BRI Liga 1: Sudah Pasti Degradasi, Persela Berjuang Menang Hadapi PSIS

oleh Aditya Wany diperbarui 27 Mar 2022, 12:00 WIB
Sejumlah pemain Persela Lamongan merayakan gol ke gawang PSM Makassar yang dicetak Jabar Sharza (keempat dari kiri) dalam laga pekan ke-15 BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion Moch. Soebroto, Magelang, Kamis (02/12/2021). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Denpasar - Persela Lamongan tidak akan menyerah untuk mendapat kemenangan di BRI Liga 1 2021/2022 meski sudah pasti degradasi. Mereka kini hanya menyisakan satu pertandingan saja di kasta tertinggi.

Klub berjulukan Laskar Joko Tingkir itu akan berjumpa dengan PSIS Semarang dalam pekan terakhir atau ke-34 BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Selasa (28/3/2022).

Advertisement

“Pertandingan selanjutnya kami mengharap anak-anak bermain bagus. Meskipun, kami sudah tidak lolos karena di bawah (degradasi), kami tetap main berjuang saja,” kata Ragil Sudirman, pelatih interim Persela.

Kemenangan sebenarnya sudah pasti tidak akan membuat posisi di klasemen berubah berubah. Persela masih akan tetap menghuni peringkat ke-17 di klasemen akhir nanti. Sebab, mereka kini mengantongi 21 poin.

Dengan menyisakan satu laga, raihan itu tidak mungkin dilampaui oleh tim juru kunci, Persiraja Banda Aceh, dengan 13 poin. Tim di atasnya Persipura Jayapura sudah mengemas 33 angka dan malah berpotensi terlepas dari zona degradasi.

Tapi, ada satu catatan yang masih perlu dikejar, yakni kemenangan. Persela Lamongan punya rekor buruk tanpa kemenangan dalam 24 laga terakhir. Itu merupakan rekor tidak menang beruntun terpanjang di Liga 1.

2 dari 4 halaman

Merosot Tajam

Liga 1 - Ilustrasi Logo Persela Lamongan BRI Liga 1 (Bola.com/Adreanus Titus)

Kali terakhir Persela Lamongan menang terjadi saat unggul 1-0 atas Persik Kediri pada 25 Oktober 2021 atau sudah lebih lima bulan silam. Itu juga jadi kali terakhir Persela mencatatkan clean sheet di Liga 1.

“Kalau bisa kinerja wasit ke depannya harus diperbaiki. Itu saja,” imbuh Ragil Sudirman.

Pernyataan Ragil Sudirman itu merujuk pada pertandingan saat mereka takluk 2-3 dari PSS Sleman dalam pekan lalu di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Kamis (24/3/2022) malam.

Pertandingan ini berlangsung sengit karena kedua tim saling berbalas gol. Persela unggul dulu, tapi kemudian dibalik oleh PSS. Laskar Joko Tingkir sempat menyamakan kedudukan, tapi PSS berhasil mencetak gol kepastian kemenangan.

Tiga gol PSS Sleman dicetak Kim Kurniawan (31’), Mario Maslac (39’), dan Dave Mustaine (62’). Sedangkan dua gol Persela disumbang oleh Gian Zola (28’) dan Jose Wilkson (54’).

3 dari 4 halaman

Penalti

Kiper Persela Lamongan, Dwi Kuswanto menatap pemain PSS Sleman, Aaron Evans yang akan menendang penalti dalam laga matchday ke-2 Grup C Piala Menpora 2021 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Minggu (28/3/2021). PSS Sleman bermain imbang 0-0 dengan Persela Lamongan. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Ragil Sudirman merasa janggal dengan keputusan wasit Faulur Rosy yang memberikan dua penalti kepada PSS Sleman. Masing-masing melahirkan dua gol dari titik putih lewat eksekusi Kim Kurniawan dan Dave Mustaine.

Dua penalti itu mendapat protes keras dari para pemain Persela. Pertama, Nerius Alom dianggap menjatuhkan Ramdani Lestaluhu. Tayangan ulang memperlihatkan bahwa benturan kedua pemain tidak terlalu kentara.

Kedua, Ahmad Wahyudi dianggap melanggar Riki Dwi Saputro. Tayangan ulang memperlihatkan bahwa ada upaya perebutan bola yang kemudian membuat Wahyudi menyenggol bahu Riki yang kemudian terjatuh.

Menariknya, dua penalti ini selalu lahir setelah Persela mencetak gol. Pertama terjadi hanya beberapa detik seusai gol Gian Zola. Kedua tercipta sesudah Persela menyamakan kedudukan 2-2 berkat gol Jose Wilkson.

4 dari 4 halaman

Intip Posisi Tim Favoritmu

Berita Terkait