BRI Liga 1: Kompetisi di Tengah Pandemi, CEO PSIS Bersyukur Mahesa Jenar Berhasil Lewati Masa Sulit

oleh Gatot Susetyo diperbarui 31 Mar 2022, 14:15 WIB
Papan skor kembali berubah pada menit ke-31. Rachmat Hidayat (tengah) berhasil mencetak gol kedua untuk PSIS Semarang. Ia berhasil memanfaatkan umpan dari Hari Nur Yulianto yang melakukan penetrasi di dalam kotak penalti. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi mengunggah pernyataan di akun Instagram-nya terkait pencapaian tim di pentas BRI Liga 1 2021/2022. Beberapa hal diungkap pria yang juga menjabat Exco PSSI ini. Terutama kondisi internal tim yang sempat goyah akibat badai COVID-19.

Dari 34 laga, Alfeandra Dewangga dkk. mengoleksi 46 poin dengan surplus satu gol (35-34). Saat ini, Mahesa Jenar berada di peringkat ketujuh klasemen sementara.

Advertisement

Posisi ini masih bisa berubah jika Persija mengalahkan PSS pada pekan ke-34 yang digelar di Stadion I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Bali, Kamis (31/3/2022). Paling apes, PSIS akan turun di urutan kedelapan di klasemen akhir musim ini.

Kendati begitu, Yoyok Sukawi merasa bersyukur PSIS bisa melewati masa sulit kompetisi yang berlangsung di tengah badai Pandemi COVID-19.

"Alhamdulillah kelar juga Liga PCR ini...," tulis Yoyok Sukawi di akun @yoyok_sukawi sebagai judul caption-nya.

Keputusan PSSI dan operator kompetisi PT LIB memutar kembali roda kompetisi setelah vakum selama setahun memang berisiko tinggi. Manajemen PSIS Semarang benar-benar merasakan dampaknya.

2 dari 4 halaman

Berat di Ongkos

Penyerang muda PSIS Semarang, Bahril Fajar Fahreza, mencetak gol pertamanya untuk Laskar Mahesa Jenar ke gawang Persela Lamongan pada laga pekan 34 BRI Liga 1 2021/2022, Selasa (29/3/2022). (Dok. PSIS Semarang)

Kondisi ini diperparah dengan tingginya biaya operasional, seperti ongkos pertandingan dan kebutuhan sehari-hari tim.

"Mengingat tim harus selalu tinggal di hotel dan biaya-biaya PCR serta protokol kesehatan yang sangat besar," terangnya.

"Liga PCR penuh tantangan berat. Utamanya finansial klub. Klub dituntut berprestasi di tengah nihilnya dari pemasukan tiket. Juga minimalnya pendapatan dari sponsor dan hak komersial Liga," tuturnya.

 

3 dari 4 halaman

Semua Terkena Dampak Pandemi

Bek andalan PSIS Semarang, Alfeandra Dewangga, coba mencuri bola dari kaki penyerang Persib Bandung, Bruno Cantanhede. (Dok. PSIS Semarang)

Menurut Yoyok Sukawi kondisi finansial ini pasti juga dialami klub-klub lainnya. Namun dia bersyukur PSIS masih bisa eksis dan survive.

"Banyak klub Liga 1 hancur lebur keuangannya. Sehingga berganti pemilik untuk mendatangkan investor baru. Banyak juga yang tidak mampu beradaptasi hingga prestasi terjun bebas karena kesulitan keuangan," tutupnya.

4 dari 4 halaman

Intip Posisi Tim Favoritmu

Berita Terkait