Bola.com, Jakarta - Ketajaman Marko Simic tak perlu diragukan lagi. Berkat kehebatannya di muka gawang, pemain asal Kroasia itu langsung membawa Persija meraih supremasi tertinggi pada musim debutnya di tahun 2018 lalu.
Meskipun musim selanjutnya gagal mempertahankan gelar, jebolan akademi Dinamo Zagreb ini tetap menorehkan rekor individu istimewa. Marko Simic meraih titel topskor Liga 1 2019 setelah mengemas 28 gol.
Begitu pula pada kompetisi musim ini, Simic langsung tancap gas dan telah mengemas 14 gol sepanjang 27 penampilannya. Namanya pun bersaing dengan deretan penyerang hebat lainnya di daftar pencetak gol terbanyak.
Tetapi Persija seolah 'melupakan' kehebatannya di dua pertandingan terakhir kontra Bali United dan Borneo FC. Simic hanya dijadikan penghangat bangku cadangan sekalipun timnya membutuhkan gol untuk menyamakan kedudukan.
Kesempatan yang berkurang membuatnya terancam kehilangan status pencetak gol terbanyak Liga 1 sepanjang masa. Catatan 61 golnya akan segera terlewati jika dia tak segera bermain dan mencetak gol.
Alberto Goncalves dan Ilija Spasojevic Terus Membayangi
Penyerang Madura United, Alberto Goncalves menjadi ancaman terdekat saat ini. Pemain naturalisasi asal Brasil itu hanya terpaut satu gol. Dengan situasi yang berkembang sekarang, pria yang akrab disapa Beto ini siap melakukan kudeta terhadap torehan gol Marko Simic.
Keputusannya bermain di kasta kedua bersama Persis Solo di putaran pertama lalu, memberikan kesempatan Simic mengambil alih singgasana. Tetapi, pria yang akrab disapa Beto itu siap merebutnya kembali.
Selain Beto, ada nama penyerang Bali United, Ilija Spasojevic yang membayangi keduanya. Pencetak gol terbanyak musim ini, hanya terpaut dua gol saja dari Simic.
Sudirman Ogah Bahas Simic
Pelatih Persija, Sudirman mendapatkan banyak pertanyaan dengan keputusannya mencadangkan Simic dalam dua laga terakhir. Alih-alih memberikan penjelasan, ia meminta semua pihak untuk tak mencampuri internal tim.
"Saya pikir dalam sebuah tim, tentunya kita ingin menampilkan susunan pemain terbaik, secara teknis dan non teknis kita lebih tahu dari orang luar, tentunya sebelum menurunkan pemain, kita membahas masalah teknisnya,” jelas Sudirman.
"Apa masalah yang terjadi di lapangan lalu masalah non teknisnya kita pahami, sehingga pemain yang diturunkan adalah pemain terbaik," tegasnya.