Bola.com, Denpasar - Ada fenomena yang menarik pada perhelatan BRI Liga 1 2021/2022. Beberapa klub mulai berani mengandalkan deretan pemain belia dalam skuadnya.
Tak hanya menjadi pelapis, beberapa diantaranya bahkan mampu merebut tempat inti.Hal ini tak lepas dengan munculnya klub-klub berlabel 'Sultan' di Liga 2 2021.
Beberapa pemain yang kerap malang melintang di kasta tertinggi tertantang membawa mereka promosi ke Liga 1.
Nah, ketiadaan para pemain senior itu pada akhirnya memberi kesempatan pemain binaan akademi klub untuk mengambil alih peran di tim utama.
Mereka berhasil membuktikan diri mampu bersaing di level teratas.Bali United yang merebut supremasi tertinggi musim ini serta Bhayangkara FC jadi tim di lima besar yang tak terlalu banyak memberikan kepercayaan kepada pemain muda.
Sementara tiga lainnya, getol memberikan peluang bagi anak-anak belia ini. Bola.com telah merangkum lima pemain muda terbaik yang berada di lima klub teratas BRI liga 1 2021/22.
Mengapa kelima pemain ini yang terpilih dalam daftar ini? Berikut ulasan selengkapnya.
Beckham Putra - Persib Bandung
Beckham Putra menjadi salah satu pemain muda yang mendapatkan kepercayaan dari Robert Rene Alberts. Tak tanggung-tanggung, pelatih asal Belanda itu memberikan kebebasan baginya untuk mengatur serangan tim sebesar Persib.
Dengan usia yang baru menginjak 20 tahun, Beckham menjadi permata terbesar Persib pada masa depan. Dirinya berhasil memberikan dimensi baru bagi lini serang klub berjulukan Maung Bandung tersebut.
Kehebatannya terbukti saat Persib kehilangan gelar juara musim ini. Tanpa kehadirannya, Persib tak bisa menang atas Persebaya Surabaya dan Persik Kediri di dua laga krusial.
Marselino Ferdinan - Persebaya Surabaya
Persebaya Surabaya juga tak kalah dengan memiliki playmaker hebat dalam diri Marselino Ferdinan. Bahkan, pemain asli Surabaya ini baru menginjak usia 17 tahun saat menjalani debut di musim ini.
Kepergian Ricky Kambuaya ke tim nasional, memberikan jalan baginya untuk segera tampil di kasta tertinggi. Sejak kemunculannya, Marselino pun tak pernah melihat lagi ke belakang.
Wajar bila pemanggilannya ke pemusatan latihan tim nasional U-19 di luar negeri menimbulkan polemik. Persebaya sempat sangat membutuhkan tenaganya untuk bersaing meraih gelar juara yang akhirnya direbut Bali United.
Tito Hamzah - Arema FC
Berbeda dengan dua pemain sebelumnya, Tito Hamzah merupakan jagoan Arema FC di posisi winger. Walaupun tak rutin dimainkan, pelatih Eduardo Almeida menyadari betul potensinya.Beberapa kali ia membuat pemain belakang kerepotan dengan pergerakannya. Tetapi layaknya pemain belia lainnya, penampilannya masih sering naik turun. Pemain asli Malang ini wajib membenahi performanya di masa depan.Melihat kemampuannya, Arema FC jelas tak perlu khawatir saat Dendi Santoso tergerus usia. Klub berjuluk Singo Edan itu seperti telah menemukan sosok penggantinya.
Bruno Moreira - Persebaya Surabaya
Persebaya menghadirkan gebrakan di bursa transfer awal musim. Mereka secara berani mengontrak Bruno Moreira yang kala itu masih belum genap berusia 23 tahun.
Kekhawatiran akan performanya nyaris terbukti selama pramusim. Tetapi perlahan pemain asal Brasil itu berhasil nyetel dengan gaya permainan yang diusung pelatih Aji Santoso.
Hasilnya, keseimbangan lini serang Persebaya terjamin berkat moncernya performa Bruno di sisi kiri penyerangan. Dia pun digadang-gadang bakal menjadi buruan klub-klub besar lain yang kepincut dengan performanya.
Ernando Ari - Persebaya Surabaya
Cederanya Satria Tama di awal musim menjadi berkah tersendiri bagi Ernando Ari. Pemain berusia 20 tahun itu berhasil naik kelas menjadi kiper utama dalam perjalanan Persebaya musim ini.
Sempat mengalami masa-masa sulit di awal kompetisi, panggilan ke tim nasional membuatnya kembali percaya diri. Sejak saat itu, mistar gawang Persebaya dipercayakan kepadanya.
Dengan usia yang masih belia, timnas Indonesia dan Persebaya tak perlu khawatir dengan regenerasi di pos penjaga gawang. Kegagalan meraih gelar juara musim ini, menjadi pembelajaran penting baginya untuk musim depan.