Bola.com, Denpasar - Persebaya Surabaya dipastikan mengakhiri BRI Liga 1 2021/2022 di lima besar. Mereka berpeluang menghuni peringkat ketiga, keempat, atau kelima klasemen akhir nanti.
Tim asal Kota Pahlawan itu saat ini menduduki peringkat keempat dengan 63 poin dari 33 pertandingan. Mereka masih harus melakoni pekan terakhir melawan Borneo FC, Rabu (30/3/2022) malam.
Prestasi Persebaya ini tidak lepas dari peran penting Aji Santoso, sang pelatih kepala. Dia adalah satu-satunya pelatih lokal dalam deretan tim penghuni lima besar klasemen akhir.
Selain dia, empat klub lainnya ditangani oleh pelatih asing. Di antaranya adalah Stefano Cugurra Teco (Bali United/Brasil), Robert Alberts (Persib Bandung/Belanda), Paul Munster (Bhayangkara FC/Irlandia Utara), dan Eduardo Almeida (Arema FC/Portugal).
Aji Santoso memilih merendah melihat prestasi yang berhasil diraihnya ini, meski gagal meraih titel juara.
“Itu karena Persebaya Surabaya berada di papan atas untuk musim kali ini. Patut kami syukuri, tapi yang jelas ini kerja semua tim, baik ofisial, pelatih, pemain. Kami bisa memenuhi target yang diberikan dari manajemen kepada tim,” ucap Aji Santoso.
“Saya juga menyampaikan terima kasih kepada manajemen, pemain, dan pelatih. Mereka sangat mendukung bahu membahu sampai terakhir. Kami bisa dikatakan sukses secara tim dan pemain,” imbuhnya.
Sesuai Traget
Apa yang dicapai oleh Persebaya Surabaya ini sudah sesuai dengan target manajemen yang meminta Aji Santoso membawa timnya meraih lima besar klasemen akhir.
Borneo FC yang berada di peringkat keenam sudah tak mungkin menyalip karena baru mengoleksi 49 angka. Artinya, Pesut Etam hanya akan mendapatkan poin maksimal sebesar 52.
Aji Santoso tentunya menjadi pelatih lokal yang mampu membawa timnya menduduki posisi tertinggi di klasemen. Arsitek tim berlisensi AFC Pro termasuk dalam satu dari sedikit pelatih lokal yang masih bertahan di akhir musim BRI Liga 1.
Selain Aji Santoso, hanya ada lima pelatih lokal yang ada di BRI Liga 1 saat ini. Mereka adalah Rahmad Darmawan (Barito Putera), Sudirman (Persija Jakarta), Liestiadi (Persikabo 1973), Widodo C. Putro (Persita Tangerang), dan I Putu Gede (PSS Sleman).
Lalu, ada klub lain yang tidak memiliki pelatih kepala, yakni Borneo FC dan Persela Lamongan. Mereka telah berpisah dengan Fakhri Husaini dan Jafri Sastra, kini ditangani oleh pelatih interim Miftahudin Mukson dan Ragil Sudirman.
Orbitkan Pemain Muda
Menariknya, Aji Santoso mampu mengorbitkan sejumlah pemain lokal binaan kompetisi internal Persebaya. Tangan dinginnya berhasil memoles nama-nama macam Ernando Ari Sutaryadi, Andhika Ramadhani, Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, hingga Akbar Firmansyah.
“Saya sendiri sukses memenuhi target. Tugas seorang pemimpin itu bagaimana mengangkat anak buah atau anak didiknya ke level lebih tinggi. Pemain kami jadi rebutan sukses secara individu,” ucap Aji Santoso.
“Alhamdulillah sangat luar biasa musim kali ini. Mudah-mudahan musim depan bisa menjadi motivasi untuk bisa lebih baik lagi,” tutur pelatih asli Malang tersebut.