Blak-blakan Hasim Kipuw Tentang Pemain yang Sulit Dikawal pada BRI Liga 1

oleh Abdi Satria diperbarui 23 Mar 2022, 17:15 WIB
Pemain PSM Makassar, Hasim Kipuw. (Bola.com/Abdi Satria)

Bola.com, Jakarta - Hasim Kipuw pantas menyandang pemain serbabisa di lapangan hijau. Saat membela klub atau Timnas Indonesia, Hasim kerap bermain pada tiga posisi yakni bek sayap, stoper dan gelandang bertahan.

Kelebihan inilah yang membuatnya selalu tak sulit mendapatkan klub pada setiap musim. Sebelum bergabung di PSM pada Liga 1 2018, Hasim pernah berkostum Persija Jakarta, Arema Cronus, Bhayangkara FC dan Bali United.

Advertisement

Pencapaian Hasim di level klub adalah membawa PSM meraih trofi juara Piala Presiden 2018/2019. Di level timnas, Hasim adalah pemain pilar timnas U-23 ketika meraih medali perak cabang sepakbola Sea Games 2011.

Karakter permainannya yang lugas, keras dan tanpa kompromi membuat Hasim kerap jadi momok menakutkan penyerang lawan. Di BRI Liga 1, pria kelahiran Tulehu, 9 Mei 1988 ini masuk dalam daftar pemain dengan tekel sukses terbanyak.

Dari 26 kali tampil bersama PSM musim ini, Hasim tercatat 52 kali menghalau aksi penyerang lawan dengan tekel jitunya.Meski begitu, Hasim mengaku kerap juga kesulitan mematikan penyerang lawan yang memiliki skil dan kecepatan.

Ia menunjuk dua pilar asing Persebaya yakni Bruno Moreira (Brasil) dan Taisei Marukawa (Jepang) sebagai pemain yang tak mudah untuk diredam.

"Pergerakan keduanya licin bagai belut. Apalagi mereka beraksi dari sisi sayap. Kalau berhasil melewati bek sayap, saya sebagai stoper harus kerja keras untuk mematikan mereka," ungkap Hasim dalam channel youtube Tiento Indonesia.

Di mata Hasim, aksi apik Bruno Moreira dan Taisei Marukawa jadi ruh permainan Persebaya di BRI Liga 1. Berkat keduanya, Persebaya stabil di papan atas musim ini meski didominasi pemain muda.

"Bagi saya, dengan materi yang ada, penampilan Persebaya musim ini yang paling menonjol," tegas Hasim Kipuw.

2 dari 3 halaman

Misi Berat di PSM

Liga 1 - Ilustrasi Logo PSM Makassar BRI Liga 1 (Bola.com/Adreanus Titus)

Berbeda dengan Persebaya yang stabil di papan atas, PSM lebih banyak berkutat di papan bawah. Tim kebanggan masyarakat Sulawesi Selatan ini malah termasuk tim yang belum aman dari ancaman degradasi.

Sampai pekan ke-32, skuad Juku Eja bertengger diperingkat 13 dengan koleksi poin 35. Tim asuhan Joop Gall hanya unggul lima angka dari Persipura Jayapura, pemimpin zona degradasi.Padahal di era Liga 1, PSM termasuk tim yang selalu berada di jalur juara setiap musim.

Pada Liga 1 2017, PSM bertengger di peringkat tiga dan naik satu tingkat pada 2018. Di musim 2019, skuad Juku Eja memang terlempar ke papan tengah di akhir kompetisi.

Tapi, sebelumnya mereka sudah memastikan tiket Piala AFC berkat sukses meraih trofi juara Piala Indonesia 2018/2019.Menyikapi situasi sulit yang dialami PSM saat ini, Hasim mengakui persaingan antartim peserta BRI Liga 1 sangat ketat.

Sistem bubble to bubble yang diterapkan gegara pandemi COVID-19 membuat semua tim tak hanya fokus memikirkan soal teknis tapi juga kondisi di luar lapangan. Itulah mengapa dibutuhkan kerjasama dan kebersamaan yang tinggi dalam tim.

"Hal ini yang agak kurang di PSM dibandingkan musim sebelumnya," kata Hasim.

3 dari 3 halaman

Intip Posisi