Rusia.
Selain itu, Abramovich juga menjadi penyumbang dana utama Yayasan Rusia dalam bentuk Akademi Sepak Bola Nasional. Perputaran dananya disalurkan untuk kepentingan program olahraga usia dini di Rusia.
Satu di antara bentuk konkretnya adalah berupa pembangunan lapangan sepak bola di pelosok-pelosok Rusia. Selain itu, akademi atau yayasan tersebut juga membantu pengiriman pemain muda berbakat ke klub-klub profesional di Belanda, Spanyol, dan Inggris.