BRI Liga 1: Kuartet Lokal Persiraja yang Masih Layak Beredar di Kasta Tertinggi Musim Depan

oleh Gatot Susetyo diperbarui 31 Mar 2022, 13:30 WIB
Liga 1 - Ilustrasi Logo Persiraja Banda Aceh BRI Liga 1 (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Persiraja Banda Aceh hanya numpang lewat di BRI Liga 1 2021/2022. Tim promosi dari Liga 2 2019 ini terpaksa harus turun kasta lagi, setelah terdegradasi musim ini.

Berbagai faktor jadi penyebab hancurnya klub berjulukan Laskar Rencong ini. Penyebab utama adalah materi pemain yang kalah bersaing dengan kontestan lainnya.

Advertisement

Alhasil, Lantak Laju jadi bulan-bulanan 17 kontestan lain sejak kick off Liga 1 pada bulan Agustus 2021 lalu. Kendati begitu, sebenarnya Persiraja memiliki beberapa pemain yang jadi ruh permainan.

Bola.com merangkum deretan bintang Persiraja Banda Aceh yang masih layak berkiprah di Liga 1 musim depan.

2 dari 6 halaman

1. Fakhrurrazi Quba

Pemain Persija Jakarta, Marko Simic (tengah) berebut bola dengan kiper Persiraja Banda Aceh, Fakhrurrazi Quba dalam laga pekan ke-6 BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion Pakansari, Bogor, Sabtu (10/2/2021). Persija menang 1-0. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Penampilan kiper berusia 32 tahun di BRI Liga 1 2021-2022 bak sebuah antiklimaks. Betapa tidak, sebelumnya Fakhrurrazi Quba sosok penjaga gawang yang tangguh.

Catatan rekor Quba di Semen Padang dan Persiraja di Liga 2 2019 cukup apik. Namun, kali ini dia harus rela gawangnya dibobol sebanyak 37 kali. Jumlah ini separuh lebih dari total gol Persiraja musim ini sebanyak 69 butir.

Rapor buruk ini wajar dimiliki Quba. Pasalnya, dia merupakan kiper utama bagi Persiraja. Pria berpostur 178 cm ini tampil sebanyak 20 kali atau separuh lebih dari total 34 pertandingan di Liga 1.

Kendati begitu, lepas dari catatan minor itu Quba tiga kali sukses menggagalkan tendangan penalti lawan. Belum lagi catatan penyelamatan lewat aksi individunya. Nilai plus lain, Quba juga punya jiwa kepemimpinan di permainan.

Faktor penyebab mudahnya jala Quba dirobek lawan, karena Persiraja tak memiliki bek-bek mumpuni. Setangguh apapun Quba, bila pertahanan lemah maka kiper jadi korbannya.

Kontrak Fakhrurrazi Quba bersama Persiraja bakal berakhir 31 Maret 2022. Kontestan Liga 1 bisa menggaet dia sebagai palang pintu terakhir musim depan.

3 dari 6 halaman

2. Rendy Saputra

Pemain Persiraja Banda Aceh, Rendy Saputra. (Bola.com/Gatot Susetyo)

Nama Rendy Saputra mulai dikenal penggila sepak bola Indonesia saat bergabung di Persik pada 2015.

Pria asal Palu, Sulteng, ini spesialis beroperasi di sisi kiri lapangan. Baik sebagai bek maupun sayap kiri. Apalagi Rendy bergaya kidal.

Dia diboyong Persiraja pada putaran kedua. Sebenarnya Rendy jadi bagian tim ini pada Liga 1 2020 yang terhenti akibat Pandemi COVID-19.

Pada awal Liga 1 musim ini, Rendy Saputra memilih meninggalkan Persiraja untuk berkiprah di Liga 2 dengan PSCS Cilacap. Karena penampilannya yang stabil, Persiraja kembali memboyong Rendy.

Tapi sayang kualitas individu Rendy Saputra tak mampu membantu Persiraja dari jurang degradasi. Pasalnya materi pemain lain sangat tidak mendukung.

4 dari 6 halaman

3. Eriyanto

Bek Persiraja, Eriyanto. (Bola.com/Gatot Susetyo)

Pemain kelahiran Sukabumi, 12 Maret 1996 ini sangat fasih di lini belakang. Eriyanto bisa menempati posisi bek kanan, kiri, dan tengah. Dia terkadang juga berperan sebagai gelandang bertahan.

Seperti Rendy Saputra, mantan penggawa Madura United ini sempat jadi pilihan utama Persiraja di Liga 1 2020. Namun pada Liga 1 2022, dia bersama beberapa pilar utama memilih hengkang.

Prestasi Eriyanto musim ini bak roller coaster. Usai sukses bersama Persis Solo menjuarai Liga 2 dan mengantar promosi ke Liga 1, mantan pemain Timnas Indonesia U-19 pada 2013 ini balik lagi ke Persiraja.

Namun seorang Eriyanto tak mampu membantu Persiraja masuk jurang degradasi. Meski hanya setengah musim, Eriyanto tampil sepuluh kali untuk Persiraja.

Kemampuan Eriyanto bermain di beberapa posisi di pertahanan layak bagi peserta Liga 1 meliriknya untuk musim depan.

5 dari 6 halaman

4. Assanur Rijal

Assanur Rijal menjadi pahlawan Persiraja di laga ini setelah sukses mencetak hattrick melawan Persita Tangerang. (Bola.com/Arief Bagus)

Garis takdir striker mungil berusia 26 tahun ini seperti dialami Eriyanto. Keduanya juga sukses bersama Persis Solo.

Namun kepulangan putra asli Aceh ini ke Persiraja malah jadi titik nadir bagi karirnya musim ini. Maksud hati ingin berjasa menyelamatkan Laskar Rencong dari degradasi.

Namun pria yang akrab dipanggil Torres ini harus menerima kenyataan pahit. Perjuangannya mengangkat Persiraja naik kasta dari Liga 2 2019 lalu seakan sia-sia.

Meski Torres tampil sebanyak 14 kali, dia hanya sekali mencetak gol. Rekor ini sangat jauh dari rekornya golnya ketika tampil di Liga 2 lalu.

Kendati begitu, sejatinya pemain berusia 26 tahun masih pantas bermain di Liga 1 mendatang. Meski posturnya kecil, Torres memiliki kelebihan duel bola udara.

Dia juga bisa ditempatkan sebagai striker murnia maupun penyerang sayap. Torres memiliki kecepatan lari dan dribel bola yang lengket di kaki. 

6 dari 6 halaman

Intip Posisi Tim Favoritmu

Berita Terkait