Bola.com, Jakarta - Real Madrid berstatus raja Liga Champions. Los Blancos merupakan klub tersukses dalam sejarah kompetisi tersebut dengan 13 gelar.
Tapi, tak semuanya gelar itu didapatkan secara mulus. Real Madrid juga menjalani laga-laga mendebarkan. Kemenangan atas PSG pada 16 besar edisi 2021/2022 contohnya.
Los Blancos tertinggal 0-1 akibat gol Kylian Mbappe pada babak pertama. Namun, pada babak kedua, Karim Benzema membawa Madrid berbalik unggul dan menang 3-1.
Kesuksesan Real Madrid ke perempat final membuktikan mereka tetap menjadi ancaman pada ajang itu musim ini.
Musim lalu, Real Madrid mencatat rekor mencapai semifinal Liga Champions 30 kali usai menumbangkan Liverpool. Sampai saat ini, Real Madrid juga belum tergeser dari status juara terbanyak, 13 kali.
Dalam 11 tahun, Real Madrid berhasil mencapai semifinal Liga Champions dan empat di antaranya menjadi juara.
Menurut Planet Football, selain kemenangan dramatis atas PSG musim ini, ini dia lima momen saat Real Madrid nyaris angkat koper dari panggung Liga Champions tapi selamat, bahkan jadi juara.
2001/2002, Juara
Perempat final edisi 2001/2002 menyajikan pertandingan kelas berat antara Real dan Bayern Munchen, dan harapan Real Madrid tipis setelah kalah 0-1 di Olympiastadion, Munich.
Dua gol telat dari tuan rumah membuyarkan keunggulan Real Madrid. Namun, mereka membalikkan keadaan di Madrid.
Real Madrid menang 2-0 berkat gol-gol dari Ivan Helguera dan Guti. Mereka akhirnya akan memenangkan trofi, kemenangan ketiga dalam enam tahun.
2013/2014, Juara
Musim sebelumnya, Real Madrid secara mengejutkan tersingkir oleh Borussia Dortmund asuhan Jurgen Klopp di semifinal.
Kemenangan kandang 3-0 di leg pertama berarti Real berpikir mereka bisa sedikit bersantai di Jerman. Mereka salah.
Angel Di Maria memiliki peluang untuk mencetak gol tandang yang krusial, tetapi gagal mengeksekusi penalti di awal pertandingan, dan situasi berubah dari buruk menjadi lebih buruk saat Dortmund kemudian memimpin 2-0 sebelum turun minum.
Pasukan Klopp terus menekan. Namun, Sergio Ramos dan Pepe memimpin lini belakang dengan baik, keluar babak kedua tanpa kebobolan.
2013/2014, Final
Kedua klub Madrid tanding di Lisbon. Setelah Diego Godin memberi Atletico keunggulan, itu tampak cukup suram bagi Real Madrid.
Sampai kapten legendaris mereka meledak. Sergio Ramos, salah satu pemain sepak bola yang paling tak terelakkan, muncul dengan sundulan pada menit ke-93 untuk menyamakan skor dari tendangan sudut Luka Modric, membawa pertandingan ke perpanjangan waktu.
Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, dan gol penyeimbang yang terlambat memberi Real Madrid motivasi. Mereka mencetak tiga gol di perpanjangan waktu untuk mengamankan trofi.
2014/2015, Kandas di Semifinal
Sang Juara bertahan mengincar gelar kedua berturut-turut ketika mereka menghadapi Schalke di babak 16 besar.
Kemenangan tandang 2-0 di leg pertama seharusnya membuat Real Madrid nyaman di Santiago Bernabeu.
Tapi, Schalke memimpin 2-0 di babak pertama melalui Christian Fuchs dan Klaas Jan-Huntelaar. Cristiano Ronaldo menyamakan skor kedua kali sebelum Karim Benzema memberi tuan rumah keunggulan 3-2.
Klub Bundesliga kemudian memasukkan pemain muda Leroy Sane, yang mencetak gol pertama sebelum Huntelaar mencetak gol kedua untuk membawa tim tamu unggul, dan aturan gol tandang berarti bahwa satu gol Schalke lagi akan membuat klub Jerman itu lolos.
Real Madrid dalam mode panik, tetapi itu tidak terjadi. Mereka menang agregat 5-4. Tapi, Real Madrid kandas di semifinal dari Juventus dengan agregat 2-3.
2015/2016, Juara
Klub Jerman lagi-lagi menjadi hantu bagi Real Madrid. Pada edisi 2015/2016, giliran Wolfsburg yang bikin mereka kerepotan di perempat final.
Kekalahan tandang 0-2 yang mengejutkan di leg pertama membuat Real Madrid memiliki beban di Bernabeau.
Ada Cristiano Ronaldo. Dua gol cepat di babak pertama membuat Ronaldo menyamakan skor, tetapi masih banyak yang harus dilakukan, dan tingkat stres di stadion luar biasa.
Dengan kurang dari 15 menit tersisa, Ronaldo menyelesaikan hattrick-nya, menghancurkan hati Wolfsburg.
Real Madrid lolos dan kemudian memenangkan trofi lagi.
2017/2018, Juara
Satu di antara pertandingan paling kontroversial dalam sejarah Liga Champions terjadi di leg kedua perempat final 2018, saat Juventus bertandang ke markas Real Madrid.
Kemenangan tandang 3-0 di leg pertama menempatkan Real Madrid di kursi kemudi. Tetapi, situasi berbalik saat Mario Mandzukic dan Blaise Matuidi mencetak gol.
Real Madrid memenangkan penalti di penghujung pertandingan saat Mehdi Benatia melanggar Lucas Vazquez, dan Gianluigi Buffon mengamuk.
Kiper legendaris mendatangi wasit Michael Oliver dengan sangat marah sehingga Oliver mengacungkan kartu merah langsung.
Wojciech Szczesny menghadapi penalti dari Cristiano Ronaldo, tetapi tidak memiliki daya untuk menghentikannya. Edisi itu, Real Madrid juara lagi.
Sumber: Planet Football
Baca Juga