Bola.com, Kuta, Lombok - MotoGP Mandalika 2022 diramaikan dengan karya anak bangsa. Satu di antaranya piala yang diproduki secara handmade oleh seniman-seniman dari Tuksedo Studio, Gianyar, Bali.
Bola.com bertemu dengan bos Tuksedo Studio, Gusti Handoko di Kuta Lombok, NTB, Jumat (18/3/2022). Ternyata, Tuksedo Studio bergerak di bidang otomotif, yakni pembuatan mobil balap klasik.
Lho, kok bisa terjun buat piala?
"Ini sebenarnya tantangan banget buat kami. Awalnya dari Pak Bambang Soesatyo ketua IMI, yang memperkenalkan karya kami ke pihak ITDC dan MGPA. Nah, ternyata setelah kami sodorkan desainnya, pihak Dorna Sports setuju," kata Gusti.
Tuksedo Studio sebelumnya telah membuat piala untuk WSBK Mandalika yang digelar November tahun lalu. Jadi, untuk pembuatan piala MotoGP, mereka sudah
"Core bisnis kami membuat mobil klasik secara handmade walaupun hitungannya baru. Alhamdulillah tahun lalu di WSBK kami dipercaya untuk pengadaan piala baik desain maupun kualitas produk diapresiasi oleh Dorna Sports. Nah berlanjut di MotoGP Mandalika," lanjutnya.
"Jadi kami sebenarnya bukan pembuat piala, tapi kami punya pengalaman pembuatan metal," katanya.
Karya Anak Bangsa
Tuksedo Studio membuat 18 piala untuk MotoGP, Moto2, Moto3, dan Asia Talent Cup. Berapa lama membuatnya?
"Wah, ini bisa dibilang singkat ya. Efektif dua minggu yang mengerjakan sekitar 30 orang," kata pria lulusan teknik sipil Universitas Indonesia itu.
18 piala tersebut sudah tiba di Mandalika pada Jumat sore melalui jalur darat-laut dari Bali.
Apa sih makna desain piala MotoGP Mandalika?
"Desain ini terinspirasi dari obor yang merupakan tongkat estafet di Olimpiade karena MotoGP Mandalika yang pertama jadi kami berharap kesuksesan ini diteruskan, lalu api merupakan lambang kompetisi, apalagi setelah pandemi MotoGP membangkitkan ekonomi kreatif dan turism, siluet pola sirkuit menjadi syarat dan pola desain utama," jelas Gusti.
Corak Batik
Seperti apa desain unik piala MotoGP Mandalika?
"Tentunya ada corak batik di piala dan case-nya. Ini pengargaan buat para pembalap dan dari bahan, piala mudah dibawa, terlindungi dan pastinya mengingatkan mereka akan Indonesia," kata Gusti.
"Bahan aluminium itu ringan cenderung dipakai kendaraan berkecepatan tinggi, jadi ya biar lebih simbolik saja," lanjutnya.
"Yang jelas piala ini dibuat oleh tenaga lokal, dibuat pakai tangan oleh seniman-seniman kami di studio," tutup Gusti.