Bola.com, Jakarta - Valorant menjadi satu di antara varian gim kategori esports yang sedang naik daun. Promosi gencar di berbagai platform digital dalam beberapa bulan terakhir mulai membuahkan hasil, setidaknya banyak orang yang kini 'aware' dengan keberadaan gim besutan Riot Games ini.
Beberapa tim Valorant mulai 'menampakkan diri', dan satu di antaranya adalah Persija Esports. Yup, kini Persija Esports memiliki divisi Valorant, yang sudah berbicara di level internasional.
Pada performa terakhir, Valorant Persija Esports sanggup menembus peringkat 6 Asia Pasifik. Raihan itu tergolong signifikan, karena usia tim ini yang baru menginjak masa tiga bulan.
Namun, meski baru seumur jagung, performa mereka mendapat limpahan pujian. Tapi jangan salah, jika kalian melihat roster sekarang, tentu akan geleng-geleng kepala.
Bagi para penggemar Valorant, beberapa nama penggawa Persija Esports sudah tak asing lagi. mereka adalah Kevin “eeyore” Gunawan, Baskoro “roseaufy” Dwi Putra, Vicky “Flynch” Rudyanto, Fikri “Famouz” Zakih dan Nanda “asteriskk” Rizana. Nama terakhir adalah In Game Leader (IGL) alias otak dari segala strategi.
Marsa Abimatra, Head of Esports Persija mengakui, saat ini fokus membuat divisi Valorant berprestasi di Indonesia dan dunia. Oleh karena itu, ekspansi ke divisi mobile masih belum menjadi prioritas.
Langkah Regenerasi
Pada sisi lain, langkah regenerasi dan pengembangan individu menjadi bagian dari rencana jangka panjang. Mencari bibit atlet Valorant di Indonesia memberi tantangan tersendiri bagi manajemen Persija Esports.
Marsa Abimatra mengungkapkan, ada beberapa gambaran makro ketika sedang memburu talent. Poin pertama yang dilihat Marsa ketika mencari pemain adalah role talent.
Secara spesifik, hal ini berkaitan dengan kemampuan sang atlet dalam urusan membidik. "Artinya, kita harus mencari pemain yang punya bidikan tajam. Ini FPS, dan kemampuan membidik bagus adalah mutlak," kata Marsa.
Menurut Manajer Tim Valorant Persija Esports, Firman, titik lain yang menjadi atensi ketika merekrut pemain adalah role yang disesuaikan dengan kebutuhan. "Kita harus menentukan lebih dulu role apa yang kita cari. Secara umum, technical shooter sangat penting," ungkapnya.
Syarat Lain
Selain itu, ada syarat seorang calon pemain yang akan direkrut tim profesional, yakni game sense. Artinya, sejauh mana sang pemain bisa memahami sebuah gim. "Karena FPS dengan agen dan banyak skill, menyerang, bertahan maupun saling meng-counter satu sama lain," sebut Marsa Abimatra.
Syarat lain yang layak menjadi pegangan ketika menyeleksi calon pemain adalah kemampuan serta kecepatan beradaptasi dengan roster lain. "Sisi personality sangat menentukan, mental juara dan sikap sportif," kata Marsa.
Firman menambahkan, ketika sedang 'talent scouting', ada insting pencari bakat yang tak ada di teori. Contohnya adalah bisa melihat sebuah player yang sudah biasa main dan hal itu terlihat dari bagaimana ia memutuskan sesuatu.