Cikal Bakal Persipura: Peran Pendeta Mengumpulkan Anak STM yang Dicetak untuk Menyatukan Masyarakat Papua Lewat Sepak Bola

oleh Abdi Satria diperbarui 31 Mar 2022, 21:00 WIB
Persipura Jayapura - 4 Pemain Kunci Persipura (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Persipura Jayapura pantas disebut Raja Liga Indonesia dengan sederet gelar yang diraih pada era penyatuan kompetisi Perserikatan dan Galatama ini.

Klub kebanggaan masyarakat Papua ini tercatat empat kali meraih trofi juara Liga Indonesia yakni pada musim 2005, 2009, 2011 dan 2013.

Advertisement

Persipura pun meraih runner-up pada 2010, 2012 dan 2014.Persipura melengkapi pencapaiannya dengan meraih trofi juara pada sejumlah turnamen bergengsi di Tanah Air, di antaranya, Community Shield Indonesia 2009, Indonesia Inter Island Cup 2011 dan Torabika Soccer Championship 2016.

Di level internasional, Persipura menembus semifinal Piala AFC 2014. Pencapaian Persipura ini merupakan wujud kecintaan masyarakat terhadap sepak bola.

Itu pula yang mendasari pemikiran Pendeta Mesackh Koibur, Ketua Umum pertama Persipura yang juga berstatus Sekretaris Sinode Gereja Kristen Injil (GKI) di Tanah Papua.

Pada channel YouTube Persipura, Mesackh menceritakan, setelah 1 Mei 1963 sampai dengan 1965 situasi politik di tanah Papua atau Irian Barat sangat mencekam termasuk Kota Baru atau sekarang Kota Jayapura.

"Para pendeta yang berasal dari Belanda pun pulang ke negaranya. Saat itu, saya berpikir, sepak bola adalah solusi yang bagus untuk menyatukan masyarakat Papua selain pendekatan agama," ujar Mesackh.
2 dari 4 halaman

Pemain dari SMP dan STM

TSC_Persipura Juara TSC 2016_Logo (Bola.com/Adreanus Titus)

Mesackh pun mengontak Barnabas Youwe, rekannya yang tengah menimba ilmu di Belanda.

"Saya memintanya segera pulang dan membantu saya menyatukan rakyat Papua lewat sepak bola," katanya.

Menurut Mesackh, saat itu ada sekolah SMP dan STM yang memiliki siswa yang punya potensi. Mereka pun berlatih di lapangan sederhana dengan bola dengan jumlah seadanya. Sejalan dengan waktu, semangat pemuda Papua kembali bangkit. Pada 25 Mei 1965, klub-klub internal menggelar rapat di Mes GKI.

"Dalam pertemuan itu, disepakati terbentuknya Persatuan Sepak Bola Sukarnopura dan sekitarnya atau disingkat Persipura. Saya Ketua Umum dan Barnabas Youwe Sekretaris merangkap pelatih."

Pernyataan Mesackh ini bisa jadi jawaban polemik terkait hari ulang tahun Persipura. Dimana dalam situs Wikipedia menyebut tim berjuluk Mutiara Hitam lahir pada 1 Mei 1963 di Kota Baru.

 

3 dari 4 halaman

Talenta dan Kebersamaan Kunci Kekuatan Persipura

Liga 1 - Ilustrasi Logo Persipura Jayapura BRI Liga 1 (Bola.com/Adreanus Titus)

Lepas dari polemik soal tahun kelahiran, sepak bola tetap menjadi identitas dan pemersatu rakyat Papua. Hal ini dibenarkan oleh Jacksen Tiago, pelatih yang membawa Persipura meraih juara pada musim 2009, 2011 dan 2013.

"Persipura bukan hanya mengandalkan talenta. Tapi kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat seluruh elemen tim dan masyarakat Papua," ujar Jacksen kepada Bola.com, Senin (22/20/2020).

Menurut Jacksen, bagi rakyat Papua, sepakbola juga adalah hiburan dan kebanggaan.

"Faktor ini yang memudahkan saya cepat beradaptasi di Persipura. Apalagi warna kulit, budaya dan visi kami hampir sama," tutur Jacksen.

Hal senada dikatakan Marwal Iskandar, gelandang asal Sulawesi Selatan yang membawa Persipura juara pada Liga Indonesia 2005.

"Saya merasa nyaman selama bermain di Persipura. Apalagi karakter Papua tidak berbeda dengan Makassar. Suporter pun sangat menghargai pemain klub kecintaan mereka," kata Marwal pada sebuah kesempatan pertemuan dengan Bola.com.

4 dari 4 halaman

Posisi Akhir Persipura Jayapura di BRI Liga 1 2021/2022

Berita Terkait