Kala itu, Rio Haryanto merupakan pebalap utama di tim Manor Racing bersama Pascal Wehrlein dengan mobil Manor MRT05 sebagai tungganagnnya untuk melibas Sirkuit Albert Park, Melbourne. (AFP/Paul Crock)
Sayangnya banyak insiden yang dialami oleh pebalap asal Solo tersebut. Pada sesi latihan bebas pertama (FP1), Jumat (18/3/2016), Rio Haryanto sempat masuk gravel dan hanya menyelesaikan tujuh lap serta harus puas menempati posisi ke-19 dengan catatan waktu 1 menit 43,372 detik. (AFP/Paul Crock)
Ia juga sempat menabrak pebalap Haas, Romain Grosjean, saat hendak masuk ke pitlane pada sesi latihan bebas ketiga (FP3). Meski sayap depannya mengenai badan mobil Grosjean, mobil Rio tidak mengalami kerusakan parah dan tetap bisa untuk melanjutkan sesi latihan bebas. (AFP/Saeed Khan)
Insiden tabrakan Rio Haryanto dengan Romain Grosjean berbuntut panjang. Race Director memutuskan menjatuhi hukuman untuk Rio turun tiga posisi start saat balapan, Minggu (20/3/2016). Tak hanya itu, Ia juga diganjar 2 poin penalti yang akan terekam di Super Licence miliknya. (AFP/Peter Parks)
Saat race, Rio yang mengawali balapan dari posisi bontot berhasil menyodok hingga ke posisi 17. Namun, usai insiden Fernando Alonso dengan Romain Grosjean pada lap ke-18, ia kembali turun ke posisi 18. (AFP/Paul Crock)
Di saat yang sama, ketika Rio dan pebalap lainnya masuk ke pitlane karena trek sedang dibersihkan, mobilnya mengalami kebocoran oli pada bagian belakang. Tim Manor menyebutkan masalah tersebut berasal dari driveline, namun manajernya mengatakan kalau masalah terjadi pada gearbox. (AFP/Paul Crock)
Hal tersebut memaksa debut Rio Haryanto di formula 1 berakhir lebih cepat. Ia dinyatakan tidak finis (DNF) pada Grand Prix Australia. (AFP/Paul Crock)
Meski banyak insiden yang dialami, perjuangan Rio Haryanto tetap harus diacungi jempol. Pasalnya, ia berhasil membawa nama Indonesia bersaing ke salah satu ajang balap mobil paling bergengsi di dunia, yaitu Formula 1. (AFP/Paul Crock)