Bola.com, Jakarta - Kompetisi Liga Indonesia menjadi ajang adu kualitas para pemain demi meraih prestasi. Namun, bukan hanya pemain yang adu skill, tapi juga pelatih.
Ada sejumlah pelatih juga mampu menunjukkan prestasi yang gemilang di kompetisi sepak bola Tanah Air. Itu dimulai sejak peleburan Perserikatan dengan Galatama yang melahirkan Liga Indonesia pada 1994.
Kompetisi kasta tertinggi Indonesia pernah diberi nama Divisi Utama pada 1994 hingga 2008.
PSSI kemudian melahirkan satu kasta di atasnya lagi dengan nama Indonesia Super League (ISL) yang dimulai pada 2008. Kondisi ini kemudian membuat Divisi Utama hanya berstatus kompetisi kasta kedua.
Baru mulai 2017, setelah PSSI dipulihkan dari sanksi FIFA, terdapat penggantian nama kompetisi sepak bola Indonesia. Ada tiga kasta, yang masing-masing bernama Liga 1, Liga 2, dan yang terendah Liga 3.
Perjalanan perubahan nama kompetisi telah melahirkan banyak cerita dengan para pelatih top berada di dalamnya. Terdapat pelatih yang mampu memenangi beberapa trofi dan masuk dalam deretan arsitek tim elite.
Bola.com telah merangkum empat pelatih dengan prestasi paling kinclong dalam sejarah sejak era Liga Indonesia dimulai pada 1994. Siapa saja mereka? Simak ulasannya berikut ini:
Jacksen F. Tiago
Arsitek tim asal Brasil ini bisa dibilang pelatih tersukses yang pernah berkarier di Indonesia. Bagaimana tidak, dia mampu meraih empat trofi kompetisi kasta tertinggi di tanah air sepanjang kariernya.
Jacksen F. Tiago mengawalinya dengan membawa Persebaya Surabaya menjuarai Divisi Utama 2004. Padahal, Bajul Ijo berstatus sebagai tim promosi pada musim tersebut karena sebelumnya menjuarai Divisi I 2003.
Jacksen juga memenangi tiga trofi Indonesia Super League (ISL), masing-masing pada musim 2008-2009, 2010-2011, dan 2013. Semuanya dijalani dengan status sebagai pelatih kepada Persipura Jayapura.
Rahmad Darmawan
Sosok yang akrab disapa RD ini merupakan pelatih lokal tersukses yang pernah meraih prestasi di Tanah Air. Kiprah menterengnya dimulai dengan membawa Persipura menjuarai Divisi Utama 2005.
Setelah itu, prestasi gemilang didapatnya dengan mengasuh Sriwijaya FC. Total, terdapat lima trofi yang dipersembahkan oleh Rahmad Darmawan untuk klub berjulukan Laskar Wong Kito tersebut.
Pertama adalah gelar juara Divisi Utama 2007-2008. Berikutnya, dia memenangi tiga edisi beruntung Piala Indonesia pada 2007-2008, 2008-2009, dan 2010. Terakhir, RD memberi trofi Piala Gubernur Kaltim 2018.
Sayangnya, prestasi gemilang itu masih belum berjalan. Paling mentok, RD terakhir membawa RANS Cilegon menjadi runner-up Liga 2 2021. Kini, dia kembali ke Liga 1 seiring keberhasilan RANS Cilegon promosi.
Robert Alberts
Pelatih berpaspor Belanda ini sebenarnya menghabiskan banyak kariernya di Malaysia. Tapi, kedatangannya di Indonesia langsung mencuri perhatian pada musim 2009-2010 dengan menangani Arema Indonesia.
Dia mampu mempersembahkan trofi juara ISL musim tersebut. Sayang, itu merupakan trofi pertama dan terakhir yang berhasil diraih oleh Robert Alberts selama berkarier di Indonesia.
Sisanya, dia harus puas dua kali menjadi runner-up. Pertama terjadi dengan menangani PSM Makassar di Liga 1 2018. Terbaru, Robert Alberts membawa Persib Bandung menduduki peringkat kedua juga di Liga 1 2021/2022.
Stefano Cugurra Teco
Nama yang satu ini paling fenomenal. Bagaimana tidak, Stefano Cugurra Teco merupakan pelatih yang mampu memenangi Liga 1 dalam tiga edisi terakhir. Itu bahkan dilakukan bersama dua tim yang berbeda.
Kariernya di Indonesia dimulai dengan menjadi pelatih fisik Persebaya Surabaya. Dia pun berada di bawah pimpinan Jacksen F. Tiago yang menjuarai Divisi Utama 2004. Teco baru berkarier sebagai pelatih kepada di Indonesia mulai 2017 bersama Persija Jakarta.
Bersama klub tersebut, Teco menyumbang trofi Liga 1 2018. Dia hijrah ke Bali United mulai awal 2019. Hasilnya, dua trofi Liga 1 berhasil diberikannya untuk Serdadu Tridatu dalam dua musim beruntung, masing-masing pada 2019 dan 2021/2022.