Sadio Mane terlahir dari keluarga sangat sederhana di Desa Bambali, Senegal. Ayahnya adalah seorang imam masjid di kampung halamannya yang awalnya tidak menyetujui dirinya menekuni profesi pesepak bola. (AFP/Emmanuel Dunand)
Sadio Mane sebenarnya diarahkan oleh orang tuanya untuk menjadi seorang guru ketimbang bermain sepak bola. Di samping tidak adanya jaminan untuk sukses di sepak bola, dikhawatirkan bila pun nanti sukses dan menjadi pemain besar ia akan lalai dari ajaran Allah SWT. (AFP/Khaled Desouki)
Namun, Sadio Mane tetap bersikeras menekuni sepak bola. Ia pun sempat kabur dari rumahnya untuk sekedar dapat berlatih sepak bola bersama teman-teman sebayanya. (AFP/Issouf Sanogo)
Kini, setelah meraih kesuksesan bersama klub terakhirnya Liverpool, Sadio Mane membuktikan bahwa kekhawatiran orang tuanya tidak terbukti. Dengan nama besarnya, Sadio Mane tetap menjadi pribadi yang taat terhadap ajaran Islam yang digariskan Allah SWT. (AFP/Khaled Desouki)
Sadio Mane sempat beberapa kali tertangkap kamera saat sedang sholat berjamaah di Liverpool Central Mosque dan Liverpool Mosque and Islamic Institute di kota Liverpool. (AFP/Paul Ellis)
Sadio Mane pun tidak melupakan kampung halamannya setelah meraih kesuksesan. Beberapa kali ia membantu pembangunan sekolah, rumah sakit dan masjid di Desa Bambali. (AFP/Cristina Aldehuela)
Atas perhatian dan dedikasinya terhadap kampung halamannya, namanya akan dijadikan sebagai nama stadion di kota Sedhiou, sebuah kota di barat daya Senegal. Hal ini tak lepas dari keberhasilan Sadio Mane merebut Piala Afrika 2021 untuk kali pertama bagi Senegal. (AFP/Seyllou)
Tentang kesederhanaannya, Sadio Mane mengaskan bahwa ia tak tertarik untuk menjalani gaya hidup seperti Cristiano Ronaldo maupun Neymar. Ia masih mempunyai satu impian terbesarnya bersama Timnas Senegal, yaitu menjadi juara Piala Dunia. (AFP/Charly Triballeau)