Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya masih terus membuktikan sebagai klub wadah pembinaan pemain. Bagaimana tidak, mereka jadi klub terbanyak yang menyumbang pemain ke Timnas Indonesia U-23.
Total ada lima pemain Persebaya Surabaya yang dipersiapkan untuk pemusatan latihan dalam persiapan SEA Games 2021. Di antaranya adalah Ernando Ari Sutaryadi, Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, Koko Ari Araya, dan Andhika Ramadhani.
Tiga nama pertama mungkin sudah bukan kejutan karena memang tampil reguler membela Timnas Indonesia di level usia yang lebih rendah. Sedangkan Koko sempat masuk skuat Garuda, tapi kemudian mengalami cedera.
Pemain yang identik dengan nomor punggung 33 itu sebenarnya sudah menjadi langganan Shin Tae-yong (STY) untuk membela timnas. Namun dikarenakan cedera ACL yang didapatkan tahun lalu, ia harus beristirahat dalam jangka waktu yang cukup lama.
Koko baru kembali merumput pada seri keempat yang digelar di pulau Bali. Namun tidak butuh waktu lama baginya untuk kembali ke performa terbaiknya.
Nama terakhir jadi kejutan. Ya, Andhika Ramadhani sebenarnya adalah kiper ketiga Persebaya Surabaya. Tapi, dia mampu membukukan 17 penampilan bersama Bajul Ijo di Liga 1 2021/2022 dan tampil apik dengan penyelamatannya.
Curi Perhatian
Andhika Ramadhani termasuk pemain yang mampu mencuri perhatian selama BRI Liga 1 2021/2022. Dia berhasil mengawal gawang Persebaya Surabaya dengan baik dalam sembilan pertandingan.
Kiper berusia 23 tahun itu rupanya melewati jalan yang tidak mudah sebelum menunjukkan performa gemilang di kompetisi kasta teratas musim ini. Andhika mengaku sering kali jadi pilihan kedua bersama tim-tim yang dibelanya.
Pemain asli Surabaya ini mengawali kariernya bersama klub internal Persebaya, El Faza. Klub tersebut merupakan milik legenda hidup Persebaya, Mat Halil, yang berbasis di kawasan Surabaya Pusat.
Padahal, dia sendiri berdomisili di Perak, Surabaya Utara. Sebenarnya ada dua klub internal yang berbasis kawasan dekat rumahnya, yakni Haggana dan Bintang Angkasa. Lantas, mengapa Andhika memilih El Faza?
“Karena Mat Halil itu saudara sepupu saya. Jadi, keluarga meminta saya gabung El Faza saja. Kalau ada apa-apa juga enak. Saya juga merasa nyaman bisa berkembang bersama klub ini,” kata Andhika kepada Bola.com.
Di klub ini, Andhika adalah kiper utama selama masih duduk di bangku SMA pada sekitar tahun 2017. Kemampuannya sebagai penjaga gawang klub amatir rupanya bisa berkembang dengan cepat.
Lika-liku
Andhika merupakan pemain yang berasal dari keluarga kurang mampu. Dia hanya tinggal berdua bersama ibunya lantaran sang ayah telah wafat sejak dia masih kecil.
Hidup bersama sang ibunda membuatnya harus pintar membagi waktu antara sepak bola dan keluarga. Setiap hari pemain yang akrab disapa Dhika tersebut ikut membantu menjaga warung kopi milik ibunya. Rutinitas tersebut dijalani beriringan dengan latihan sepak bola.
Kariernya mulai naik saat Persebaya membentuk klub satelit, yakni PS Kota Pahlawan, yang berkiprah di Liga 3 2017 zona Jawa Timur. Di bawah arahan Maura Hally, dia masuk skuat klub tersebut.
Sayangnya, Andhika menjadi kiper pelapis dan tidak pernah mendapat kesempatan bermain. Dia harus puas melihat rekannya, Ababil Syabella Bram, yang selalu mendapat menit bermain bersama PS Kota Pahlawan.
Di tahun 2017 itu, Andhika lulus dari SMAN 7 Surabaya dan mulai memikirkan kariernya di sepak bola. Tapi, dia kemudian malah menjadi pengemudi ojek online selama setahun karena ingin bekerja.
Nasihat dari keluarga dan para pihak di klub internal Persebaya kemudian membuatnya kembali ke lapangan hijau. Kebetulan, di musim 2019, dibentuk tim Persebaya U-20 arahan Uston Nawawi untuk Elite Pro Academy U-20 2019.
Kali ini, Andhika mampu mengungguli Ababil untuk posisi penjaga gawang. Namun, dia masih jadi pilihan kedua karena Persebaya U-20 merekrut Ernando Ari Sutaryadi yang baru saja menjuarai Piala AFF U-16 2018 di Sidoarjo.
Situasi itu sempat membuat kiper berpostur 181 cm itu gundah. Dia mendapat godaan dari tim kontestan Elite Pro Academy U-20. Namun, niat hijrah dari Surabaya diurungkan lagi-lagi berkat dukungan keluar.
“Keluarga dan Abah Halil berpesan kepada saya untuk bersabar. Memang klub lain itu menggoda karena ada kesempatan saya mendapat menit bermain. Tapi, saya mencoba untuk berjuang untuk Persebaya, tim yang saya cintai sejak kecil,” imbuhnya.
Naik Kelas
Pada akhirnya, Persebaya U-20 berhasil menjuarai Elite Pro Academy U-20 2019. Ernando jadi kiper utamanya sepanjang ajang tersebut. Andhika lagi-lagi tidak semenitpun mendapat kesempatan bertanding.
Namun, berkah didapatnya di musim 2020 saat jajaran pelatih Persebaya mempromosikannya ke tim senior. Mulanya dia ikut berlatih bersama Ababil dalam persiapan pramusim. Andhika tekun berlatih meskipun kansnya masuk skuat inti sangat kecil.
Di musim itu, Persebaya mendatangkan dua kiper berpengalaman, yakni Rivky Mokodompit dan Angga Saputra. Lalu, Ernando yang merupakan pesaingnya juga dipromosikan ke tim senior. Deretan nama itu seolah jadi mimpi buruk buat Andhika.
Andhika kemudian dikontrak untuk masuk skuat Persebaya di Liga 1 2020. Tapi, nasib mujur tidak mendatanginya. Kompetisi musim itu ditiadakan karena sedang dalam situasi pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia.
Dia pun tetap sabar berjuang untuk mendapat tempat di Bajul Ijo. Hadinya BRI Liga 1 membawa berkah karena namanya masih dimasukkan ke dalam skuat Persebaya. Statusnya kini jadi kiper ketiga.
Kepergian Rivky dan Angga membuat jajaran pelatih Persebaya merekrut Satria Tama yang juga jebolan kompetisi internal. Nama satu ini jadi pilihan utama di bawah mistar, diikuti oleh Ernando yang saat itu masih berusia 19 tahun.
Lagi-lagi, Andhika mendapat berkah dari perjuangannya bersabar membela Persebaya. Satria Tama mengalami cedera panjang sejak sebelum BRI Liga 1. Lalu, Ernando beberapa kali dipanggil bergabung Timnas Indonesia, baik senior maupun U-23.
Debut Profesional
Kesempatan Andhika untuk melakoni debut pun muncul di pekan keenam BRI Liga 1 saat timnya bersua PSIS Semarang (3/10/2021). Sayang, laga debutnya tak berjalan mulus karena Persebaya kalah 2-3 di laga itu.
Sosok satu ini kemudian mampu menunjukkan performa luar biasa di bawah mistar Persebaya saat berjumpa Persija Jakarta. Dia berperan penting membawa Persebaya menang 1-0 di Stadion Manahan, Solo (26/10/2021).
Tercatat, Andhika melakukan delapan penyelamatan terhadap tembakan pemain Persija dalam duel pekan kesembilan BRI Liga 1 2021/2022 tersebut. Marko Simic dkk. benar-benar dibuat frustasi dengan penampilan apik kiper berusia 22 tahun itu.
Saat wasit Faulur Rosy meniup peluit panjang, Andhika menjadi pemain pertama yang menangis harus di atas lapangan. Sebab, penampilan apiknya mendapat ganjaran tiga poin untuk tim yang sedang dibelanya.
“Dia (Marko Simic) pegang kepala saya. Bukan karena apa, dia pasti bercanda. Dia bilang, ‘kamu sekarang bagus’. Saya senang mendapat apresiasi itu. Kami bersalaman kemudian sempat ngobrol sebentar,” ungkap Andhika kepada Bola.com, 27 Oktober 2021.
Maklum saja Simic sampai mendatangi dan memuji Andhika. Sebab, kiper asli Surabaya itu melakukan delapan penyelamatan kontra Persija. Dari angka tersebut, lima di antaranya adalah hasil upaya tembakan Simic.
Striker berusia 33 tahun beberapa kali memegang kepalanya sendiri setiap melihat peluang emasnya digagalkan Andhika. Seperti sudah diketahui, Simic merupakan ujung tombak andalan Persija yang sangat haus gol.
Tak hanya itu, Andhika juga sangat sigap dalam memotong umpan silang yang biasanya dikirim oleh Riko Simanjuntak dari sayap kanan. Dia berani berinisiatif maju menangkap bola sebelum disambar oleh pemain Persija di kotak penalti.
Andalan Bajul Ijo
Berikutnya, Andhika tampil dalam beberapa pertandingan penting lainnya bersama Persebaya di BRI Liga 1. Total sudah sembilan laga dibukukannya, sama dengan Ernando. Hebatnya, kiper satu ini mampu membuat gawang Persebaya tidak kebobolan sebanyak enam kali dari total tujuh clean sheet.
Andika total membukukan 17 penampilan bersama Persebaya di BRI Liga 1. Dia kebobolan 19 gol, tapi mampu mencatatkan enam kali clean sheet. Angka itu cukup apik untuk seorang penjaga gawang lapis ketiga.
Berkat penampilan impresifnya itu, kini dia mendapat kesempatan membela Timnas Indonesia U-23. Jalannya tidak mudah karena harus bersaing dengan Adi Satryo dan Muhammad Riyandi, serta Ernando yang merupakan rekannya di Persebaya.
“Alhamdulillah, tidak menyangka bisa ikut dipanggil. Membela timnas adalah impian semua pesepakbola bola, tentu saya sangat bahagia. Kesempatan ini tidak akan saya sia-siakan,” ungkap Andhika dikutip dari situs resmi Persebaya.
Timnas Indonesia U-23 sendiri dijadwalkan menggelar pemusatan latihan di Korea Selatan. Agenda TC itu akan berlangsung sampai 29 April 2022 sebelum mereka tampil di SEA Games 2021 yang dimulai pada 6 Mei 2022 di Vietnam.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Erick Thohir Ingin Timnas Indonesia Tuntaskan Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan 12 Poin: Ada Bonusnya
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh