Bola.com, Jakarta - Indonesia belakangan memiliki beberapa agen pesepak bola yang memiliki pengaruh yang tinggi. Sejumlah pesepak bola Indonesia bisa bermain di luar negeri pun tak lepas dari peran para agen, seperti halnya Muly Munial.
Agen pemain yang satu ini dikenal menjadi sosok di belakang para pemain bintang Indonesia. Sebut saja Bambang Pamungkas, Andik Vermansah, Evan Dimas, dan banyak pemain lain.
Memiliki agensi bernama Munial Sports Group (MSG), Muly Munial tak hanya menjadi agen dari para pesepak bola ternama, tapi juga para pemain muda yang masih berusia belasan tahun.
Dalam beberapa tahun, sejumlah pesepak bola muda pun diantarnya menuju level profesional. Sebut saja Hanif Sjahbandi dan Bagas Adi Nugroho di Arema FC atau pun Samuel Christianson Simanjuntak, Syahrian Abimanyu, dan Rendy Juliansyah.
Koneksi Muly tak hanya di Indonesia atau Asia. Bahkan mencapai klub-klub besar Eropa. Muly bahkan percaya diri bisa membawa para pemain Indonesia ke klub elite seperti Real Madrid dan Manchester City.
"Kalau memang mampu bermain di Real Madrid, saya bisa bawa pemain ke Madrid. Ke Manchester City pun begitu, CEO Manchester City itu teman saya," kata Muly Munial di kanal Youtube CAPT Hamka belum lama ini.
Harus Punya Mentalitas Petualang
Muly Munial merasa pemain Indonesia harus punya kemampuan bagus untuk bermain sepak bola. Selain itu mentalitas untuk siap berkelana ke mana saja juga penting dimiliki pesepak bola.
Sebab, pemain sepak bola itu harus siap bermain di mana saja. Yang jauh dari kampung halamannya.
"Pemain bola itu harus punya mentalitas untuk berkelana, dan siap bermain di mana saja," jelasnya.
Pemain Indonesia Masih Tertinggal
Lebih lanjut, Muly Munial merasa membawa pemain Indonesia ke kompetisi luar negeri memiliki tantangan tersendiri. Terutama di negara yang levelnya ada di atas Indonesia.
"Koneksi ada, enggak gampang tapi. Kendalanya pemain kita banyak yang tertinggal," ungkapnya.
Muly kemudian mengungkapkan pernah memiliki pengalaman ribut dengan agen dari Thailand. Muly merasa tersinggung ketika pemain Indonesia yang ia tawarkan ke sebuah klub Thailand ditawari gaji yang sangat kecil.
"Saya langsung tutup telepon saya saat itu, tapi memang kenyataannya kualitas pemain kita masih di bawah Thailand, tapi tidak semuanya," tandasnya.