Kasihan Rachmat Irianto, Perpisahan Menyedihkan Kapten Muda Persebaya yang Kini Gabung Persib

oleh Aditya Wany diperbarui 08 Apr 2022, 03:45 WIB
Persebaya Surabaya - Hambali Tholib, Rachmat Irianto, Samsul Arif (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Persebaya Surabaya kehilangan sosok pemain yang berharga setelah berakhirnya Liga 1 2021/2022. Mereka tidak bisa lagi menurunkan gelandang sekaligus kapten andalan Rachmat Irianto.

Pemain yang akrab disapa Rian itu resmi meninggalkan Persebaya, klub yang membesarkan namanya. Dia pun kini telah resmi menjadi bagian integral Persib Bandung mulai musim depan. Kepergian Rachmat Irianto memang sangat disayangkan. Maklum saja, sosok satu ini sudah sangat identik dengan Persebaya.

Advertisement

Rachmat Irianto sendiri sebenarnya merupakan pemain yang spesial. Dia adalah pemain asli Surabaya jebolan kompetisi internal Persebaya. Dia ditempa bersama Indonesia muda sebelum masuk skuat Persebaya senior di usia 17 tahun pada 2017.

Berkat penampilan di Persebaya, Rian lantas menembus Timnas Indonesia U-19 arahan Indra Sjafri, bahkan ditunjuk sebagai kapten dalam Piala AFF U-19 2017 di Myanmar. Dia pun ikut membawa Bajul Ijo menjuarai Liga 2 2017 sekaligus promosi ke Liga 1 2018.

Statusnya sebagai putra Bejo Sugiantoro, legenda Persebaya, membuat Rian menjaga loyalitas bersama Bajul Ijo. Di musim 2021/2022, dia pun ditunjuk sebagai kapten tim masih di usia yang belia, yakni 21 tahun.

Mulanya, Persebaya menunjuk Rian menjadi kapten di Piala Menpora 2021 setelah hengkangnya Makan Konate. Penunjukan ini dirasa tepat karena pemain kelahiran Surabaya itu punya jiwa kepemimpinan tinggi.

"Saya sudah berbicara dengan seluruh pelatih, menunjuk Rian (sapaan Irianto) jadi kapten. Jadi, untuk di Piala Menpora ini, kapten  nomor satu Persebaya adalah Rachmat Irianto,” ungkap Aji Santoso, pelatih Persebaya, kepada Bola.com, 20 Maret 2021.

 

2 dari 4 halaman

Pengalaman Seorang Rachmat Irianto

Bek Persebaya, Rachmat Irianto, saat laga vs Persib di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Kamis (26/7/2018). (Bola.com/Aditya Wany)

Rachmat Irianto saat itu sebenarnya masih berusia 21 tahun, usia yang cukup muda untuk memimpin sebuah tim. Namun, pengalamannya sudah tidak diragukan lagi karena dia memulai karier profesional bersama Bajul Ijo di usia 17 tahun.

Aji Santoso menyebutkan bahwa ada dua alasan kuat jajaran kepelatihan memilih putra Bejo Sugiantoro itu sebagai kapten. Yang utama adalah melihat potensi Rian yang mampu memimpin rekan-rekan setimnya.

Jiwa kepemimpinan yang dimiliki oleh Rian itu memang sudah terbukti sejak dia usia remaja. Pemain asli Surabaya tersebut kerap menjadi kapten tim di berbagai kelompok usia Timnas Indonesia.

Itu dimulai saat Rian memimpin Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri saat tampil di Piala AFF U-19 2017 di Myanmar. Pemain kelahiran 1999 itu juga menjabat kapten tim dan mengangkat trofi saat Timnas Indonesia U-22 menjuara Piala AFF U-22 di Kamboja.

Rian memiliki karakter yang ideal untuk menjadi kapten Persebaya. Dia merupakan pemain didikan kompetisi internal Persebaya. Sang ayah, Bejo Sugiantoro, juga berstatus legenda klub dan kini menjabat asisten pelatih.

Memasuki Liga 1 2021/2022, ban kapten masih melingkar di lengan Rian. Tapi, situasinya sudah berbeda karena banyak tekanan yang diarahkan kepadanya karena dianggap tampil tidak sesuai ekspektasi.

 

3 dari 4 halaman

Kritik dari Suporter

Persebaya (Sumber: Instagram/officialpersebaya)

Sebenarnya sudah bukan menjadi hal yang aneh jika Rian mendapat mendapat kritik atau tekanan dari suporter. Maklum saja, dia merupakan kapten Persebaya selama bergulirnya Liga 1 2021/2022 hingga menduduki peringkat kelima klasemen akhir.

Memang sempat muncul tuduhan negatif lewat suara-suara sumbang di media sosial.  Sudah menjadi rahasia umum bila Bonek selama ini memberi tekanan kepada pemain Persebaya yang tampil di bawah ekspektasi.

Sebagai suporter, Bonek ingin para pemain Persebaya ingat bahwa mereka harus berjuang demi klub yang dibelanya. Hal ini juga berguna sebagai pelecut motivasi pemain agar bisa terus memberikan yang terbaik di lapangan kepada klubnya.

Sampai momen yang menarik terjadi di Liga 1 2021/2022. Bek Arif Satria selalu mengenakan ban kapten di dua pertandingan kontra Persija Jakarta dan Persiraja Banda Aceh pada medio Februari lalu. Padahal, Rian juga tampil dalam pertandingan tersebut,

Selama BRI Liga 1, Rian adalah kapten utama Persebaya. Arif Satria baru akan menjadi kapten saat Rian terpaksa absen membela Timnas Indonesia misalnya.

Hal ini seolah menjadi pertanda bahwa Rian mulai kehilangan kepercayaan di tim setelah menerima banyak tekanan di media sosial. Tapi, Aji Santoso dengan tegas membantah hal tersebut.

“Kapten sama saja, apakah itu Arif atau Rian. Tidak ada masalah. Memang ada beberapa kapten di tim ini. Bisa saja nanti kembali ke Rian atau yang lain. Jadi, tidak ada masalah soal ini,” kata Aji kepada Bola.com, 21 Februari 2022.

Ban kapten kemudian kembali ke Rian dalam beberapa pertandingan terakhir di Liga 1 2021/20220. Tekanan juga masih terus muncul, sampai Aji Santoso memberi pembelaan terhadap pemain kelahiran 3 September 1999 tersebut.

Itu terjadi setelah Persebaya mengganggu pesta juara Bali United. Bajul Ijo mampu memetik kemenangan 3-0 dalam laga pekan ke-33 BRI Liga 1 2021/2022 itu di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Jumat (25/3/2022) malam.

Tiga gol Persebaya disumbang oleh Bruno Moreira lewat titik putih (64’), serta dua lainnya merupakan brace dari Samsul Arif (70’ dan 81’).

Pelatih Persebaya, Aji Santoso, justru mengirim pujian kepada kapten Rachmat Irianto, alih-alih dua pemain pencetak gol. Dia merasa pemain yang akrab disapa Rian itu punya peran penting kemenangan timnya di laga ini.

“Saya tidak membawa pemain yang mencetak gol. Saya membawa Rian karena Rian  adalah pemain terbaik dalam pandangan saya. Bintangnya adalah Rian. Terima kasih buat Rian yang telah fight luar biasa,” ucap Aji Santoso.

“Saya sampaikan bahwa Rian itu Aji Santoso banget. Apa yang dimiliki dia itu sesuai dengan apa yang saya harapkan. Dia selalu pas di antara lawan, berani pegang bola, berani satu dua sentuhan. Ini memang gaya permainan saya seperti itu,” ujar Aji.

 

4 dari 4 halaman

Hengkang

Rachmat Irianto - Pemain asli Surabaya ini adalah anak dari legenda Bajul Ijo, Bejo Sugiantoro. Jebolan tim Indonesia Muda Surabaya ini kini menjabat sebagi kapten di sepanjang gelaran Piala Menpora 2021. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Sayangnya, pujian sang pelatih kepala itu tidak dapat menahan laju kepergian Rachmat Irianto. Dia tetap memilih hengkang dan meninggalkan Persebaya yang telah menjadi bagian dari hidupnya.

Keterangan mengejutkan menyertai kepergiannya. Dalam sebuah unggahan di akun instagram klub, disebutkan bahwa pemain yang akrab disapa Rian itu menerima teror yang mengarah kepada keluarga.

“Rian memilih untuk tidak melanjutkan kerja sama karena alasan keluarga. Kritik yang selama ini ia terima sudah berbuah tuduhan dan teror ke pihak keluarga,” demikian bunyi penggalan pernyataan tertulis di akun instagram Persebaya, Selasa (5/4/2022).

Hal ini pun menjadi perbincangan karena banyak otokritik dari Bonek yang kelewat batas dalam memberi tekanan kepada pemain. Status Rian sebagai kapten tim nyatanya tidak membuatnya terlewat dari kritik.

Di sisi lain, sang ayah, Bejo Sugiantoro tidak mengikuti jalan putranya yang memilih mencoba pengalaman baru. Bejo masih tetap menjabat sebagai asisten pelatih bersama Uston Nawawi dan Mustaqim menemani kerja Aji Santoso.