BRI Liga 1: Sejarah Mencatat! PSIS Lebih Sukses jika Ditangani Pelatih Lokal

oleh Hery Kurniawan diperbarui 04 Apr 2022, 05:30 WIB
Liga 1 - Ilustrasi Logo PSIS Semarang BRI Liga 1 (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Semarang - PSIS Semarang sedang berusaha membangun sebuah tim untuk bisa bersaing di papan atas Liga 1 musim depan. Sebagai langkah awal, manajemen PSIS sudah mendatangkan dua pemain asing berlabel bintang. Namun, bagaimana dengan pelatih?

Dua bintang asing yang sudah didatangkan PSIS Semarang adalah Taisei Marukawa dari Persebaya Surabaya dan Carlos Fortes yang pada musim 2021/2022 bermain bersama Arema FC.

Advertisement

Kedua pemain tersebut tampil apik di BRI Liga 1 2021/2022. Bahkan Marukawa meraih gelar sebagai pemain terbaik pada ajang tersebut. Sementara Fortes cukup impresif dengan torehan 20 gol untuk Singo Edan.

Bisa dipastikan Taisei Marukawa dan Carlos Fortes bukan nama terakhir yang diboyong oleh manajemen PSIS. Masih ada beberapa nama, baik pemain lokal maupun asing yang akan dibawa ke Semarang sebelum Liga 1 musim baru dimulai.

Namun, setiap tim dengan komposisi mewah butuh dipimpin oleh sosok pelatih dengan karakter kuat. PSIS Semarang butuh sosok seperti itu. Selain bisa meracik strategi, si pelatih juga harus bisa menekan ego para pemainnya.

2 dari 3 halaman

Pelatih Lokal Jadi Pilihan

PSIS Semarang - Edy Paryono (Bola.com/Adreanus Titus)

PSIS Semarang pernah mendapatkan pelayanan dari pelatih lokal maupun pelatih asing. Namun, jika melihat sejarah mereka, Mahesa Jenar sebenarnya lebih sukses ketika ditukangi pelatih lokal.

Misalnya ketika mereka meraih gelar juara di ajang Liga Indonesia 1998/1999. Saat itu, PSIS Semarang dipimpin oleh pelatih lokal legendaris, Edy Paryono.

Saat itu, PSIS asuhan Edy sebenarnya memiliki komposisi pemain yang tidak terlalu mewah. Dibandingkan dengan Persebaya yang jadi lawan mereka di babak final, skuad PSIS ada di bawah.

Namun, dalam laga final itu PSIS Semarang bisa meraih kemenangan tipis 1-0 atas Persebaya. Gol tunggal kemenangan Mahesa Jenar dicetak oleh Tugiyo pada menit ke-89.

Tak hanya itu, masa keemasan PSIS Semarang pada tahun 2005 dan 2006 juga ketika mereka ditukangi oleh pelatih lokal. Saat meraih peringkat ketiga di Liga Indonesia 2005, PSIS ditukangi Bambang Nurdiansyah. Sementara saat menjadi runner-up pada 2006, PSIS dipimpin pelatih muda, Bonggo Pribadi.

3 dari 3 halaman

Imran Menunjukkan Potensi

Pelatih PSIS Semarang, Imran Nahumarury memimpin skuadnya dalam sesi latihan resmi di Stadion Wibawa Mukti, Bekasi, Jumat (3/9/2021). (Dok PSIS)

Pada awal musim BRI Liga 1 2021/2022 lalu, PSIS Semarang sempat dipimpin oleh Imran Nahumarury. Eks gelandang Timnas Indonesia itu sebenarnya menunjukkan potensi yang bagus.

Pada awal musim, PSIS sempat menyandang status tidak terkalahkan. Saat itu, PSIS tak terkalahkan dalam delapan laga awal. Dengan rincian, Hari Nur Yulianto dan kolega meraih lima kemenangan dan tiga hasil imbang dari delapan laga tersebut.

Namun, karier Imran tidak berjalan mulus di PSIS. Ia sempat mundur dua kali dari jabatannya sebagai pelatih PSIS pada musim lalu.