Bola.com, Jakarta - Ngobrol Seru BRI Liga 1 yang berlangsung Jumat (25/3/2022), benar-benar berlangsung meriah, ramai, santai tapi berkualitas tinggi. Seluruh pihak yang yang terlibat dalam event kali ini sangat antusias dan menunjukkan kegembiraan.
Kemeriahan dan keseruan tersebut semakin ramai ketika setiap penonton di dunia maya, karena memang acara berlangsung via live streaming di Vidio, mendapat kesempatan bertanya dan membuat pernyataan. Meskipun hanya lewat fasilitas chat, suasana sangat akrab dan menggambarkan kehangatan iklim suporter di sepak bola Indonesia.
Pada program spesial tadi, bintang Arema FC, Dendi Santoso menjadi 'ikon' utama, selain sederet perwakilan suporter dari beberapa klub yang berkiprah di panggung BRI Liga 1 2021/2022. Dendi berbagi pengalaman unik dalam acara yang digelar Bola.com bertajuk “Ngobrol Seru BRI Liga 1”,
Sekadar informasi, ada lima kelompok suporter yang hadir. Mereka adalah Yana Umar (Bobotoh Persib), Cak Cong (Bonek), Widodo Hunter (Persikmania), Ketut Budi (Semeton Bulldog Bali), dan Dito (Kabomania). Acara ini dipandu Rendra Soedjono.
Dendi membagikan cerita, menjalani rutinitas sebagai pemain di kompetisi BRI Liga 1 2021/2022 tidak mudah. Sebab, kompetisi ini digelar di tengah pandemi yang masih belum reda sampai sekarang.
Para pemain mengalami kejenuhan karena mendapat batasan mobilitas. Hal ini terkait dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat selama kompetisi. Sistemnya juga menggunakan 'bubble-to-bubble', dibagi dalam lima seri yang masing-masing dimainkan di satu tempat.
“Kalau jenuh, saya kembali lagi berpikir. Daripada tidak kompetisi, lebih baik begini. Kalau dikatakan jenuh, pasti jenuh. Tapi, kami harus bersyukur dengan kondisinya karena sebelumnya lama tidak ada kompetisi,” ucap Dendi.
“Kami juga tidak bisa ke mana-mana karena pandemi dan dikontrol. Kami harus di kamar, mau tidak mau menaati prokes yang ada di tim Arema. Alhamdulillah, hotelnya enak. Kalau bosan, kami main PS saja di kamar,” imbuh pemain asli Malang tersebut.
Protokol Ketat
Selain itu, sepanjang kompetisi ini, operator PT Liga Indonesia Baru masih menerapkan regulasi tanpa penonton. Artinya, para pemain terpaksa berjuang di lapangan tanpa mendapat dukungan dari suporter fanatiknya.
Dendi merasa aneh dengan situasi ini. Sebab, selama ini hingar bingar suporter jadi paling seru dalam pertandingan. Hiruk pikuk serta nyanyian juga bisa memompa semangat pemain yang bertanding di lapangan.
“Pertama rasanya hambar karena kalau di stadion tidak ada suara suporter itu jelas aneh. Apalagi ini baru satu kompetisi tanpa suporter sama sekali. Tapi, lama-lama terbiasa,” ungkap pemain berusia 31 tahun itu.
“Kami juga pernah mendapat sanksi beberapa pertandingan tanpa suporter. Karena kami lagi perebutan juara, sangat berpengaruh. Tidak adanya suporter membuat kami turun karena nyanyian mereka membuat kami semangat,” tuturnya.
Obrolan ini kemudian juga melibatkan lima perwakilan suporter. Masing-masing dari mereka diminta untuk memberikan pertanyaan kepada Dendi Santoso. Salah satu yang unik datang dari Yana Umar, tokoh bobotoh Persib.
Dia menanyakan mengenai sosok pelatih yang paling berpengaruh dalam karier Dendi Santoso bersama Arema. Maklum saja, pemain satu ini belum pernah pindah klub sejak bergabung tim senior mulai 2008.
“Ada dua. Yang pertama Pak Joko Susilo, dia pelatih saya dari kecil. Terus yang kedua Coach Robert Alberts,” jawab Dendi.
Nama pertama mungkin tak mengejutkan. Sebab, sosok Joko Susilo memang dikenal mampu dekat dengan para pemain saat menangani Arema. Tapi, nama kedua mengundang tawa bagi para perwakilan suporter.
Sebab, Robert Alberts kini telah menjadi pelatih Persib Bandung, klub kebanggaan Yana Umar. Maung Bandung juga sedang dalam upaya persaingan juara bersama Bali United di pekan ke-33 ini.
Pernyataan Dendi itu kemungkinan merujuk pada ISL 2009-2010. Saat itu, dia masih muda dan mengawali karier profesional. Nah, Arema berhasil keluar sebagai juara kompetisi itu di bawah arahan Robert Alberts.
Cerita Menarik
Terakhir, Rendra Soedjono memberikan kesempatan kepada tokoh Bonek, Cak Cong, untuk bertanya kepada Dendi. Momen ini juga menjadi pertemuan Dendi dengan suporter klub rival, meski melalui virtual. Tapi, Cak Cong rupanya memilih untuk tidak melontarkan pertanyaan kepada pemain Arema tersebut.
“Tidak ada yang perlu saya tanyakan ke pemain Arema atau Biru Timur. Kami fokus ke tim kami sendiri Persebaya. Kami sudah tahu pemain Arema, Sam Dendi,” ucap Cak Cong.
Acara ini berlangsung seru dengan menghadirkan tawa dan canda dari para narasumber. Lima perwakilan suporter itu juga banyak membincangkan persaingan juara BRI Liga 1 yang hanya melibatkan antara Persib dan Bali United.
Bali United jadi kandidat kuat karena masih di puncak dengan 72 poin. Sedangkan Persib di posisi runner-up mengemas 67 poin.
Menariknya, Bali United berpotensi memastikan juara malam ini melawan Persebaya Surabaya di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Jumat (25/3/2022) malam. Jika tidak kalah, Serdadu Tridatu sudah memastikan diri bakal mempertahankan gelar yang mereka dapat di Liga 1 2019.
Tambahan satu poin mungkin hanya akan membuat Bali United mengoleksi 73 angka dan bisa disamai oleh Persib. Tapi, klub asal Pulau Dewata itu unggul head-to-head kontra Maung Bandung.
Pada sisi lain, Persib akan menghadapi Persik Kediri di tempat yang berbeda, tepatnya Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Jumat malam juga. Mereka wajib menang demi menjaga asa juara, meski sangat bergantung pada kemenangan Persebaya.
Dendi sendiri juga sempat membagikan beberapa ceritanya mengenai karier selama 14 tahun bersama Arema. Dia juga pernah mengalami trauma akibat cedera patah tulang yang dialaminya hingga memaksanya absen selama hampir lima bulan.