Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia tampil gemilang di SEA Games 1991. Digembleng latihan berat pelatih asal Rusia, Anatoli Fyodorich Polosin, Tim Garuda berhasil meraih medali emas, setelah mengalahkan Thailand.
Dalam pertandingan final yang berlangsung di Rizal Memorial Stadium, Manila, Desember 1991, Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Thailand lewat adu penalti dengan skor 4-3. Penentuan pemenang harus dilakukan hingga babak tos-tosan, setelah skor imbang 0-0 bertahan hingga laga usai.
Sukses Timnas Indonesia pada 1991 silam tak lepas dari kehadiran sosok-sosok yang menjadi legenda sepak bola Indonesia.
Di bawah mistar gawang, tentu semua masih ingat keberadaan Eddy Harto, yang disebut kiper terbaik Indonesia sepanjang masa.
Selain itu, masih ada nama-nama lain seperti Robby Darwis, Ferryl Raymond Hattu, Aji Santoso, Widodo C Putro, sampai sosok striker nyentrik Rochy Puttiray.
Berikut aktivitas terkini sosok-sosok pahlawan Timnas Indonesia ketika meraih medali emas SEA Games 1991.
Memboyong 18 Pemain
Dalam ajang yang dihelat di Manila tersebut, Pelatih Timnas Indonesia saat itu, Anatoly Polosin, membawa serta 18 pemain.
Tak hanya pemain-pemain senior seperti Ferryl Raymond Hattu dan Bambang Nurdiansyah, pelatih asal Uni Soviet tersebut juga memboyong pemain-pemain muda macam Aji Santoso, Widodo C Putro, dan Rochy Putiray.
Berikut ini adalah daftar 18 pemain yang memperkuat Timnas Indonesia pada ajang tersebut.
- Kiper: Edy Harto, Erick Ibrahim
- Bek: Ferryl Raymond Hattu, Robby Darwis, Herrie Setyawan, Heriansyah, Sudirman, Toyo Haryono, Aji Santoso, Salahudin
- Gelandang: Maman Suryaman, Widodo C Putro, Hanafing, Kashartadi, Yusuf Ekodono
- Penyerang: Peri Sandria, Rochy Putiray, Bambang Nurdiansyah
Menjabat Sebagai Pelatih
Meneruskan karir di lapangan hijau merupakan pilihan sebagian besar eks Timnas Indonesia SEA Games 1991. Tercatat 13 orang dari skuad emas tersebut memilih beralih peran menjadi pelatih.
Duo kiper Timnas Indonesia 91, Eddy Harto dan Erick Ibrahim, sama-sama melatih di tim Liga 2 musim lalu. Eddy menjadi pelatih kiper Persis Solo. Sebelumnya, ia sempat menjadi pelatih kiper Persiraja Banda Aceh dan Timnas Indonesia. Sementara itu, Erick menjadi pelatih kiper Dewa United.
Selain dua kiper ini, menjadi pelatih juga menjadi pilihan Aji Santoso dan Widodo C Putro. Dua legenda sepak bola Indonesia ini kini sudah mengantongi lisensi AFC Pro dan menakhodai klub-klub Liga 1.
Aji menangani Persebaya Surabaya, sedangkan Widodo mengarsiteki Persita Tangerang. Namun, Widodo memutuskan untuk hengkang dari Persita pada Rabu (6/4/2022), dan dikabarkan tengah didekati Bhayangkara FC dan Persija Jakarta.
Selain Aji Santoso dan Widodo C Putro, almunus Timnas Indonesia 91 yang menjalani karier sebagai pelatih adalah Herrie Setyawan dan Sudirman. Akan tetapi, keduanya kini berstatus tanpa klub. Pada musim lalu, Herrie mengasuh Hizbul Wathan FC di Liga 2, sedangkan Sudirman melatih Persija di Liga 1.
Di klub-klub Liga 2 juga ada sejumlah alumnus Timnas Indonesia 91. Mereka adalah Salahudin, Robby Darwis, Yusuf Ekodono, Bambang Nurdiansyah, dan Kashartadi.
Dari deretan nama tersebut, Robby Darwis bisa dibilang memiliki keunikan. Pasalnya, pria yang kini berusia 55 tahun tersebut juga berstatus sebagai karyawan sebuah bank milik negara.
Selain menangani klub-klub profesional, ada juga pelatih yang menangani tim-tim non-profesional. Rochy Putiray misalnya. Pria nyentrik itu sempat membesut timnas pelajar dan tim sepak bola putri.
Tak hanya Rochy, Peri Sandria pun menangani tim non-profesional. Setelah sempat menjadi asisten pelatih di sejumlah tim Indonesia, saat ini ia menangani tim sepak bola salah satu kecabangan angkatan bersenjata Indonesia.
Menjadi Instruktur
Tak hanya menjadi pelatih, ada juga alumnus Timnas Indonesia 91 yang meneruskan kariernya di dunia sepak bola dengan menjadi instruktur kepelatihan. Salah satu sosok terkemuka di bidang ini adalah Hanafing.
Hanafing yang saat ini sudah mengantongi lisensi AFC Pro tersebut, merupakan satu di antara instruktur kepelatihan yang dimiliki PSSI. Ia sudah menuntaskan kursus instruktur kepelatihan pada 2017 lalu.
Selain Hanafing, ada lagi dua alumnus Timnas Indonesia 91 yang menjadi instruktur. Mereka adalah Heriansyah dan Maman Suryaman.
Sebelum menjadi instruktur, Heriansyah sempat menjadi pelatih Putra Samarinda U-21. Adapun Maman Suryaman sempat melatih Persija Jakarta. Ia pun sempat menjadi kandidat pelatih Timnas U-19.
Menjadi pemilik sekolah sepak bola juga jalan yang diambil salah satu alumnus Timnas Indonesia 91. Sosok yang memilih jalan ini adalah Toyo Haryono.
Toyo memiliki SSB yang dinamai seperti namanya sendiri. SSB Toyo Haryono, yang didirikan pada 2016, ini berada di kawasan Jakarta Timur.
Disadur dari: Bola.net (Dendy Gandakusumah/Gia Yuda Pradana/Published: 10/06/2020)
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Erick Thohir Ingin Timnas Indonesia Tuntaskan Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan 12 Poin: Ada Bonusnya
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh