Gagal Jadi Atlet Bulutangkis, Kurniawan Dwi Yulianto Ditakdirkan Jadi Pemain Bola

oleh Rizki Hidayat diperbarui 11 Mar 2022, 11:15 WIB
Kurniawan Dwi Yulianto. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Kurniawan Dwi Yulianto saat ini merupakan satu di antara pelatih berkualitas yang dimiliki Indonesia. Namun, di era 1990 hingga awal 2000-an, Kurniawan adalah satu di antara penyerang paling berbahaya di sepak bola Indonesia.

Posturnya kecil, hanya 174 cm. Badannya pun tak besar. Itu jadi alasan mengapa Kurniawan Dwi Yulianto mendapatkan julukan Si Kurus.

Advertisement

Namun, Kurniawan memiliki kemampuan luar biasa di depan gawang lawan. Ia mempunyai penempatan posisi yang bagus. Penyelesaian akhirnya juga sangat klinis. Selain itu, kecepatan dan tandukannya juga sangat bagus.

Tak heran, Kurniawan memiliki catatan 33 gol di Timnas Indonesia. Si Kurus mampu mencetak gol sebanyak itu dari 59 kali penampilan.

Sementara itu di level klub, Kurniawan Dwi Yulianto mencatatkan 406 penampilan di ajang resmi. Total ia mencetak 200 gol dalam jumlah laga tersebut.

 

2 dari 3 halaman

Terinspirasi Piala Dunia 1982

Staf pelatih Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, saat sesi latihan di Stadion Wibawa Mukti, Jawa Barat, Jumat (02/11/2018). Latihan tersebut dalam rangka persiapan jelang laga Piala AFF 2018. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Kepada kanal YouTube GAN CHANNEL, Kurniawan Dwi Yulianto menceritakan awal mula ia tertarik ingin menjadi pemain sepak bola. Itu terjadi ketika menyaksikan Piala Dunia 1982.

Saat itu, turnamen sepak bola terbesar di dunia itu digelar di Spanyol. Banyak legenda yang berlaga di ajang yang dimenangkan Italia itu.

Sebut saja Paolo Rossi, Diego Maradona, Michel Platini, Emilio Butragueno, Zico, dan banyak lagi legenda yang lain. Kurniawan terinspirasi dari penampilan mereka.

"Pertama suka sepak bola itu tahun 1982 waktu itu Piala Dunia di Spanyol. Saat itu saya punya mimpi ingin jadi pemain bola karena ingin naik pesawat dan masuk TV. Itu awal mimpi saya sebagai pesepak bola," ungkapnya.

"Dulu orang tua saya tidak mendukung, mungkin dulu mikir mau jadi apa sih jadi pemain bola. Saya sering kena marah, waktunya ngaji saya bolos main bola," sambung Kurus.

 

3 dari 3 halaman

Takdir Gagalkan Kurniawan Jadi Atlet Bulutangkis

Pelatih Sabah FA, Kurniawan Dwi Yulianto. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Namun, saat itu Kurus tidak mendapatkan dukungan dari kedua orang tuanya untuk menjadi pesepak bola. Orang tua Kurniawan menginginkannya untuk menjadi atlet bulutangkis.

Bahkan, Kurniawan sempat diantar untuk mendaftar di sebuah sekolah bulutangkis yang ada di Magelang. Layaknya takdir yang sudah diatur oleh semesta, sekolah bulutangkis itu tutup saat Kurniawan dan orang tuanya datang untuk mendaftar.

"Singkat cerita kelas 1 SMP orang tua marah lah, mereka bilang kalau saya mau jadi olahragawan harus jadi pemain bulutangkis. Saya mau disekolahkan di sekolah bulutangkis di Magelang. Tapi mungkin karena jalannya jadi pemain bola sore itu tutup sekolahnya," ujar Kurniawan.

"Jadi saya sama orang tua balik. Terus di jalan ada spanduk yang bertuliskan dibuka sekolah sepak bola di Magelang. Saat itu saya nangis minta turun minta didaftarkan di situ," jelasnya.

Berita Terkait