Bola.com, Jakarta - BRI Liga 1 musim ini segera berakhir. Gelar juara memang sudah dikunci Bali United sejak matchday ke-33. Namun, secara keseluruhan kompetisi berjalan sengit.
Beberapa pemain sukses tampil moncer dan bisa jadi rebutan di bursa transfer musim depan. Kali ini, Bola.com mengulas barisan striker yang tampil apik musim ini.
Membahas posisi striker, tentu indikatornya produktifitas gol. Yang menarik, beberapa nama baru berhasil bersaing di bursa top skorer. Seperti Youssef Ezzejjari, Carlos Fortes dan beberapa nama lain.
Ini jadi bukti para penyerang itu bisa cepat beradaptasi dengan atmosfer BRI Liga 1. Bola.com memilih 5 penyerang yang tampil apik. Hanya saja seperti beberapa musim terakhir, posisi striker masih didominasi penyerang berdarah asing.
Pemuncak top skorer saat ini, Ilija Spasojevic meski sudah memegang paspor Indonesia, dia merupakan pemain kelahiran Montenegro. Sedangkan pemain pribumi, diwakili Samsul Arif.
Striker gaek Persebaya Surabaya yang menemukan ketajamannya kembali di putaran kedua. Berikut 5 penyerang terbaik BRI Liga 1 versi Bola.com:
Ilija Spasojevic
Striker 34 tahun yang membela Bali United ini sudah mengoleksi 22 gol dalam 33 partai BRI Liga 1 musim ini. Bisa dibilang ini musim terbaik Spaso. Karena dia selalu jadi pilihan utama. Mantan pemain Bhayangkara FC ini tak pernah absen. Artinya, dia tak diganggu cedera atau akumulasi kartu.
Kemungkinan besar dia bakal meraih gelar top skorer musim ini. Karena Spaso unggul 2 gol dari Ciro Alves. Sementara kompetisi menyisakan satu laga.
Spaso tampil garang musim ini karena banyak dapat suplai bola dari barisan pemain berkelas Bali United. Seperti Eber Bessa, Privat Mbarga, Stefano Lilipaly dan masih banyak pemain lain.
Musim ini, Spaso memang tidak mencetak hattrick. Namun dia membukukan brace empat kali. Sisanya, dia rutin mencetak satu gol hampir di setiap laga. Di usia yang tidak muda lagi, Spaso berhasil menjaga insting golnya. Dia jarang membuang peluang yang disodorkan rekannya.
Sayang, pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong belum meliriknya untuk bergabung. Karena Spaso merupakan striker murni. Sedangkan pelatih Timnas Indonesia lebih senang dengan penyerang berkarakter pekerja keras.
Ciro Alves
Posisinya memang bukan striker murni. Di Persikabo 1973, Ciro lebih banyak bermain di lebar lapangan. Namun dia seperti diberi kebebasan melakukan akselerasi untuk menuntaskan peluang yang diciptakannya.
Karena itu, Ciro saat ini sudah mengoleksi 20 gol. Torehan tertinggi sepanjang karirnya. Karena di musim 2019, dia mencetak 14 gol untuk Persikabo.
Musim ini, Ciro bisa dibilang tidak rutin mencetak gol. Namun dia merupakan pemain dengan hattrick terbanyak. Ciro memanfaatkan momentum membuat hattrick ketika melawan tim papan bawah.
Dua kali hattrick saat melawan Persiraja Banda Aceh dan sekali lawan Persela Lamongan. Ini menandakan dia pemain yang cerdik. Ketika melihat lini belakang lawan sedang rapuh, dia bakal mencetak banyak gol. Namun saat bersua tim kuat, Ciro memilih berkolaborasi dengan rekannya di lini depan. Seperti Dimas Drajat, Aleksandar Rakic dan lainnya.
Pemain 32 tahun asal Brasil ini punya kelebihan di kecepatan dan skill individu. Karakter khas pemain asal Negeri Samba. Ini membuat pemain belakang lawan sering keteteran mengawalnya.
Apalagi Ciro punya stamina di atas rata-rata. Karena dia stabil bermain 90 menit dengan sering melakukan aksi individu di daerah lawan.
Carlos Fortes
Penyerang debutan yang langsung nyetel dengan permainan Arema FC. Fortes mengoleksi 19 gol. Sama seperti Ciro, jumlah golnya jadi rekor terbanyak sepanjang kariernya.
Fortes tergolong striker yang punya kemampuan lengkap. Skill bagus, postur oke dan punya akurasi tendangan terukur. Wajar jika dia beberapa kali mencetak gol dari tendangan bebas dan penalti.
Dari 19 gol yang dicetak, 7 gol diciptakannya lewat bola mati. Karena Fortes salah satu algojo bola mati Singo Edan. Fortes bisa cepat adaptasi dengan sepa kbola Indonesia juga berkat lingkungan di Arema.
Dia punya koneksi satu negara dengannya, Portugal. Yakni pelatih Eduardo Almeida dan bek Sergio Silva. Selain itu, kiper Arema asal Brasil, Adilson Maringa juga rekannya di klub Portugal, Vilafranquense.
Jadi, Fortes rekan-rekannya itu sudah paham harus seperti apa memberi suport kepada Fortes. Di Arema, striker 27 tahun ini punya kebebasan bermain di lini depan.
Jika dapat kawalan ketat, Fortes berpindah ke posisi sayap dan tengah. Kadang dia juga turun jauh untuk menjemput bola. Kontribusi Fortes yang besar untuk tim menjadikannya salah satu pembelian terbaik Arema musim ini.
Bisa jadi dia sudah digoda banyak tim untuk hengkang musim depan. Karena kontraknya dengan Singo Edan hanya satu musim. Jika tak segera dapat perpanjangan, dia bisa jadi rebutan di bursa transfer untuk musim depan.
Youssef Ezzejjari
Penyerang asal Spanyol ini sempat memimpin daftar top skorer di awal musim. Padahal Persik Kediri waktu itu terseok-seok di papan bawah.
Saat ini, Ezzejjari sudah mengoleksi 18 gol. Dia merupakan striker murni yang selalu dalam posisi tepat menyelesaikan peluang. Dia juga kuat menahan bola.
Ketika masih bermain di Spanyol dan Andora, Ezzejjari tergolong pemain subur. Striker plontos ini minimal mencetak 15 gol. Insting golnya tak diragukan lagi.
Saat dapat umpan yang kurang matang, dia masih bisa menyelesaikannya jadi gol. Padahal di pertandingan pertama musim ini, ia sempat diragukan. Karena Ezzejjari gagal mencetak gol lewat tendangan penalti saat melawan Bali United.
Tapi setelah itu dia rajin mencetak gol. Lima kali Ezzejjari mencetak dua gol atau brace dalam satu pertandingan. Sayang belakangan ini produktifitasnya turun. Sehingga dia tertinggal 4 gol dari Ilija Spasojevic yang memimpin daftar top skorer Liga 1.
Samsul Arif
Penyerang Persebaya Surabaya ini jadi pemain pribumi yang paling subur saat ini. Dia sudah mengoleksi 11 gol. Meski hanya separuh dari jumlah gol Ilija Spasojevic (pemain tersubur Liga 1), tapi Samsul tetap mencuri perhatian. Lantaran dia jadi pemain lokal tersubur di usia 37 tahun.
Padahal di awal musim ini, banyak yang mengira jika Samsul sudah habis. Dia bukan pilihan utama di lini depan Persebaya. Sehingga putaran pertama, Samsul hanya mencetak 2 gol.
Sebab, Persebaya lebih sering menurunkan trio asing: Bruno Moreira, Jose Wilkson dan Taisei Marukawa. Namun di putaran kedua, dia seperti dapat berkah. Striker asing pengganti Wilkson, Arsenio Valpoort, tampil melempem. Momen ini membuat Samsul dapat tempat.
Dia menjawabnya dengan gol-gol penting. Dia sempat mencetak hattrick ke gawang Persikabo. Tak hanya itu, gawang tim juara musim ini, Bali United dijebolnya dua kali di matchday 33.
Meski sudah gaek, cara bermain Samsul hampir tak berubah. Dia mengandalkan kecepatan dan gocekan. Dia seperti tak mau kalah adu lari dan adu otot dengan bek lawan yang lebih muda. Baik itu stoper lokal maupun asing. Samsul tetap percaya diri tampil dengan kengototannya.
Selama ini Samsul belum pernah menggondol gelar top skorer di Liga 1. Namun dia beberapa kali jadi pemain lokal tersubur. Seperti musim 2017 dan 2018 silam.
Baca Juga
BRI Liga 1: Raja Isa Dukung Mantan Pelatih Timnas Malaysia Kelahiran Bandung Ini Tangani Persis
Tugas Berat Menanti Pelatih Baru Persis: Sering Kebobolan karena Transisinya Berantakan, Paceklik Gol Kian Panjang
Rapor Penggawa Timnas Indonesia di Pekan Ke-11 BRI Liga 1: Sayuri Bersaudara Menggila, Egy Sukses Jadi Pahlawan