Bola.com, Jakarta - CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi mengunggah pernyataan di akun Instagram-nya terkait pencapaian tim di pentas BRI Liga 1 2021/2022. Beberapa hal diungkap pria yang juga menjabat Exco PSSI ini. Terutama kondisi internal tim yang sempat goyah akibat badai COVID-19.
Dari 34 laga, Alfeandra Dewangga dkk. mengoleksi 46 poin dengan surplus satu gol (35-34). Saat ini, Mahesa Jenar berada di peringkat ketujuh klasemen sementara.
Posisi ini masih bisa berubah jika Persija mengalahkan PSS pada pekan ke-34 yang digelar di Stadion I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Bali, Kamis (31/3/2022). Paling apes, PSIS akan turun di urutan kedelapan di klasemen akhir musim ini.
Kendati begitu, Yoyok Sukawi merasa bersyukur PSIS bisa melewati masa sulit kompetisi yang berlangsung di tengah badai Pandemi COVID-19.
"Alhamdulillah kelar juga Liga PCR ini...," tulis Yoyok Sukawi di akun @yoyok_sukawi sebagai judul caption-nya.
Keputusan PSSI dan operator kompetisi PT LIB memutar kembali roda kompetisi setelah vakum selama setahun memang berisiko tinggi. Manajemen PSIS Semarang benar-benar merasakan dampaknya.
Berat di Ongkos
Kondisi ini diperparah dengan tingginya biaya operasional, seperti ongkos pertandingan dan kebutuhan sehari-hari tim.
"Mengingat tim harus selalu tinggal di hotel dan biaya-biaya PCR serta protokol kesehatan yang sangat besar," terangnya.
"Liga PCR penuh tantangan berat. Utamanya finansial klub. Klub dituntut berprestasi di tengah nihilnya dari pemasukan tiket. Juga minimalnya pendapatan dari sponsor dan hak komersial Liga," tuturnya.
Semua Terkena Dampak Pandemi
Menurut Yoyok Sukawi kondisi finansial ini pasti juga dialami klub-klub lainnya. Namun dia bersyukur PSIS masih bisa eksis dan survive.
"Banyak klub Liga 1 hancur lebur keuangannya. Sehingga berganti pemilik untuk mendatangkan investor baru. Banyak juga yang tidak mampu beradaptasi hingga prestasi terjun bebas karena kesulitan keuangan," tutupnya.